Kisah Relawan yang Jadi Orangtua bagi Burung-burung Langka

Birds of Prey tak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga menjadi rumah bagi 75 spesies burung pemangsa langka yang ada di dunia.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 06 Jun 2016, 11:00 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2016, 11:00 WIB
Birds of Prey
foto: weather

Liputan6.com, Jakarta Berlokasi di Inggris, pusat penelitian Birds of Prey telah lama menjadi daya tarik wisata sejak pertama kali dibuka untuk umum pada 1967. Menjadi pusat penelitian tertua yang didedikasikan untuk burung pemangsa, Birds of Prey memiliki koleksi lebih dari 75 spesies burung pemangsa langka yang ada di dunia, seperti elang dan burung hantu.

Seperti diberitakan laman weather, Senin (30/5/2016), wisatawan datang berbondong-bondong ke tanah lapang seluas 4 hektar untuk menyaksikan demonstrasi burung pemangsa yang dilepasliarkan. Tak hanya itu, mereka juga dihibur dengan taman yang dan kandang burung pemangsa yang spektakuler.

Bekerjasama dengan berbagai lembaga dan organisasi pecinta burung langka, Birds of Prey juga menjalankan program penangkaran. Program tersebut bertujuan membantu melindungi dan melestarikan populasi yang sehat dari spesies burung langka yang terancam punah di negara asal mereka.

foto: weather

Holly Cale dan Adam Chrisford, dua staf yang bekerja untuk Birds of Prey menceritakan pengalaman uniknya hidup bersama burung-burung langka sepanjang hidupnya. Menjaga dan merawat dari telur hingga mampu terbang, membuat kedua orang ini bagaikan ayah dan ibu bagi burung-burung tersebut. Bahkan kedekatannya dengan salah satu burung terbesar di dunia menjadi pengalaman seru yang tidak banyak dimiliki orang lain.

foto: weather

"Bahkan aku telah membuat akun twitter untuk burung condor terbesar di dunia ini," kata Holly cale.

Kini Birds of Prey dikunjungi banyak wisatawan yang tidak hanya ingin liburan, tetapi juga ingin mempelajari seluk beluk merawat dan menernak burung langka dari berbagai dunia.

foto: weather

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya