Liputan6.com, Jakarta Kayu lapuk yang sudah diterpa hujan, angin, dan panas mungkin tampak tak menarik yang dapat mengganggu pemandangan. Bongkahan kayu bekas pasti akan dianggap sebagai sampah yang tidak memiliki nilai.
Namun Anda tidak akan menganggap kayu lapuk sebagai sesuatu yang tak berguna bila melihat karya dari wanita ini.
Advertisement
Advertisement
Jika kebanyakan seniman menggunakan kayu baru atau kayu bekas yang kualitasnya masih bagus, tidak dengan wanita ini. Dia merubah kayu lapuk yang ada di sekitarnya menjadi sebuah karya seni yang mengagumkan.
Dilansir dari boredpanda, pada Kamis (6/10/2016) wanita ini bernama Debra Bernier, seorang seniman yang luar biasa dari Victoria, Kanada. Dia menggunakan bahan-bahan alami, seperti kayu lapuk, tanah liat, dan cangkang kerang untuk membuat patung yang luar indah.
Potongan-potongan yang rumit mewakili roh alam sebagai penggabungan antara manusia dengan bahan yang alami. "Ketika saya bekerja dengan kayu lapuk, saya tidak pernah mulai dengan kanvas kosong. Setiap bagian dari kayu lapuk sudah merupakan sebuah patung, yang diciptakan oleh sentuhan dari gelombang dan angin" Kata Debra.
Debra mengatakan, "Kayu memberitahukan sebuah cerita dan saya mencoba untuk memikirkan perjalanannya seperti ketika itu ada di tangan saya. Saya memperpanjang atau memperpendek kurva dan kontur yang sudah ada dalam bentuk yang familiar, dari hewan atau wajah seseorang."
Pematung ini terinspirasi oleh cintanya terhadap hal yang menurutnya paling suci di dunia, yaitu anak-anak, hewan, dan alam. "Potongan-potongan yang telah selesai adalah refleksi yang di dalamnya tidak hanya terdapat hidup saya, keluarga saya, dan anak-anak. Tetapi juga terdapat sesuatu yang kekal, koneksi suci kita semua saat berbagi dengan alam." katanya.
Debra jatuh cinta dengan pantai dan alam sejak masa kanak-kanak. Dia bersyukur mampu berbagi kecintaannya ini dan seninya dapat dinikmati oleh orang banyak. "Gadis kecil dalam diriku masih terpesona oleh bentuk kayu, matahari yang bersinar di atas air, halus, batu berwarna abu-abu, dan rumput laut yang asin. Kesederhanaan membawa saya lebih banyak kebahagiaan daripada kompleksitas. Saya berharap untuk berbagi dengan orang lain."
(Achmad Rully P)
Â