Catatan Yanti Airlangga Produser Eksekutif City of Love: Indonesia Punya Banyak Anak Muda Berbakat

Yanti Airlangga menjabat Produser Eksekutif musikal sinematik City of Love. Ia bangga Indonesia punya anak muda berbakat besar yang layak diberi panggung.

oleh Wayan Diananto diperbarui 09 Feb 2025, 08:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2025, 08:00 WIB
City of Love.
Suasana konferensi pers musikal sinematik City of Love yang digagas WBI Foundation di Jakarta. Ketua Umum WBI Foundation, Yanti Airlangga hadir dalam acara tersebut. (Foto: Dok. Tim WBI Foundation)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Ada nama Yanti Airlangga di balik pertunjukan musikal sinematik City of Love, yang akan digelar di Jakarta Internatonal Convention Center, dari tanggal 14 hingga 16 Februari 2025.

City of Love digagas Warisan Budaya Indonesia atau WBI Foundation. Yanti Airlangga menjabat sebagai Ketua Umum WBI Foundation sekaligus Produser Eksekutif City of Love.

Muskal sinematik ini digarap sutradara perah 2 Piala Citra Hanung Bramantyo dibantu Agus Noor dan Titin Wattimena. Komposer sekaligus gitaris Tohpati didapuk sebagai Music Director.

Berbincang dengan Liputan6, Yanti Airlangga menjelaskan alasan memproduksi City of Love. Ini berangkat dari sejumlah pemikiran dan fakta bahwa Indonesia sejatinya tak kekurangan anak muda bertalenta tinggi.

“Sebenarnya berapa musikal ini sudah dari tahun 2012,” katanya. “Yang tahun ini kepikiran kok banyak sekali anak muda bertalenta, punya potensi besar. Kebetulan juga saya Ketua Umum Warisan Budaya Indonesia Foundation,” Yanti Arlangga menyambung.

 

 

Sutradara Favorit Saya!

Poster Musikal Sinematik City of Love. (Foto: Dok. Instagram @tohpati)
Poster Musikal Sinematik City of Love. (Foto: Dok. Instagram @tohpati)... Selengkapnya

Dilandasi misi ingin memberi ruang atau fasilitas bagi anak muda untuk menyalurkan bakat seni, ia menginisiasi lanjutan kisah pertunjukan teater Prahara Cinta Badai Kasih yang disambut hangat masyarakat pada 2013.

Baginya, musikal sinematik City of Love adalah mimpi yang jadi kenyataan. “Saya di sini dibantu saudara-saudara, sutradara favorit saya, dikombinasikan dengan film juga (tata) panggung dan dinamakan musikal sinematik,” urainya.

Diberitakan sebelumnya, Yanti Airlangga mengakui, konsep musikal sinematik telah diidamkannya sejak lama. Ia bercita-cita menggelar pertunjukan yang mempertemukan para seniman lintas generasi untuk bersinergi atas nama cinta.

“Ini cita-cita saya sejak lama. Mempertemukan nama besar seperti Mas Hanung, Lukman Sardi, Marcell Siahaan, Devano Danendra, dan lainnya. Kami menciptakan kolaborasi, mewujudkan pertunjukan agar semua bisa ikut jatuh cinta,” kata Yanti Airlangga.

 

Benar-benar Terasa Kehadirannya

Marcell Siahaan
Sebagai seniman multibakat, Marcell Siahaan kembali ke panggung pertunjukan lewat musikal sinematik City of Love, di Jakarta dari 14 hingga 16 Februari 2025.... Selengkapnya

Terpisah, Marcell Siahaan menjelaskan, City of Joy mengusung cerita cinta, pengorbanan, kesalahpahaman, sesuatu yang menyakitkan tapi ujungnya membahagiakan. Sejatinya, cinta memiliki dua sisi yang bisa dirasakan bersamaan.

Tampil di pertunjukan panggung bukan hal baru bagi pelantun “Semusim” dan “Firasat.” Bukan berarti, menjalani proses produksi City of Love minim tantangan. Salah satunya datang dari ekspektasi tinggi calon penonton.

Marcell Siahaan menjelaskan, penonton konser dan drama musikal punya ekspektasi berbeda. “Kalau saya nyanyi, orang-orang tertentu datang karena ingin mendengar lagu itu saja. Mungkin enggak ingin melihat saya, hanya suara saya,” urainya.

“Kalau musikal sinematik, kami harus memaparkan semua. Kostum, nyanyi, gerak tubuh, dan presence di panggung. Itu menantang, membuat karakter yang saya perankan benar-benar terasa kehadirannya, karena panggungnya besar,” Marcell Siahaan menambahkan.

 

Semangat Latihan

Marcell Siahaan
Sebagai seniman multibakat, Marcell Siahaan kembali ke panggung pertunjukan lewat musikal sinematik City of Love, di Jakarta dari 14 hingga 16 Februari 2025.... Selengkapnya

Tantangan lain dalam fase persiapan yakni tak ada istilah “cut” dan “retake” layaknya syuting film atau sinetron. Saat syuting film, salah dialog bisa diulang sampai menemukan adegan yang dinilai sempurna. Dalam pertunjukan musikal, tidak ada.

“Kalau akting di film, ada yang namanya cut dan retake. (Dalam pertunjukan musikal) ini benar-benar real time. Sekali melakukan kesalahan ya sudah, itu akan jadi lukamu seumur hidup,” cetus Marcell Siahaan.

Saking antusias dan menjaga komitmen menampilkan yang terbaik, Marcell Siahaan rajin berlatih. Sepanjang pekan ini misalnya, para bintang musikal sinematik City of Love berlatih di Hall Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

“Makanya saya enggak ingin kehilangan momen-momen latihan. Saya usahakan bagaimana caranya kalau enggak ada halangan berat seperti sakit, saya selalu datang latihan,” bintang film Andai Ia Tahu membeberkan.

“Pulang pun setelah produser bilang: Selesai. Ini supaya saya bisa membangun chemistry dengan lawan main dan (menciptakan) semua atmosfernya,” Marcell Siahaan menambahkan. Sudah siap menonton City of Love?

 

 

 

 

Ladies on Wall
Infografis jejak seni grafiti di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya