Liputan6.com, Jakarta Disadari atau tidak, ekspektasi gender telah ditempatkan pada anak-anak, bahkan sebelum mereka bisa mengenali dunia sekitar. Tidak heran, jika anak-anak dengan usia sekitar 6 tahun juga mulai memahami ekspektasi ini dan secara mengejutkan, cara mereka melihat kecerdasan dan kepercayaan diri sendiri juga ikut terpengaruhi.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari mydomaine.com, Rabu (1/2/2017), sebuah studi terbaru pada gender dan kemampuan intelektual yang diterbitkan oleh Science, wanita mulai menganggap bahwa diri mereka tidak sepandai dan mulai tak percaa diri dengan anak-anak lainnya di usia yang sama adalah pada saat mereka berusia 6 tahun. Mengapa?
Untuk mendapatkan hasil tersebut, para peneliti mencoba bercerita tentang "smart person" atau orang pintar, tanpa menyebutkan jenis kelaminnya kepada sekelompok anak laki-laki dan perempuan dengan usia di bawah 6 tahun. Semua anak-anak yang berusia 5 tahun secara otomatis akan menebak bahwa cerita tersebut adalah tentang diri mereka. Namun hasil berbeda pada anak-anak di usia 6 tahun, anak-anak wanita cenderung tidak memiliki anggapan bahwa karakter cerdas tersebut adalah seorang anak perempuan.
"Di kemudian hari, semua perbedaan dalam persepsi anak-anak tersebut cenderung konsekuensial. Dalam sebuah makalah yang kami terbitkan dalam jurnal Science di tahun 2015, kami menemukan bahwa kaum wanita kurang terwakili di bidang yang memerlukan kecemerlangan atau karier bergengsi di tengah masyarakat, seperti sains dan teknik. Mungkin inilah akarnya, kembali pada bagaimana mereka di masa anak-anak," tulis New York Times.
Tentu saja, orangtua harus berperan untuk mengatasi hal ini. Anda bisa meningkatkan peran kaum wanita dengan sama-sama mendistribusikan pekerjaan rumah tangga antara anggota keluarga pria dan wanita. Cara ini juga bisa membantu menyeimbangkan aspirasi karier dan kepercayaan dini anak laki-laki dan perempuan.