Liputan6.com, Jakarta Jembatan bebas hambatan mungkin sudah tidak terdengar asing lagi di telinga Anda. Namun, bagaimana jadinya jika jembatan ini dikhususkan untuk hewan? Ya, hewan.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari mymodernmet.com, Jumat (17/2/2017), para aktivis yang bergerak di konservasi hewan telah melakukan berbagai macam penelitian dengan berbagai metode untuk menemukan cara menjaga hewan agar terhindar dari kematian saat melintas di jalan raya. Faktanya, banyak hewan yang memiliki habitat terpisah-pisah karena pembangunan jalan raya dimana-mana. Jembatan hewan dibangun guna melestarikan ekosistem hewan-hewan tersebut.
Di Amerika Serikat, pembangunan jalan raya diperkirakan mempengaruhi ekologi dari seperlima lahan negara dan tabrakan hewan yang terjadi menghabiskan biaya sekitar 8 miliar US Dolar per tahunnya. Jembatan layang atau underpass yang dibangun untuk hewan ini sangat membantu para hewan melintasi jalan raya dengan aman.
Jembatan untuk hewan ini pertama kali muncul di Perancis pada tahun 1950-an. Namun, Belanda adalah negara yang memiliki jemabatan hewan terbanyak di dunia, ada sekitar 66 jembatan untuk menjaga populasi hewan lunak, seperti luak, babi hutan, dan rusa.
Dalam 30 tahun terakhir, Kanada dan Amerika Serikat juga telah menggalakan pembangunan jembatan hewan untuk melindungi satwa liar di sana. Salah satu contohnya adalah Taman Nasional Banff, Alberta yang memiliki underpass dan jembatan layang telah meningkatkan konstruksi sejak pembangunan yang dilakukan 25 tahun yang lalu.
Namun, ternyata jembatan hewan tidak hanya dibangun untuk hewan-hewan besar. Sebuah jembatan di Pulau Christmas, Australia dibangun untuk membantu 50 juta kepiting merah migrasi.
Sedangkan di Washington ada jembatan yang diberi julukan Nutty Narrows Bridge untuk membantu para tupai menyebrang jalan.