Kerusakan Raja Ampat Jadi Momen Kampanye Wisata Sehat

Melalui kampanye #TemanTamanLaut, WWF Indonesia mengajak traveler mengenali dan menjaga keindahan kawasan konservasi.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 16 Mar 2017, 14:08 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2017, 14:08 WIB
Raja Ampat
Melalui kampanye #TemanTamanLaut, WWF Indonesia mengajak traveler mengenali dan menjaga keindahan kawasan konservasi.

Liputan6.com, Jakarta Rusaknya terumbu karang Raja Ampat sepanjang 13.500 meter akibat tertabrak kapal pesiar asal Inggris MV Caledonian Sky, tentu menjadi tragedi yang mengusik hati para pencinta wisata bahari. Mengingat selain menjadi destinasi wisata, Raja Ampat juga merupakan kawasan konservasi yang berperan penting menjaga keberlangsungan sumber daya laut dan ekosistem yang lebih luas.

Banyak hal yang bisa dilakukan traveler untuk tetap menjaga kelestarian laut. WWF, salah satu organisasi konservasi independen, baru-baru ini mengajak tiap orang untuk menjaga kelestarian alam laut melalui aplikasi Marine Buddies yang sudah tersedia di smartphone.

Melalui kampanye #TemanTamanLaut, WWF Indonesia mengajak traveler mengenali dan menjaga keindahan dan keunikan kawasan konservasi yang menjadi destinasi wisata di seluruh perairan di Indonesia, mulai dari Pulau Weh, Wakatobi, Alor, Hingga Raja Ampat. Tak hanya itu, melalui aplikasi tersebut, traveler juga bisa terlibat dan berkontribusi langsung dengan menilai kondisi suatu kawasan, mengawasi pengelolaan kawasan konservasi bahari, dan melaporkan aktivitas bahari yang tidak bertanggung jawab.

Benja Victor Mambai, Plt CEO WWF Indonesia, menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Kamis (16/3/2017) mengatakan, Marine Buddies bisa menjadi media informasi yang edukatif dan bisa mempengaruhi tiap orang untuk memiliki perilaku wisata yang lebih ramah lingkungan.

“Aplikasi ini dikembangkan supaya masyarakat ikut terlibat mengawasi pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam. Kontribusi masyarakat sangat penting untuk ditindaklanjuti pihak terkait, seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) maupun Kementerian Kingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),” ungkap Benja.

Sementara itu Ramon Tungka, publik figur sekaligus traveler yang akrab dengan dunia wisata bahari juga turut menggugah masyarakat untuk mau memulai perubahan, dengan memulai praktik wisata baharu yang ramah lingkungan.

“Banyak hal yang kita bisa lakukan untuk turut berkontribusi dalam ekowisata, misal dengan menilai dan mengawasi pengelolaan sumber daya dan keanekaragaman hayati laut di kawasan konservasi bahari lewat aplikasi Marine Buddies,” ujar Ramon.

WWF Indonesia sendiri terus mengingatkan masyarakat untuk mulai melakukan tiga langkah sederhana menjaga kelestarian alam bahari, yaitu mengenali kawasan konservasi, mendukung praktik wisata bahari yang bertanggung jawab, dan mengawasi pengelolaan kawasan konservasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya