Serunya Tradisi Siram Menyiram Laut Masyarakat Pulau Kelapa Dua

Tradisi tahunan Syukuran Laut masyarakat nelayan Pulau Kelapa Dua berlangsung sangat meriah.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 15 Mei 2017, 09:50 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2017, 09:50 WIB
Serunya Tradisi Siram Menyiram Laut Masyarakat Pulau Kelapa Dua
Tradisi tahunan Syukuran Laut masyarakat nelayan Pulau Kelapa Dua berlangsung sangat meriah.

Liputan6.com, Jakarta Tradisi tahunan Syukuran Laut masyarakat nelayan Pulau Kelapa Dua, Kelurahan Pulau Kelapa, Kecamatan Kepulaun Seribu Utara, Kepulauan Seribu, Sabtu (13/5) lalu, berlangsung sangat meriah. Pesta Laut ini digelar sebagai bentuk syukur penduduk pesisir laut atau masyarakat yang menggantungkan penghasilannya dari laut.

Puncak acara Pesta Laut yang ditandai dengan pembacaan doa di dua dermaga sandar Pulau Kelapa Dua. Lalu, kegiatan dilanjutkan dengan madua sipulung, duduk bersila bersama sambil menyantap hidangan yang telah disediakan

"Tradisi ini adalah bentuk kebersamaan, tidak ada beda antara pejabat dengan masyarakat. Semua duduk sama rata, bersila, tidak ada bangku atau kursi. Semua menjadi setara dihadapan sang pencipta," kata H. Amir, sesepuh sekaligus ketua Panitia Festival Pesona Bahari Pulau Kelapa Dua.

Usai bersantap bersama, dilanjutkan dengan aksi saling siram-menyiram air laut antar ratusan warga nelayan. Warga nelayan baik tua maupun muda, pria maupun wanita, juga anak anak dengan menggunakan kapal-kapal kayu begitu antusias saling siram dengan menggunakan ember maupun plastik yang terisi air untuk membasahi warga yang berada di kapal lainnya.

Selain di atas kapal nelayan, Aksi siram menyiram air juga dilakukan di daratan. Warga yang berada di sekitar dermaga juga tak mau ketinggalan untuk menyiram siapa saja yang lewat di depan mereka, termasuk seluruh undangan yang hadir.

"Ini memang menjadi tradisi sejak nenek moyang kami, aksi siram menyiram ini sebagai tanda berbagi keceriaan setelah setahun penuh kita mendapatkan rejeki dari hasil melaut. Tidak ada rasa marah saat disiram air, tanda kita semua bersyukur," katanya.

Apresiasi tinggi ditunjukkan Asisten Ekbang Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Arief Wibowo yang berharap, kegiatan Pesta Laut merupakan tradisi tahunan masyarakat nelayan Pulau Kelapa Dua yang telah berlangsung sejak 20 tahun lalu ini.

"Dukungan Kemenpar membuat kegiatan ini berlangsung sangat meriah dan menjadi makna dari Pesta Laut itu sendiri yakni sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT setelah selama satu tahun mengeruk hasil kekayaan laut berupa ikan," katanya.

Menanggapi hal ini, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti didampingi Kasubdit Promosi Wisata Pantai dan Pesisir Kemenpar I Nyoman Wija Sudiantara, menyatakan, Kemenpar memang sangat mendukung kegiatan di daerah yang telah ditetapkan menjadi destinasi 10 Bali baru ini.

Dia berharap agar pada tahun-tahun mendatang event ini dikemas lebih baik lagi dengan menggelar sejumlah acara pendukung. Menpar Arief Yahya punya rumus pre event, on event dan post event dalam mengemas promosi di media. Lalu strategi medianya harus convergence, dengan paid media, own media, social media dan endorser media.

"Tetap dilaksanakan oleh masyarakat dan pemerintah setempat, Kemenpar mendukung dan memberikan bantuan agar kegiatan berjalan lancar dan nuansanya tidak hilang," ujar Esthy.

Syukuran laut ini juga diisi dengan kegiatan parade kapal nelayan. Para nelayan telah menghiasi kapal menggunakan kertas warna dan memasang umbul-umbul dari kain panjang bercorak batik. Selain itu, di kapal juga dihiasi berbagai makanan pokok nelayan yang dijadikan bekal saat menangkap ikan.

"Letusan petasan menandai bergeraknya puluhan perahu hias nelayan ini mengitari Pulau Kelapa dan Pulau Kelapa Dua. Ini acara menarik dan harus dilestarikan," kata Nyoman.

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya