Banyak Diserbu Warga, Bazar GPS Banyuwangi Diperpanjang

Bazar Gerakan Stabilisasi Pangan yang berlangsung selama bulan Ramadan 1438 H ini akhirnya diperpanjang hingga akhir Juli 2017 mendatang.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 11 Jun 2017, 19:30 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2017, 19:30 WIB
Banyak Diserbu Warga, Bazar GPS Banyuwangi Diperpanjang
Bazar Gerakan Stabilisasi Pangan yang berlangsung selama bulan Ramadan 1438 H ini akhirnya diperpanjang hingga akhir Juli 2017 mendatang.

Liputan6.com, Banyuwangi Bazar Gerakan Stabilisasi Pangan (GSP) yang digelar Badan Urusan Logistik (Bulog) bekerjasama dengan Pemkab Banyuwangi, ramai diserbu warga. Kegiatan yang berlangsung selama bulan Ramadan 1438 H ini akhirnya diperpanjang hingga akhir Juli 2017 mendatang. Hingga memasuki minggu kedua Ramadan, tercatat belasan ribu kilogram sembako telah ludes terjual.

Kepala Sub Divre Bulog Banyuwangi, R. Gunadharma membenarkan bahwa GSP ini disambut baik oleh warga Banyuwangi. Mereka memanfaatkan program ini untuk mendapatkan sembako dengan harga lebih rendah dari harga pasaran.

“Sejak hari pertama digelar, bazaar kami selalu ramai dikerumuni warga yang ingin belanja sembako murah. Hingga Kamis 8 Juni kemarin, tercatat beras premium sudah tersalur sebanyak 11.136 kg, minyak goreng 2.259 kg, gula pasir 2.475 kg, bawang putih 379 kg, dan bawang merah 215 kg,” tutur pria yang karib disapa Awang dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Sabtu (10/6/2017).

Sejumlah bahan pokok yang dijual selama GSP ini meliputi beras premium, minyak goreng, gula pasir, tepung terigu, bawang putih, hingga bawang merah.

"Semua komoditas tersebut dijual di bawah harga pasar. Seperti bawang putih dijual dengan harga Rp. 41.000/kg. Beras premium dijual Rp. 9.850 /kg, minyak goreng dijual dengan harga Rp 11.100 / liter, gula pasir Rp. 11.900 /kg, dan bawang merah Rp. 21.000 /kg," katanya.

GSP sendiri dilakukan dengan membuka bazar tetap maupun keliling menggunakan kendaraan khusus. Bazar tetap digelar setiap hari di tiga titik di Kecamatan Banyuwangi, yaitu di depan Gedung Juang, Pasar Blambangan dan Pasar Banyuwangi. Serta di tiga gudang Bulog yaitu gudang Rogojampi, Genteng dan Srono. Sementara bazar keliling, digelar di lima titik secara bergantian. Yaitu Pasar Rogojampi, Sempu, Gendoh, Singojuruh dan Genteng.

Seperti yang terlihat di depan Gedung Juang Banyuwangi. Silih berganti pembeli membeli bahan kebutuhan pokok. Ny. Zainal salah satunya, dia sengaja mampir ke bazar ini sepulang menjemput putrinya dari sekolah. Dia membeli minyak goreng dan bawang putih.

“Awalnya penasaran, kok ramai sekali orang belanja, akhirnya iseng tanya harga. Eh ternyata memang selisih. Di sini harganya lebih murah, jadi saya langsung beli minyak dan bawang putih karena stok di rumah tinggal sedikit,” kata ibu berusia 36 tahun itu.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banyuwangi, Ketut Kencana menambahkan GSP akan diperpanjang hingga 31 Juli 2017. "Sedianya, dijadwalkan berakhir pada 30 Juni 2017. Namun, melihat animo masyarakat yang begitu besar kita ulur hingga akhir Juli," kata Ketut.

Menurut Ketut, perpanjangan pelaksanaan bazar ini untuk memberikan kesempatan pada masyarakat mendapatkan bahan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau dan mudah.

“Selain juga, mewaspadai terjadinya lonjakan harga sembako pasca lebaran. Ini juga upaya antisipatif pemkab untuk mencegah inflasi,” ujarnya.

Dalam pelaksanannya, GSP juga melibatkan 221 Rumah Pangan Kita (RPK) yang dikelola Bumdes. RPK sendiri merupakan sebuah warung atau semacam gerai yang menyediakan produk pangan langsung dari Bulog.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya