Menpar Menginspirasi Anak Muda untuk Bisnis di Sektor Pariwisata

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya terus menginspirasi anak-anak muda untuk berbisnis di sektor Pariwisata.

oleh nofie tessar diperbarui 11 Jun 2017, 11:15 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2017, 11:15 WIB
Menpar Menginspirasi Anak Muda untuk Bisnis di Sektor Pariwisata
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya terus menginspirasi anak-anak muda untuk berbisnis di sektor Pariwisata.

Liputan6.com, Bandung Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya terus menginspirasi anak-anak muda untuk berbisnis di sektor Pariwisata. Di acara Inspirasi Ramadan (Irama) di Masjid Salman ITB Bandung, Jumat (9/6), Menpar membagikan key success factor mengenai Pariwisata dan strategi bisnis yang diterapkan dalam sektor Pariwisata.

“Pariwisata itu bisnis yang paling menguntungkan, mudah dan murah,” kata Menpar Arief Yahya.

Diskusi interaktif diikuti 200 jamaah dan berlangsung selepas ashar hingga menjelang berbuka puasa. Dalam kesempatan itu, Menpar Arief Yahya menekankan pentingnya merubah perspektif bisnis dari mengutamakan performansi menjadi mengutamakan proyeksi.

"Bagi mahasiswa yang masih muda, harus banyak belajar, jangan lupa berkontribusi di Pariwisata, sektor yang proyeksinya paling bagus," ujar Menpar Arief Yahya.

Mantan Dirut PT Telkom itu juga mengajak anak-anak muda untuk berbisnis di sektor pariwisata, karena dinilai memiliki pangsa pasar yang besar. Apalagi di tengah gencarnya Pemerintah Indonesia menjadikan pariwisata sebagai leading sector. "Pariwisata sebagai penghasil devisa terbesar untuk Indonesia. Bisnis pariwisata memang keuntungannya kecil tapi anak-anak muda bisa ikut kembangkan," kata Menpar Arief Yahya.

Menurutnya, bisnis pariwisata memang keuntungannya sedikit demi sedikit. Namun jika dikombinasikan dan dikembangkan dengan baik maka hasil luar biasa yang didapat. Arief menyebutkan pariwisata itu tingkat keuntungannya 10-15 persen. "Tapi sebuah bisnis ada operasional return dan non-operational return yang disebut capital game," jelasnya.

Ia menambahkan, bisnis sektor pariwisata lebih banyak pada keuntungan non-operasionalnya. Itu yang cukup menjanjikan jika dikelola dengan baik apalagi dikombinasikan dengan ide-ide kreatif anak muda. Ada operational return, dan non operational return.

"Contohnya Anda memiliki 100 hektare, 10 hektare untuk pariwisata, itu akan menghasilkan operational return. Lalu, keuntungan atau kenaikan value dari 90 persen tanah yang tidak kita bangun ini lah yang disebut non operasional return. Itu yang bisa dimanfaatkan menjadi keuntungan berkali-kali lipat," ujar pria asal Banyuwangi itu.

Bisnis pariwisata pun disebutnya bermacam-macam, hal itu bisa dilihat dari potensi yang ada di sekitar wilayah masing-masing. Di mana ada tiga industri pariwisata yang menjadi potensi Indonesia yakni budaya, alam, dan industri kreatif.

Menteri yang juga lulusan ITB Bandung itu mengajak anak-anak muda dan mahasiswa bisa mengkombinasikan ilmunya dengan potensi pariwisata yang di sekelilingnya. Seperti Jawa Barat terkenal dengan industri kreatif dan potensi alamnya.

"Yang bisa rekan-rekan lakukan, kalau di sini ada anak arsitek dan sipil kombinasikan pariwisata dan properti. Itu yang paling menguntungkan," ucapnya saat memberikan kajian motivasi.

Acara yang bertujuan untuk memberikan pencerahan bagi jamaah, sambil menunggu waktu berbuka itu berlangsung dengan lancar dan substantif. Menpar Arief kembali menyampaikan pentingnya kebersihan sebagai bagian dari iman.

"Salah satu negara yang menurut penilaian World Economic Forum kotor itu Indonesia, maka kita harus malu, karena Islam mengajarkan kebersihan adalah sebagian dari Iman,” pungkasnya.


(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya