Indonesia Tawarkan Solusi Perkotaan di Seoul Lewat IAWS 2017

Seoul, kota kelas dunia dengan arsitektur tinggi, memiliki masalah yang harus diselesaikan. Indonesia tawarkan solusinya lewat IAWS 2017.

oleh Akbar Muhibar diperbarui 08 Agu 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2017, 13:30 WIB
Ini Masjid Jamie Darussalam Karya Arsitek Ridwan Kamil
Umat muslim saat beribadah di Masjid Jami'e Darussalam di Jalan Kebon Melati, Jakarta Pusat, Rabu (31/5). Berbeda dengan masjid yang biasanya identik dengan kubah, Masjid ini memiliki bangunan berbentuk segitiga. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta Seoul menjadi kota berkelas dunia dengan infrastruktur yang modern. Namun seiring bertumbuhnya kota, banyak permasalahan yang hadir dan harus diselesaikan salah satunya oleh para arsitek. Indonesia melalui karya terbaiknya akan menawarkan solusi perkotaan lewat Indonesian Architect Week Seoul 2017.

Diselenggarakan pada 2-10 September 2017 di Seoul, Korea Selatan, IAWS 2017 merupakan kegiatan yang mendukung UIA World Architects Congress 2017. Kegiatan ini sebelumnya pernah diselenggarakan di Tokyo pada tahun 2011 dengan nama Indonesian Architects Week Tokyo 2011. Tujuannya sendiri adalah mempopulerkan peran dan karya arsitek Indonesia pada dunia Internasional.

“Prosesnya sendiri cukup panjang, dipilih dari 200 karya yang masuk dan dikelompokkan dalam 5 kategori. Saya harap cukup representative dan mampu memperlihatkan Indonesia di Korea Selatan,” ungkap Danny Wicaksono, Kurator dalam IAWS 2017, Jumat (4/8/2017).

Pameran yang akan di selenggarakan di ART Space: cultural complex Haenghwa-Tang, Seoul ini, merupakan hasil kerjasama dan kolaborasi dari 54 karya arsitek Indonesia yang dikurasi oleh Danny Wicaksono dan Defry Ardianta. Tentunya hasil-hasil karya yang ditampilkan memiliki satu garis merah yang serupa, sehingga menggambarkan tema kongres UIA tahun 2017, yaitu “Soul of City”. Karya yang ditampilkan merupakan reaksi arsitek Indonesia, menghadapi situasi perkotaan yang terjadi dewasa ini.

“Berangkat dari kongres sendiri, mereka menyoroti tentang soul of city sendiri. Jika dibaca, menekankan peran arsitek untuk kota sendiri. Makin kompleks manusia, makin kompleks masalahnya,” ungap Defri.

Diharapkan pameran yang didukung penuh oleh Ikatan Arsitek Indonesia, Badan Ekonomi Kreatif, dan Kedutaan Besar Indonesia untuk Korea Selatan, dapat mewakili tempat dan daerah di Indonesia yang berbeda. Serta pengunjung di Seoul dapat memahami persoalan arsitektur dan cara penyelesaiannya.

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya