Liputan6.com, Halmahera Selatan Anda hobi mancing? Mau cari sensasi memancing ikan yang tidak biasa? Ayo ikut mancing di lautan lepas Kepulauan Widi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, 25-29 Oktober 2017!
Inilah turnamen memancing tingkat internasional terbesar di Indonesia. Namanya, Widi International Fishing Tournament 2017 (WIFT). Ajang ini akan diikuti 1500 peserta, 175 di antaranya merupakan peserta dari dari luar negeri.
"Saat ini sudah ada 350 kelompok. Selain negara ASEAN, ada Jepang, Australia, Korea Selatan, Spanyol, dan Amerika Serikat. Dan di lomba ini, kami mengelompokkan masing-masing kelompok menjadi 7 orang untuk satu perahu," ujar KH Abdul Gani Kasuba, Gubernur Maluku Utara, Jumat (29/9/2017).
Advertisement
Semua persiapan dilakukan sangat serius. Akses transportasi dan akomodasinya, semua sudah disiapkan. Maskapai penerbangan Sriwijaya pun ikut digandeng untuk menambah jadwal direct flight-nya. "Akses dari Jakarta menuju Halmahera harus melalui Ternate terlebih dahulu dengan menggunakan pesawat berbadan lebar. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju Halhamera Selatan dengan menggunakan pesawat jenis ATR yang bisa mengangkut penumpang sebanyak 70-80 orang. Dari Halmahera Selatan menuju Widi menggunakan speed boat sekitar 30 menit. Kita juga telah menyiapkan helipad di Widi, karena rencananya Presiden Jokowi akan hadir dalam pembukaan WIFT 2017 ini," ucap Abdul.
Sementara itu, untuk akomodasi penginapannya, seluruh wisatawan diarahkan untuk menyewa rumah penduduk. Selain mancing, peserta bisa ikut menikmati hasil pertanian di sana. "Kami desain sebagian peserta bisa menginap di rumah penduduk. Selain itu, untuk menyambut tamu, para penduduk sudah bercocok tanam jagung dan sebagainya mulai sekarang agar kita bisa memanennya bersama-sama," kata Abdul.
Untuk perlombaannya nanti, Rokhrim Dahuri, Ketua Panitia Pelaksana WIFT 2017, menyampaikan bahwa turnamen akan menggunakan standar internasional. "Turnamen ini akan mengikuti standar baku internasional yang sudah ditetapkan oleh IGFA (International Game Fish Association) dan TBF (The Billfish Foundation). Oleh karena itu, mereka hanya dapat menangkap beberapa spesies ikan tertentu," ujar Rokhrim.
Ia menambahkan, panitia juga telah melakukan survei dan ikan yang dipersyaratkan, baik dari kelompok billfish dan non-billfish, seperti tuna dan cakalang. Sepanjang tahun, ikan-ikan tadi dipastikan selalu ada di sana.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ikut mem-back up agenda ini. Semua yang berbau promosi, dipastikan bakal digas penuh oleh Divisi Pemasaran Pariwisata Nusantara. "Kita akan bantu promosikan WIFT 2017 ini. Pra even dipromosikan secara gencar. Mulai launching, awareness melalui media yang konvensional seperti TV dan radio, sosial media, juga big media atau own media. Selain itu, kita juga akan bantu gerak lewat endoser seperti blogger yang tergabung dalam GenPI (Generasi Pesona Indonesia)," ucap Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuty.
Arah yang dibidik jelas. Esthy ingin setiap daerah punya ikon pariwisatanya masing-masing. "Jember dengan JFC-nya, Tomohon dengan Flower Festival. Nah, kalau kita bicara Fishing Tournament, ya di Widi Halmahera Selatan. Ini akan kita genjot promosinya. Kita promosikan sejak sebelum even, saat even, dan setelah even juga kita viralkan dan evaluasi," kata dia.
Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, juga mengapresiasi kegiatan mancing tingkat internasional ini. "Pemerintah Provinsi sudah punya mimpi besar untuk mendorong Halmahera Selatan sebagai salah satu tujuan wisata memancing dunia. Semangat ini yang harus kita apresiasi. Dan jangan lupa, kegiatan sport tourism seperti ini media value-nya sangat besar. Peserta yang sudah profesional akan memviralkan aktivitasnya. Nanti akan semakin banyak yang tahu keindahan alam laut dan mancing di Halmahera Selatan. Ini yang utama untuk jadikan Widi Halmahera Selatan semakin mendunia," ujar Arief. (*)