Kunci Langsing Penduduk Vietnam, Harga Tanah yang Mahal

Ternyata harga tanah di Vietnam cukup mahal, intip penjelasan selengkapnya di sini.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 30 Okt 2017, 08:15 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2017, 08:15 WIB
Ternyata harga tanah di Vietnam cukup mahal, intip penjelasan selengkapnya di sini.
Ternyata harga tanah di Vietnam cukup mahal, intip penjelasan selengkapnya di sini. (Foto: Liputan6/Aditya Eka.P)

Liputan6.com, Jakarta Harga sepetak tanah di Vietnam tidak semurah di Indonesia. Satu meter persegi saja kira-kira 3.000 sampai 5.000 USD (Rp50 juta). Minimal pembelian tanah untuk bangun rumah pun dibatasi, tidak boleh lebih dari lima meter.

Jadi jangan kaget jika Anda melihat rumah di Vietnam, baik itu di Saigon, kota Da Nang, kota Hue, bahkan di Hanoi--rapat, kecil, dan menjulang. Masing-masing rumah bisa terdiri dari dua lantai bahkan lebih.

"Tapi tidak ada yang empat lantai. Kalau tidak tiga lantai, paling tinggi lima lantai. Ini berdasarkan feng shui, empat itu melambangkan kesialan," kata Phuong, pemandu wisata dari Golden Tour yang merupakan penduduk asli setempat.

 

Vietnam

Namun, kata Phuong, kebijakan dari pemerintah ini secara tidak langsung adalah upaya mencegah penduduk di Vietnam dari obesitas. Dan, betul saja, berdasarkan pengamatan Liputan6.com selama enam hari berada di sana, nyaris tidak pernah melihat, bertemu, atau berpas-pasan dengan orang-orang bertubuh gemuk. Yang ada malah membuat kami iri, karena rata-rata bertubuh langsing.

"Karena setiap harinya penduduk di sini naik dan turun tangga. Tidak bakal gemuk sekalipun makan banyak," kata Phuong.

Dia kemudian menjadikan dirinya sendiri sebagai contoh. Dari kecil Phuong tak pernah gemuk, karena kamarnya selalu berada di lantai paling atas, sementara tempat berkumpul keluarga serta meja makan berada di lantai dasar.

"Saya makan bisa tiga mangkok setiap hari, tapi tak gemuk-gemuk. Setiap hari naik turun tangga, dan setiap hari pula jalan kaki," ujar Phuong.

Ya, sama seperti penduduk Singapura, penduduk di Vietnam juga terbiasa jalan kaki. Jarak sejauh lima kilometer pun tak jadi masalah.

"Beda sama orang Indonesia (rombongan yang biasa dia pandu), baru jalan 500 meter sudah kelelahan," kata Phuong.

"Selain itu juga, di sini makannya rumput (sayur), tidak gorengan. Jadinya langsing-langsing," kata Phuong menambahkan.

Tak ketinggalan, menurut Phuong orang-orang Vietnam gemar makan buah. Saking sukanya sama buah, pedagang buah dapat dengan mudah ditemukan di pasar malam, atau di pinggir jalan. Anda bisa melihat sendiri jika dalam waktu dekat ada rencana berlibur di Vietnam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya