Ditakuti, Kenali Manfaat Nuklir yang Belum Banyak Diketahui

Mudah percaya hoax tapi takut dengan nuklir yang berbasis IPTEK, berikut ini penjelasan tentang manfaatnya yang belum banyak diketahui

oleh Novi Nadya diperbarui 16 Nov 2017, 10:32 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2017, 10:32 WIB
Banner Infografis Nuklir
Negara dengan senjata nuklir terbanyak

Liputan6.com, Jakarta Di zaman canggih berbasis teknologi ini, masih banyak orang yang percaya hoax atay hal yang tidak rasional. Misalnya pengobatan penyakit dengan disembur air sampai menggandakan uang. Padahal keduanya tidak masuk dalam logika sains.

Sedangkan temuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti pemanfaatan nuklir justru membuat banyak orang ketakutan. Stigma negatif tentang nuklir bisa jadi sebagai suatu bentuk ketakutan akan sesuatu yang tidak diketahui.

Padahal, nuklir memiliki potensi besar dalam berbagai bidang. Hal itu yang membuat Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia menggelar seminar media yang mengangkat tema Science Communication: Membangun Masyarakat Indonesia Berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

"Indonesia ini kan bangsa yang besar. Dengan sumber daya manusia yang dikelilingi oleh sumber daya alam, kita harus menjadi bangsa yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan begitu, kita tidak akan mudah tertipu oleh hal-hal yang tidak masuk akal." ujar Ali Ghufron Mukti, Direktur Jenderal Sumber Daya IPTEK dan DIKTI.

 

Kids Zaman Now Harus Tahu Tentang Nuklir

Seminar science communication
Diskusi seminar media mengenai science communication (Foto. Dok. Kemenristekdikti)

Di Indonesia sendiri, pengembangan teknologi nuklir dikembangkan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Berbagai manfaatnya nyata dirasakan membantu berbagai kehidupan, seperti bidang peternakan, pertanian, pertambangan, hingga kedokteran.

Selama tiga tahun berlakangan, Kemenristekdikti juga merealisasikan berbagai target, salah satunya memikat ketertarikan anak zaman now tentang nuklir. Apalagi generasi milenial menjadi pengguna aktif media sosial yang bisa menyampaikan pesan bagi kalangannya.

"Kami berharap banyak anak muda yang tertarik untuk studi nuklir. Kami berharap mereka tidak gampang ditipu dan percaya hoax. Melalui science communication, kami ingin semua berbasis rasional agar masyarakat menjadi knowledge citizen," pungkas Ghufron.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya