Buku-Buku Indonesia Mejeng di Kuala Lumpur International Book Fair

Indonesia hadir menjadi negara tamu di Kuala Lumpur International Book Fair (KLIBF) di 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Apr 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2018, 12:00 WIB
[Bintang] Begini Perbedaan Pecinta Buku di Instagram dan Dunia Nyata
Ilustrasi. Foto: buzzfeed.com

Liputan6.com, Jakarta Indonesia hadir menjadi negara tamu di Kuala Lumpur International Book Fair (KLIBF) di 2018. Momentum ini, menjadi kesempatan untuk meningkatkan posisi perbukuan dan karya kreatif Indonesia di kancah dunia dan menjadi yang terdepan di kawasan Asia Tenggara. Apalagi, di tahun 2019 indonesia juga akan menjadi market focus pada London Book Fair (LBF)

Kesempatan emas tersebut dimanfaatkan oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) melalui dukungan dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan juga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Ketua Umum IKAPI, Rosidayati Rozalina mengungkapkan pada KILBF ke-37 tahun ini, Indonesia bersama Arab Saudi dan negeri Kedah terpilih sebagai negara tamu. KLIBF kata dia sudah sejak lama telah menjadi ajang pertemuan para pecinta buku dengan penerbit-peneribit Malaysia dan mancanegara.

"Dari tahun 2013 hingga 2017 tercatat lebih dari 2 juta pencinta buku per tahun mengunjungi KLIBF," kata dia saat ditemui di Hotel Le Mariedien, Jakarta, Rabu (4/4/2018).

 

 

Potensi Buku Indonesia

Membaca Buku
Ilustrasi belajar

Pada KLIBF ini, kata Rosidayati Indonesia sebagai negara tamu akan tampil dengan konsep Business to Business (B2B) dan Business to Costumer (B2C). Tentunya dengan menampilkan keragaman produk industri kreatif seperti buku, boardgame, marchandise, karakter dan film.

"Untuk jumlah buku yang ditampilkan lebih dari 1.000 judul buku dari 45 penerbit," imbuhnya

Dia juga menyebut, masyarakat di Malaysia sejauh ini masih tertarik dengan buku-buku karya Indonesia seperti jenis fiksi maupun nonfiksi. "Fiksi, sastra, dan nonfiksi seperti buku-buku perguruan tinggi buku akademik itu mereka juga mencari. Banyak university sana yang bahkan juga mencari buku-buku perguruan tinggi dari Indonesia. Buku tentang kesehatan itu juga," ungkapnya.

Dengan begitu, dia berharap dengan menjadi negara tamu di KILBF akan mampu membawa pulang nilai yang besar. Terlebih, kata dia, harga jual di Malasyia jauh lebih besar dibandingkan di Indonesia.

"Kita berharap bisa sampai Rp 1 miliar ya. Kita bisa dapatkan segitu, jadi buku-buku dari pada penerbit ini bisa terjual. Karena memang harga jualnya di sana lebih bagus ya di banding di sini," ujarnya.

 

Perkembangan Penerbitan Indonesia

Ilustrasi buku
Ilustrasi (iStock)

Direktur Pengembangan Pasar Luar Negeri Bekraf, Boni Pujianti juga menyampaikan bentuk dukungannya. Bekraf kali ini memberikan sewa lahan dan konstruksi sebagai wadah yang wajib dipenuhi untuk memberikan akses bagi delegasi Indonesia agar tampil maksimal.

"Ini sebagai salah satu langkah Bekraf dengan terus serius mendukung perkembangan subsektor penerbitan Indonesia untuk menduina. Tahun lalu kami aktif mendukung kehadiran Indonesia di Frankfurt Book Fair, Asian Festival of Children's Content di Singapura, dan tahun ini Bekraf kembali mendukung kehadiran Indonesia senagai negara tamu di KLIBF," tandasnya. (Dwi Aditya Putra)

 

Simak juga video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya