Indonesia Siap Ramaikan London Book Fair 2018

etelah sukses menjadi tamu kehormatan di ajang Frankfurt Book Fair 2015 lalu, Indonesia kembali bersiap ikut ambil bagian di London Book Fair.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Apr 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2018, 21:00 WIB
Membaca Buku
Ilustrasi belajar

Liputan6.com, Jakarta Setelah sukses menjadi tamu kehormatan di ajang Frankfurt Book Fair 2015 lalu, Indonesia kembali bersiap untuk perhelatan buku internasional lainnya. Melalui London Book Fair (LBF) 2018, Indonesia juga akan menjadi market focus di 2019 pada perhelatan LBF terbesar tersebut.

"Sebagai country market focus di London Book Fair 2019, kami Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) ingin mengambil peluang ini untuk membawa sektor penerbitan di Indonesia dan sektor-sektor lainnya yang berkaitan untuk ke level selanjutnya," kata Wakil Kepala Bekraf, Ricky Joseph Pesik, di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu, (4/4/2018).

Dia menyebut, dengan menampilkan penulis-penulis termuka, penerbit dan warisan literasi dan budaya Indonesia yang kaya, dinilai akan mampu menyumbangkan kesempatan besar bagi sektor kreatif Indonesia. Terutama dalam sektor penerbitan.

Bekraf sebagai lembaga pemerintah non-kementerian yang bertanggung jawab di bidang ekonomi kreatif tidak sendirian. Namun juga bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

 

Menuju Market Focus

[Bintang] Begini Perbedaan Pecinta Buku di Instagram dan Dunia Nyata
Ilustrasi. Foto: buzzfeed.com

Untuk menuju market focus di London Book Fair 2019, kata dia Bekraf bersama Kemendibud tengah melakukan segala persiapan. Pada LBF tahun ini, panitia akan membawa sekitar 300 judul buku pada pameran buku terbesar LBF ke-47 yang bakal berlangsung di gedung pameran Olympia London tanggal 10-12 April ini.

Menyesuaikan dengan tema LBF tahun ini, "Taking Words Further Content Across Media" lanjutnya, Indonesia menyiapkan berbagai kesempatan bagi bidang industri kreatif di luar penerbitan buku untuk ikut ditampilkan pada pameran tersebut.

"Untuk itu, Selain menghadirkan buku-buku terpilih, Indonesia juga akan menayangkan film-film yang diangkat dari buku, di bawah kurasi Sekar Ayu Asmara, penulis, sutradara, dan produser film yang akan ikut serta ke LBF 2018 sebagai narasumber," ungkapnya.

Selain itu, lanjut dia akan ada peningkatan target pembelian hak cipta baik di bidang penerbitan maupun non buku, dari 2018 menuju 2019. "Tahun ini, kami menargetkan 35 judul, dan pada 2019 menjadi 50 judul. Untuk bidang non buku kami akan memasarkan 20 produk non buku seperti film, board game, dan application buatan Indonesia pada 2019 nanti," jelasnya.

Lewat kegiatan mempromosikan kekayaan literasi dan industrif Indonesia di LBF tahun ini, Ricky berharap kehadiran Indonesia sebagai market focus di LBF 2019 menjadi peluang besar untuk menjadikan bidang penerbitan dan industri kreatif dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

 

Jadi Negara Asia Pertama

Ilustrasi buku
Ilustrasi (iStock)

Ketua Harian Komite Pelaksana Indonesia Market Focus di London Book Fair 2019, Laura Prinsloo mengungkapkan, kesempatan ini menjadi sebuah kehormatan untuk tampil di panggung utama LBF, menjadikan Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang ditunjuk sebagai market focus di bursa buku internasional yang dikenal menduduki peringkat pertama dalam hal perdagangan hak cipta dan distribusi konten yang meliputi cetakan, audio, TV, film, dan saluran digital tersebut.

"Sejak tahun 2015, jumlah judul buku yang laku di luar negeri meningkat pesat, sampai pada angka di atas 1.000 judul, mengalahkan negeri lain di Asia Tenggara. Ini pencapaian yang sangat baik dan menjadi sebuah indikator karya anak bangsa mampu bersaing dan diminati pasar internasional," kata Laura.

Menurut laura, program-program dilaksanakan Komite Buku Nasional seperti residensi penulis, subsidi dana penerjemahan, pelatihan, saling berkesinambungan. "Ini adalah sinergi yang baik antara Bekraf dan Kemendikbud dengan para profesional di luar pemerintah dalam memajukan industri perbukuan tanah air dan merupakan bagian dari diplomasi budaya Indonesia melalui buku," tandasnya.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya