Mengenal Tekuluk, Penutup Kepala Khas Perempuan Jambi

Tekuluk bisa berbahan songket atau batik. Penutup kepala wanita Jambi itu sudah digunakan sejak abad ke-7.

oleh Putu Elmira diperbarui 03 Okt 2018, 05:00 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2018, 05:00 WIB
Tekuluk, Penutup Kepala Batik dan Songket Cantik Khas Jambi
Mengenal tekuluk, penutup kepala khas Jambi. (dok. Facebook Leni Fenedy/Putu Elmira)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Ada yang kenal dengan tekuluk khas Jambi? Penutup kepala wanita itu merupakan warisan leluhur yang mulai ditinggalkan. Biasanya, tekuluk menggunakan batik atau songket buatan setempat.

Keberadaan tengkuluk diketahui ada sejak zaman Kerajaan Melayu, yakni sebuah kerajaan di Pulau Sumatera sekitar abad ke-7. Pada masa itu, tekuluk digunakan kaum ibu dalam berbagai kegiatan dan kesempatan.

"Sudah ada dan berkembang di berbagai suku seperti Suku Kerinci, Suku Melayu Muda yang dipakai kaum ibu-ibu dalam kegiatan sehari-hari, upacara adat, sampai berdagang," kata penulis buku bertajuk Kuluk, Penutup Kepala Warisan Luhur dari Jambi, Nurlaini kepada Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Senin, 1 Oktober 2018.

Perempuan yang juga menjabat Kepala Museum Siginjei Jambi itu menuturkan, seiring perkembangan waktu, tekuluk mengalami perubahan bentuk. Hingga saat ini, ia mencatat terdapat 98 jenis tekuluk di Jambi.

Tekuluk Jambi
Tekuluk khas Jambi (dok. Facebook Leni Fenedy/Putu Elmira)... Selengkapnya

Tekuluk adalah kain yang bentuknya mirip pashmina. Penggunaannya tidak dijahit ataupun memakai alat bantu seperti peniti, melainkan hanya dililit dan diikat.

"Makna filosofis terletak pada kerapian yang tidak mengenakan peniti tetapi hanya diikat," ngkap Nurlaini.

Posisi juntai tekuluk juga menjadi satu fakta yang menarik untuk diketahui. Juntai yang jatuh di posisi kanan menandakan penggunanya telah menikah. Sedangkan, juntai di sebelah kiri berarti masih gadis.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya