Liputan6.com, Jakarta Noken adalah identitas buat masyarakat Papua. Tas yang sangat khas ini, sarat akan filosofi. Wisatawan yang penasaran, bisa hadir pada Festival Noken 2018. Kegiatannya akan diisi dengan atraksi budaya, dan exhibition.
Festival Noken 2018 akan dihelat pada 4-5 Desember. Festival ini akan berlokasi di Gedung MRP, Kotaraja, Abepura, Jayapura, Papua. Tema yang diangkat adalah ‘Wonderful Papuan Traditional Bag’, Festival Noken 2018 akan mengekaplorasi budaya Papua secara utuh.
Plt Deputi Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, festival ini sangat menginspirasi.
Advertisement
“Festival Noken selalu jadi momentum paling ditunggu. Sebab, ada banyak inspirasi yang diberikan oleh event ini. Wisatawan bisa mengeplorasi budaya Papua melalui sebuah noken secara detail,” ungkap Giri Adnyani, Senin (3/12).
Legitimasi terhadap noken sudah diberikan UNESCO pada 4 Desember 2012 silam. UNESCO mengakui noken sebagai warisan budaya tak benda. Pengakuan ini sekaligus menjadi ‘konservasi’ kekayaan intelektual Papua. Sebab, noken dimiliki oleh sekitar 250 suku bangsa di Papua juga Papua Barat.
Menjadi warisan budaya dunia, noken sangat lekat dengan keseharian masyarakat Papua. Benda ini pun multifungsi. Untuk noken ukuran besar, biasanya digunakan untuk mengangkut beragam barang. Ada hasil pertanian, kayu bakar, hingga barang kebutuhan hidup sehari-hari. Noken juga biasanya dipakai dalam upacara adat. Lebih lanjut, noken yang berukuran kecil berfungsi sebagai tas sekolah.
“Noken ini luar biasa. Ada banyak experience terbaik yang akan diterima wisatawan bila berkunjung ke sana. Sebab, Festival Noken ini juga membagikan inspirasinya dalam bentuk lain. Yang pasti festival ini juga memberikan banyak kemeriahan dan kegembiraan,” terang Giri Adnyani.
Menjanjikan banyak inspirasi, Festival Noken 2018 memiliki sub event. Pameran Noken hingga Diskusi Panel. Pameran Noken ini akan memajang beragam jenis dan ukuran Noken lengkap dengan nilai histori yang dimilikinya. Pengetahuan pengunjung akan disempurnakan melalui Diskusi Panel. Diskusi ini pun akan meluncurkan buku ‘Sang penggali Noken-Perjuangan di Tengah Pengakuan Dunia’.
Memasuki tahun ke-6, Festival Noken 2018 juga menampilkan beragam atraksi budaya. Sub event dari festival akan menampilkan ‘Filosofi Noken dalam Adat dan Budaya’. Lalu, keindahannya akan diberikan melalui simulasi ‘Merajut 60 Noken dalam Sehari’.
Giri Adnyani menambahkan, pengunjung bisa belajar dari dekat bagaimana cara membuat sebuah noken.
“Bukan hanya menikmati, pengunjung festival juga bisa berinteraksi. Mereka bisa menggali banyak hal terkait noken ini. Lalu, belajar bagaimana proses pembuatannya. Yang jelas, Festival Noken jadi destinasi budaya terbaik. Apalagi, segala sesuatu menyangkut budaya Papua bermuara pada nilai eskotis,” kata Giri Adnyani.
Kental dengan nuansa budaya dan tradisi, Festival Noken 2018 juga menyelipkan rasa modern. Menjadi penegas kekayaan event, festival ke-6 akan menampilkan live music melalui banyak group band. Ada juga slot besar bagi para penikmat seni dua dimensi. Program ‘Belajar Alam Fotografi dan Videografi Noken’ akan disajikan. Selain itu, Pemutaran Film-Film Dokumenter Noken diberikan.
“Festival Noken ini event yang besar. Wisatawan ini akan dimanjakan oleh beragam kekuatan budaya Papua, khususnya noken. Sebab, noken ini sangat lekat dengan masyarakat di sana. Bukan hanya proses pembuatannya, cara mengenakan noken juga unik,” jelas Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Ricky Fauziyani.
Festival Noken 2018 juga ikut memajang kekayaan hasil buminya. Pameran berupa ‘Pasar Murah Hasil Kebun’ pun akan ditampilkan. Sebab, Papua ini terus menggenjot potensinya sebagai sentra pangan di wilayah Indonesia Timur. Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, Papua memiliki banyak potensi.
“Papua memiliki banyak potensi. Kekuatan ini akan ditampilkan dalam Festival Noken 2018. Wilayah ini memiliki paket lengkap. Selain atraksinya, Papua juga didukung aksesibilitas dan amenitas luar biasa. Ada banyak pilihan flight menuju Papua setiap harinya. Hotelnya juga banyak pilihan. Jangan lewatkan juga kulinernya yang khas dengan cita rasa terbaik,” tutup Arief Yahya.
(*)