Studi: Ikan-Ikan dari Teluk Ambon Aman Dikonsumsi, tapi...

Sebelumnya penelitian tentang keamanan makan ikan dari Teluk Ambon, tersebar berita banyak ikan mati mengambang karena ledakan fitoplankton.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jan 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2019, 06:00 WIB
Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Ambon - Hasil penelitian Pusat Penelitian Laut Dalam (P2LD) LIPI, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Pattimura, dan Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Ambon, menyatakan ikan di Teluk Ambon aman untuk dikonsumsi masyarakat.

Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menyatakan, pasca-ledakan alga atau fitoplankton (blooming algae) di Teluk Ambon, beredar informasi di media sosial maupun media massa bahwa banyak ikan mati mengambang di Teluk Ambon.

Menyikapi perkembangan berita yang terjadi di masyarakat, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon berkoordinasi dengan berbagai lembaga dan instansi untuk mendapatkan informasi lengkap, akurat dan menyeluruh terkait fenomena ledakan fitoplankton di Teluk Ambon.

"Kita melakukan rapat koordinasi dengan LIPI, Fakultas Perikanan dan Kalautan Unpatti, TNI AL, Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Ambon, serta Balai Perikanan Budidaya Laut, untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat," katanya, dilansir Antara, Selasa, 22 Januari 2019.

Richard menyatakan, setelah rapat koodinasi, seluruh stakeholder meneliti dan mengkaji berita tersebut. Hasilnya adalah tidak terjadi kematian ikan secara massal di Teluk Ambon dalam karena blooming algae.

Ledakan alga atau fitoplankton terjadi, tetapi belum menimbulkan dampak yang negatif bagi pembudidaya ikan di keramba jaring apung, karena kualitas air masih dalam kondisi baik, atau masih dalam kriteria baku mutu untuk perkembangan adan pertumbuhan biota laut ukan.

Selain itu, mutu ikan, katanya, berdasarkan pengujian organoleptik di keramba jaring apung di Teluk Ambon dalam, masih baik (skor nilai 8), sehingga ikan-ikan aman untuk dikonsumsi.

Hati-Hati dengan Kerang

Menu Maksi: Kerang Rebus Sambal Kacang Nanas
Sambal kacang nanas yang matching banget dimakan bareng kerang rebus.

Masyarakat diimbau untuk berhati-hati mengkonsumsi beberapa jenis kerang di Teluk Ambon dalam, mengingat ada yang memiliki konsentrasi saksitoksin yang melebihi ambang batas yang diisyaratkan FAO 2004.

Menindaklanjuti hasil penelitian, kata Richard, pihaknya bersama instansi dan lembaga terkait akan membangun jejaring, dan terus memantau ledakan fitoplankton tersebut untuk mengantisipasi dampak yang lebih besar.

Dalam waktu dekat juga akan digelar forum grup diskusi, yang melibatkan narasumber yang kompeten, dan diikuti berbagai pemangku kepentingan di Ambon. Hal itu bertujuan untuk mendapatkan rekomendasi konkret bagi penyelamatan Teluk Ambon.

Selain itu, bahan pencemar ke Teluk Ambon akan dikendalikan secara berkelanjutan, khususnya sampah atau limbah domestik, maupun limbah pertanian, serta buangan limbah dari kapal (sewage).

Ia menambahkan, yang terpenting masyarakat jika menemukan kejadian seperti perubahan air secara tidak wajar dan riba-tivam atau kematian secara mendadak biota laut, segera laporkan ke Pemkot Ambon melalui layanan pengaduan masyarakat.

"Masyarakat dapat mengirimkan SMS ke nomor kontak 08114706999. Kami juga mengharapkan masyarakat dan media untuk tetap bijak dalam menerima informasi," ucap Richard.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya