Cerita Akhir Pekan: Mendekatkan Permainan Anak Tradisional Lewat Kampung Dolanan

Anak-anak daerah mana yang masih familiar dengan beragam permainan anak tradisional? Tak hanya menyehatkan secara fisik, permainan tersebut juga menyehatkan mental.

oleh Putu Elmira diperbarui 13 Apr 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2019, 10:00 WIB
Membangkitkan Kembali Eksistensi Permainan Tradisional Indonesia
Seorang anak bermain permainan tradisional lompat tali di RPTRA Melati Duri Pulo, Jakarta, Sabtu (13/10). Traditional Games Returns (TGR) mengampanyekan permainan tradisional Indonesia untuk membangkitkan eksistensinya. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Masihkah ada yang mengalami hal ini? Saat-saat bermain bersama teman di taman setelah pulang sekolah atau sore hari. Deretan anak-anak berbaris menunggu giliran bermain bete tujuh, atau berlomba menyembunyikan diri lewat permainan petak umpet.

Kesenangan bermain di luar bersama kawan untuk bermain permainan tradisional nampaknya kini sudah dilupakan. Anak zaman sekarang lebih memilih bermain game online lewat smartphone ketimbang main di luar rumah.

"Kebanyakan kami lahir di tahun 90an, jadi kami ingin melestarikan sekaligus bernostalgia dengan permainan tradisional yang ada pada saat itu," ujar Usamah, dari komunitas Kampung Dolanan, Rabu, 11 April 2019.

 

 

Permainan Tradisional
Display dan edukasi permainan tradisional oleh Kampung Dolanan di Perpustakaan Pusat, Universitas Indonesia (dok. Istimewa/Fairuz Fildzah)

Kampung Dolanan merupakan satu dari sedikit komunitas yang ingin melestarikan permainan tradisional. Usamah dan teman-temannya melihat kebiasaan bermain bersama anak beralih menjadi main game online bersama.

Padahal, permainan tradisional mengandung banyak manfaat. Selain meningkatkan kemampuan berinteraksi anak dengan sekelilingnya, beragam permainan tradisional juga bisa menyehatkan fisik maupun psikis anak.

"Pemeran utamanya adalah anak-anak itu sendiri yang memainkannya. Anak-anak yang memainkannya itu juga dalam rangka melestarikan permainan tradisional sebagai identitas bangsa kita," jelasnya.

Untuk kembali mempopulerkan permainan tersebut, Kampung Dolanan banyak mengadakan acara di Car Free Day (CFD), taman kota, sekolah, atau area olahraga. Mereka membawa berbagai permainan tradisional, memperlihatkan, mengenalkan, serta bermain bersama anak-anak. Permainan yang dikenalkan seperti enggrang, bakiak, galasin, bete 7, karet, hulahup, ular tangga, gasing, dan masih banyak lagi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kebiasaan Anak Sudah Berbeda

Permainan Tradisional
Anak-anak sedang bermain karet di acara Kampung Dolanan, Transmart Depok (dok. Istimewa/Fairuz Fildzah)

Ia mengatakan tak mudah membiasakan anak-anak zaman sekarang dengan permainan tradisional. Salah satunya adalah kebiasaan anak-anak yang kebanyakan sudah terpapar gawai. Orangtua berkontribusi atas persoalan tersebut.

"Tidak hanya anak-anak yang berperan menjaga kebiasaan bermain yang baik, tapi orangtua juga punya peran untuk mengedukasi anaknya bermain permainan yang baik dan menyehatkan," sahutnya.

Anak-anak yang datang ke acara Kampung Dolanan pun merasa senang. Usamah mengaku anak-anak yang baru mengenal terlihat ceria bermain permainan tradisional. Tak hanya anak-anak, anak kelahiran 90an serta orangtua pun ikut bernostalgia saat melihat berbagai permainan dimainkan.

"Orangtua sangat mendukung kegiatan ini, Menurut mereka, kegiatan display dan edukasi permainan tradisional mestinya diperbanyak karena memberikan pengaruh postif terhadap anak," katanya. (Fairuz Fildzah)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya