Gulai Kambing, Menu Buka Puasa Favorit di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta

Biasanya, gulai kambing dihidangkan sebagai menu buka puasa di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta setiap hari Kamis.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mei 2019, 17:10 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2019, 17:10 WIB
Gulai kambing ala rumah makan Blok M di Melbourne, Australia. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)
Gulai kambing ala rumah makan Blok M di Melbourne, Australia. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Yogyakarta - Ada rencana berbuka puasa di Masjid Gedhe Kauman di Yogyakarta? Pihak takmir masjid menyiapkan hidangan istimewa bagi para jemaah selama Ramadan, yakni gulai kambing.

Dilansir Antara, Minggu, 5 Mei 2019, masakan berkuah kental dengan bahan utama daging kambing itu merupakan menu buka puasa favorit dan paling populer di masjid yang didirikan Sri Sultan Hamengku Buwono I pada 1773 itu. Tak sedikit masyarakat, baik lokal maupun luar daerah, yang hafal dengan jadwal penyajian menu tersebut, yakni setiap Kamis selama Ramadan.

Ketua Takmir Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Azman Latif mengatakan bahwa pemilihan gulai kambing sebagai menu pertama buka puasa dilakukan berdasarkan pertimbangan banyaknya warga Yogyakarta maupun masyarakat dari luar daerah yang menyukai sajian tersebut.

Tujuan utama pihaknya menyiapkan menu makanan berupa gulai kambing, yakni untuk membuat masyarakat merasakan kegembiraan Ramadan. "Kami punya kewajiban menggembirakan orang beribadah. Mereka harus kita dukung jangan sampai beribadah dalam keadaan sedih dan susah," kata Azman.

Penyajian menu gulai kambing itu merupakan tradisi khas di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta yang sudah mengakar sejak Pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, serta pada masa kehidupan pendiri Muhammadiyah, Kiai Haji Ahmad Dahlan, pada 1868-1923.

Pada saat itu, Raja Keraton Yogyakarta memulai tradisi memberikan sedekah kepada kaum duafa, berupa menu makanan gulai kambing. Hingga saat ini, tradisi tersebut masih dilanjutkan di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta selama Ramadan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jangan Sampai Ketinggalan

Tradisi Ramadan
Masjid Sabiilurrosya.ad, Dusun Kauman, Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melestarikan tradisi berbuka puasa dengan bubur lodeh. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Sebelum tiba waktu berbuka dan menyantap hidangan menarik itu, masyarakat biasanya sudah mulai berdatangan sejak pukul 16.00 WIB. Pada pukul 17.00 WIB, serambi masjid sudah dipenuhi masyarakat yang datang dari berbagai daerah untuk mengikuti pengajian menjelang buka puasa.

Selain jemaah dari kalangan umat Muslim, tidak jarang masyarakat dari latar belakang berbeda turut menghadiri acara buka bersama secara gratis di masjid tersebut.

Menu buka puasa yang akan dihidangkan berjumlah antara 1.400-2.000 bungkus setiap hari. Selain gulai kambing, aneka menu tradisional lain juga disajikan pada kesempatan tersebut, yakni brongkos, asem-asem ayam, sambal goreng krecek, serta opor ayam.

Seluruh hidangan takjil di Masjid Gedhe Kauman merupakan murni hasil gotong royong atau sumbangan dari masyarakat. Pada Ramadan tahun ini, banyak masyarakat yang berbondong-bondong berdonasi hingga terkumpul dana dengan total Rp 650 juta.

Jumlah tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebagai contoh, pada 2009 sumbangan donatur mencapai Rp 130 juta dan pada 2010 terus meningkat jadi Rp 170 juta.

Selain keperluan takjil, dana dari sumbangan yang terkumpul dari masyarakat tersebut juga digunakan untuk membiayai beragam keperluan ragam kegiatan Ramadan lain di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta itu.

Seleksi Ketat

Jamaah Tadarus Alquran di Masjid Kauman Semarang Membeludak
Sejumlah Jamaah membaca Alquran di Masjid Kauman Semarang, Senin (29/5). Selama Ramadan di Masjid diselenggarakan pengajian Al qur'an 30 juz yang dipimpin oleh imam besar KH Muhammad Naqib Nur. (Liputan6.com/Gholib)

Sebagai masjid bersejarah yang lekat dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, penyajian makanan berbuka puasa di sini tidak bisa sembarangan. Seluruh hidangan yang akan disajikan melalui seleksi ketat dari belasan pelaku usaha katering, antara lain mulai dari aspek rasa, kebersihan, kesehatan, hingga penyajian.

Di samping menyangkut kualitas, aspek kesehatan dan kebersihan memang adi prioritas utama. Hal itu dilakukan untuk melindungi para jemaah dari keracunan makanan atau hal lain yang tidak dikehendaki.

Untuk memastikan kesehatan masakan terjamin, pihak panitia bahkan harus mengecek kondisi tempat memasak di masing-masing pemilik usaha katering.

Yayanti, salah satu pengusaha katering yang akan menyajikan gulai kambing di Masjid Gedhe Kauman mengakui bahwa pihaknya harus bersaing dengan pengusaha katering lain.

Meski hampir setiap tahun lolos sebagai salah satu penyaji hidangan buka puasa di masjid itu, setiap Ramadan, Yayanti harus kembali mengikuti tahap seleksi secara ketat sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.

Hanya 11

Tradisi Ramadan
Masjid Sabiilurrosya.ad, Dusun Kauman, Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melestarikan tradisi berbuka puasa dengan bubur lodeh. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Dari puluhan usaha katering yang mengajukan, menurut Yayanti, hanya 11 katering yang dinyatakan lolos bekerja sama dengan pihak takmir Masjid Gedhe Kauman pada Ramadan tahun ini.

Untuk memasak gulai kambing yang sehat dan berkualitas, warga kompleks Masjid Gedhe Kauman itu mengakui bahwa dirinya harus mencari penyedia daging kambing yang telah dikenal dalam menerapkan metode penyembelihan hingga pengelolaan daging kambing sehat, serta sesuai ketentuan.

Untuk penyajian 1.800 bungkus masakan gulai kambing pada hari pertama, pemilik warung makan di Jl. K.H. Ahmad Dahlan, Kota Yogyakarta itu diminta menyediakan sebanyak 350 bungkus.

Adapun 1.450 bungkus lainnya disajikan sejumlah pengusaha katering lain yang juga dinyatakan telah memenuhi syarat oleh takmir masjid. Untuk harga setiap satu bungkus gulai kambing, takmir membeli Rp 11 ribu dari Yayanti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya