Kembangkan Wisata Perkotaan, Kemenpar Gelar Bimtek di Belitung Timur

Kementerian Pariwisata berencana menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Wisata Perkotaan di Guest Hotel Belitung Timur, 14-15 Juli 2019 mendatang.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 11 Jun 2019, 10:05 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2019, 10:05 WIB
Kembangkan Wisata Perkotaan, Kemenpar Gelar Bimtek di Belitung Timur
Pantai di Belitung Timur.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata berencana menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Wisata Perkotaan di Guest Hotel Belitung Timur, 14-15 Juli 2019 mendatang. Acara ini sebagai tindak lanjut atas hasil Forum Group Discussion (FGD) yang sudah dilaksanakan pada tanggal 15 Februari lalu.

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, bimtek ini memiliki output produk wisata berupa pengemasan dan pemaketan wisata perkotaan di Belitung Timur. Adapun tujuannya antara lain untuk meningkatkan kapasitas pelaku wisata perkotaan dan terbentuknya paket - paket wisata perkotaan di daerah setempat.

Diakuinya, pengembangan wisata perkotaan dihadapkan pada permasalahan mendasar berupa manajemen pengelolaan kawasan yang belum terintegrasi antarsektor. Selain itu, masih tingginya keegoisan antar individu dan sektor.

“Kita juga melihat masih kurangnya kemampuan guide atau pengelola dalam hal interpretasi dan story telling. Kemudian, belum optimalnya pengelolaan berprinsip go digital,” ujarnya, Senin (10/6).

Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar Oneng Setya Harini berharap, melalui bimbingan teknis ini dapat terbentuk paket - paket wisata yang berdaya saing dan memiliki nilai jual. Dengan adanya bimbingan teknis pengembangan wisata perkotaan, mudah-mudahan dapat memberikan manfaat bagi pelaku industri, pengelola daya tarik, masyarakat dan juga pemerintah daerah.

Menurutnya, pariwisata merupakan salah satu sektor tulang punggung pembangunan ekonomi Indonesia. Ini juga tercantum dalam nawa cita Presiden Republik Indonesia. Dimana, sektor lainnya adalah pertanian, perikanan dan kelautan, energi, serta industri.

“Pariwisata Indonesia memiliki banyak keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Tahun ini, pariwisata diproyeksikan menjadi sektor penghasil devisa terbesar di Indonesia. Melampaui sektor migas, batubara dan minyak kelapa sawit. Tahun ini juga, pariwisata Indonesia ditarget menjadi destinasi terbaik di kawasan regional. Bahkan mampu melampaui ASEAN,” bebernya.

Indonesia patut berbangga dan menyambut baik dengan pencapaian ini. Namun, peningkatan ini perlu diimbangi dengan kesiapan destinasi yang ada. Baik dari segi atraksi, aksesibilitas, amenitas, maupun kesiapan SDM. Khususnya di kota-kota yang menjadi tujuan wisata.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, pariwisata adalah kunci pembangunan, kesejahteraan dan kebahagiaan. Setidaknya ada beberapa alasan kenapa sektor pariwisata patut didorong perkembangannya.

“Pertama, dengan meningkatnya destinasi dan investasi pariwisata di Indonesia, menjadikan pariwisata sebagai faktor kunci dalam pendapatan ekspor. Termasuk penciptaan lapangan kerja, pengembangan usaha, dan infrastruktur,” jelasnya.

Kedua, pariwisata telah mengalami ekspasi dan diversifikasi secara berkelanjutan. Sehingga menjadi salah satu sektor ekonomi terbesar yang mengalami pertumbuhan tercepat di dunia. Hal ini dibuktikan bahwa meskipun negara-negara di dunia mengalami krisis global beberapa kali, namun jumlah orang yang melakukan perjalanan wisata di tingkat internasional menunjukkan pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun.

“Dalam skala global, sektor pariwisata mampu mempertahankan pertumbuhan. Antara lain ditunjukkan dengan pertumbuhan terhadap pdb 0,2%, ekspor dunia 2,3%, dan pertumbuhan jumlah wisatawan dunia mengalami kenaikan 0,4 miliar,” kata mantan Dirut Telkom ini.

Menteri Pariwisata Terbaik Asia Pasifik ini menegaskan, sektor pariwisata menjadi prioritas nasional dalam RPJM 2015–2019. Dengan target 20 juta wisatawan mancanegara, dan 275 juta wisatawan nusantara di akhir periode. Selain itu, pariwisata juga ditargetkan menjadi penyumbang devisa sebanyak Rp260 triliun.

 

(*)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya