Diklaim Halal, Kelab Malam Pertama di Arab Saudi Tuai Kontroversi

Untuk malam perdana beroperasi, kelab malam pertama di Jeddah, Arab Saudi itu mengundang Ne-Yo untuk bernyanyi. Namun, pengunjung kelab kecewa.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 14 Jun 2019, 13:03 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2019, 13:03 WIB
Diklaim Halal, Kelab Malam Pertama di Arab Saudi Tuai Kontroversi
Ilustrasi kelab malam. (dok. photo by Lucas Law on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kelab malam dibuka untuk pertama kali di Jeddah, Arab Saudi, pada Kamis malam, 13 Juni 2019. Klub malam bernama White yang merupakan cabang dari Dubai tersebut diklaim sebagai klub malam halal.

Pada malam pembukaannya, kelab malam tersebut berencana mengundang penyanyi AS, Ne-Yo. Sejumlah promosi pun dilakukan untuk mengundang pengunjung, termasuk lewat laman Facebook mereka. Namun, pada malam pertama operasionalnya, sejumlah kekacauan terjadi.

Pada kolom komentar, pengunjung yang telah membeli tiket mengaku, pertunjukan perdana di kelab malam tersebut malah dibatalkan. Di sisi lain, otoritas setempat mengaku tak pernah memberi lampu hijau atas keberadaan klub itu.

Dilansir dari laman Al Jazeera, Jumat (14/6/2019), Otoritas Hiburan Umum Arab Saudi mengumumkan lewat akun Twitter resmi bahwa mereka akan segera menginvestigasi video memperlihatkan interior kelab malam tersebut.

"Berdasarkan informasi yang disampaikan pada kami, acara (Project X) itu pelanggaran atas prosedur hukum dan akan segera ditindak, serta tidak pernah diizinkan oleh badan," demikian pernyataan yang tertulis.

Lembaga itu menambahkan, awalnya mengeluarkan lisensi untuk kegiatan lain. Namun, pihak kontraktor disebut mengambil keuntungan berlebihan atas lisensi tersebut sehingga melakukan sejumlah pelanggaran serius dan tidak dapat diterima.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Polemik di Masyarakat

Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)

Sebelumnya, sejumlah media lokal melaporkan rencana pembukaan klub malam halal pada Kamis di tepi laut Jeddah. Klub serupa sebelumnya dibuka di Dubai dan Beirut.

Klub malam itu direncanakan dibuka mulai pukul 10 malam hingga 3 pagi. Sementara harga tiket untuk pertunjukan perdana berkisar antara 500-1.000 riyal.

Pembukaan klub malam itu menuai reaksi beragam di media sosial. Ada yang menyambut dan menganggapnya sebagai bagian rencana mereformasi kerajaan yang dijalankan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Sedangkan, pihak yang menolak menganggap ide membuka klub malam halal itu hanya akal-akalan semata meski pihak pengelola klub menyatakan tak akan menyediakan minuman keras. Mereka menyebut pembukaan klub malam itu melanggar identitas keislaman Arab Saudi dan tradisi.

Mereka pun menyuarakan ketidaksetujuan dengan menuliskan kalimat, "Saya tidak menerima aksi terlarang di Pantai Jeddah." Hal itu dinilai menciderai citra kerajaan yang merupakan tuan rumah atas tempat paling suci di agama Islam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya