Liputan6.com, Jakarta - Kebutuhan akan pakaian seolah tidak akan pernah cukup bagi wanita. Tak ayal, pakaian yang lama biasanya hanya akan tertumpuk di lemari. Hal ini menginspirasi brand pakaian olahraga, Girlfriend Collective (GC) untuk meluncurkan program daur ulang.
Dilansir dari Bustle, Rabu, 21 Agustus 2019, brand yang sudah berdiri sejak 2016 ini sedari awal sudah memproduksi pakaian olahraga yang nyaman meski berbahan dasar plastik daur ulang. Tak cukup sampai di situ, Girlfriend Collective kini kembali membuat gebrakan baru dalam hal pengurangan limbah tekstil.
Bertajuk "Recycle. Reuse. ReGirlfriend", brand asal Amerika ini akan mendaur ulang pakaian lama sehingga menjadi baru dan bisa digunakan kembali.
Advertisement
Pada siaran pers yang dikeluarkan pada 19 Agustus, brand ini mengumumkan bahwa pakaian GC lama yang Anda miliki dapat ditukarkan dengan uang untuk transaksi selanjutnya. Anda akan mendapatkan imbalan sebesar 15 dolar atau setara dengan Rp215 ribu dengan mengirimkan legging, celana pendek, atau bra lama mereka.
"Kami ingin mendaur ulang botol plastik dan pakaian bekas. Kami mengubah botol plastik sekali pakai menjadi pakaian yang dapat Anda kenakan bertahun-tahun. Kini, kami akan mendaur ulang pakaian tersebut menjadi pakaian baru," ujar Quang Dinh, co-founder Girlfriend Collective.
Dilansir dari laman resminya, semua bagian pakaian yang berbahan poliester akan didaur ulang, termasuk resleting. Poliester yang sudah terpisah dari kain spandeks akan diubah menjadi koleksi pakaian baru.
Sayangnya, program ini baru berlaku di Amerika Serikat dan barang yang diterima hanya legging, bra dan celana pendek yang bukan berbahan kain LITE.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Solusi Limbah Tekstil Menggunung
Gerakan ini seolah memberikan solusi pada masalah limbah tekstil yang semakin banyak. Hanya satu persen dari seluruh limbah tekstil di dunia yang didaur ulang. Sisanya hanya dibakar atau dibuang ke tanah.
Di Amerika Serikat, rata-rata seorang warga Amerika membuang 36,7 kg limbah tekstil tiap tahunnya. Jika dikalikan dengan seluruh jumlah penduduknya, tentunya akan menghasilkan jumlah limbah yang menggunung. Diperlukan 200 tahun agar pakaian bekas ini terurai.
Sedangkan jika dirata-rata, penduduk di dunia akan menghasilkan limbah pakaian 31,7 kg tiap tahun, dilansir dari World Wear Project. Padahal, 95 persen limbah dari pakaian ini masih bisa digunakan.
Adanya gerakan mendaur dan memakai ulang pakaian oleh salah satu brand ternama tentunya akan membantu pengurangan masalah limbah pakaian ini. (Novi Thedora)
Advertisement