Perjalanan Ambon Jadi Kota Musik Dunia Versi UNESCO

Ambon dinobatkan oleh UNESCO sebagai Kota Musik Dunia 2019 bersama dengan 15 kota lainnya di seluruh dunia.

oleh Putu Elmira diperbarui 01 Nov 2019, 15:01 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2019, 15:01 WIB
Logo UNESCO (kredit: UNESCO).png
Logo UNESCO (kredit: UNESCO).png

Liputan6.com, Jakarta - Kota Ambon, Indonesia, dinobatkan menjadi Kota Musik Dunia oleh UNESCO di Hari Kota Dunia yang diselenggarakan pada 30 Oktober 2019. Dalam perayaan ini, UNESCO menobatkan 66 kota, termasuk Ambon, menjadi bagian dari 246 kota di negara yang tergabung dengan Jaringan Kota Kreatif Dunia (Creatives Cities Network).

Melansir dari situs resmi Ambon City of Music, sebelumnya, Pemerintah Provinsi Maluku pernah menobatkan Ambon sebagai kota musik Indonesia di Ambon Jazz Music Festival pada 2011.

Kegiatan ini dilirik Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (BEKRAF RI) dan segera mengajukan Ambon untuk masuk nominasi Kota Musik Dunia UNESCO 2016. Pada 29 Oktober 2016 di Lapangan Merdeka Ambon, BEKRAF mengumumkan Ambon hanya berhasil menjadi nominasi sebagai Kota Musik Dunia ke-18 versi UNESCO.

Berangkat dari hasil tersebut, Ambon Music Office (AMO) bersama Pemerintah Provinsi Maluku dan BEKRAF RI menargetkan Ambon harus menjadi Kota Musik Dunia pada 2019.

Untuk diakui sebagai Kota Musik Dunia, Ambon harus memiliki lima pilar utama yang dikuatkan di dalam kota. Lima pilar tersebut adalah melatih sumber saya manusia di bidang musik, instruktur musik, studio rekaman, sekolah musik, dan nilai sosial budaya dari musik.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Perjuangan

Logo AMO (Ambon Music Office)
Logo AMO (Ambon Music Office) (dok Instagram @ambon.cityofmusic/https://www.instagram.com/p/BSfFpTpFQx5/Ossid Duha Jussas Salma)

Mengutip dari laman resmi UNESCO, Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay mengatakan, "Setiap kota punya cara masing-masing untuk menjadikan budatanya sebagai pilar, bukan hanya aksesoris."

Sebagai wujud lima pilar itu, baru-baru ini Ambon meresmikan dua gedung untuk kegiatan musik. Gedung satu yaitu studio musik di Universitas Pattimura dan kedua adalah aula pertemuan musik etnis di kampus Universitas Islam Negeri Ambon.

Selama proses seleksi, Departemen Kreatif Musik di Ambon juga bekerja sama secara internasional dengan Unesco's World City of Music dan beberapa departemen musik lainnya.

Salah satu alasan Ambon ditunjuk sebagai Kota Musik Dunia juga karena banyaknya pagelaran musik internasional yang diselenggarakan di Ambon. Salah satunya adalah The Acapella in the City pada Oktober 2017 yang termasuk dalam agenda pariwisata tahunan Festival Akapela Internasional Provinsi Maluku.

Selain itu, sejak 2017 hingga sekarang, AMO sudah banyak menggelar kegiatan musik seperti workshop pengetahuan musik, konser musik, kelas musik, dan berpartisipasi menghidupkan komunitas musik lokal.

Partisipasi Masyarakat

[Bintang] Glenn Fredly
Penyanyi asal Ambon Glenn Fredly membuka perhelatan musik jazz terbesar, Java Jazz Festival 2018. Penyanyi 42 tahun itu sukses menghibur pengunjung dengan lagu andalan dan lagu milik Slank. (Bambang E Ros/Bintang.com)

Saat ini, tercatat dalam situs resmi Ambon City of Music, Ambon telah melahirkan 534 musikus, 780 komunitas paduan suara, 49 studio rekaman dan 177 sekolah musik.

Beberapa nama musikus tersebut sudah tidak asing lagi di Indonesia. Di antaranya adalah Melly Goeslaw, Harvey Malaiholo, Ruth Sahanaya, Andre Hehanusa dan Glenn Fredly.

"Ini adalah berkah dan harapan baru masyarakat Ambon di tengah fenomena alam (gempa) yang terjadi," tulis Glenn Fredly ikut memberi selamat lewat akun Instagramnya @glennfredly309 pada 31 Oktober 2019.

Terwujudnya penobatan Kota Musik Dunia tahun 2019 bagi Ambon juga menjadi jalan sebagai pembangunan ekonomi berkelanjutan masyarakat Ambon untuk membangun kekuatan baru dan potensi sumber daya manusia. Mengingat selain musik, Ambon juga termasuk unggul sebagai kota pariwisata. (Ossid Duha Jussas Salma)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya