Mimpi Milenial: Studi S2 di Luar Negeri dan Cara Jitu Mewujudkannya

Peluang milenial untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri di era digital dan globalisasi yang maju pesat saat ini terbuka lebar. Tak hanya orang kaya dan banyak uang saja.

oleh Gilar Ramdhani pada 09 Des 2019, 00:00 WIB
Diperbarui 22 Jul 2020, 10:01 WIB
Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Peluang milenial untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri di era digital dan globalisasi yang maju pesat saat ini terbuka lebar. Tak hanya orang kaya dan banyak uang saja, mereka yang memang pintar, berkemauan keras dan lulus beasiswa juga bisa sekolah di luar negeri.

Seperti cerita dari milenial bernama Cahyu Cantika Amiranti ini. Satu impiannya untuk melanjutkan studi S2 di luar negeri telah tercapai. Wanita 26 tahun ini, kini sedang menempuh studi di Universitas Tilburg, Belanda.

Ketika dihubungi Liputan6.com alasan mengapa memiliki mimpi tersebut, Cahyu mengatakan bahwa mimpinya tersebut menjadi jalan untuk mewujudkan mimpi yang lain.

"Kenapa harus studi S2 di luar negeri? Karena saya ingin belajar tentang economic psychology yang mengajarkan tentang consumer behavior. Di Indonesia, belum ada jurusan khusus yang membahas hal ini. Selain itu, saya juga membutuhkan ilmu tersebut sebagai bekal mewujudkan mimpi saya selanjutnya untuk membuka usaha sendiri," ujarnya.

Sadar bahwa biaya studi dan hidup di luar negeri tidak murah, berikut ini Cahyu membagikan tips dan kiat jitu untuk bisa mewujudkan mimpi studi S2 di luar negeri.

Kumpulkan uang dari bekerja

Setelah lulus Sarjana dari Universitas Indonesia, Cahyu lebih dahulu mencari pengalaman kerja sembari mengumpulkan uang untuk biaya studi S2. Selama dua tahun Cahyu bekerja di perusahaan swasta di Jakarta. Di sela-sela waktu kerja, Cahyu mencari-cari informasi beasiswa, universitas, mengambil les dan latihan-latihan membuat essay.

Selama itu pula, lebih dari 5 form beasiswa yang diajukan dan tak sekalipun berhasil. Akhirnya, pada usaha yang keenam atau lebih dari 2 tahun bekerja,  Cahyu berhasil mendapatkan beasiswa studi sekaligus juga lulus tes masuk ke Universitas Tilburg di Belanda.

"Bulan Mei dapat kepastian lulus tes universitas dan bulan Agustus saya terbang ke Belanda," ujar Cahyu.

Tidak terlalu kaku memilih universitas

Salah satu langkah sukses untuk mewujudkan mimpi studi S2 di luar negeri adalah dengan tidak terlalu memilih kampus. Awalnya, Cahyu menargetkan universitas-universitas besar dan terkenal di luar negeri seperti di Inggris, Australia, dan Jerman. Namun untuk lulus tes universitas itu tidak semudah yang dibayangkan.

Semakin populer universitas tersebut tentunya semakin berat juga persaingan untuk mendapatkan beasiswanya.

Cahyu Cantika Amiranti, Mahasiswi Universitas Tilburg, Belanda.
Cahyu Cantika Amiranti, Mahasiswi Universitas Tilburg, Belanda.

"Setelah itu saya berpikir untuk tidak fokus pada memilih universitasnya melainkan fokus memilih kampus berdasarkan jurusan yang diinginkan. Akhirnya saya jatuhkan pilihan pada salah satu Universitas besar di Belanda yakni Universitas Tilburg dibandingkan yang lain," kata Cahyu.

Di sini, Cahyu mendapatkan tantangan, ternyata beasiswa yang dia dapatkan tidak meng-cover penuh biaya kuliah dan kehidupan sehari-hari.

"Beasiswa yang saya dapatkan tidak full, saya masih harus membiayai 1/4 dari uang kuliah dan juga biaya tempat tinggal selama di Belanda," ujar Cahyu.

Cahyu tidak terlalu terkejut dengan hasil tersebut, karena memang sudah banyak mendapatkan informasi dan mengetahui beasiswa yang didapatkan tidak sepenuhnya meng-cover kebutuhan studi.

Peran penting tabungan dan simpanan

Dari sinilah, Cahyu merasakan manfaat besar dari tabungan dan simpanan yang dimiliki selama ini.

"Alhamdulilah, sejak lama saya gemar menabung. Sehingga setelah saya hitung-hitung, tabungan saya cukup untuk menutupi biaya kuliah dan tinggal selama di Belanda," ujar Cahyu.

Kepada Liputan6.com, Cahyu bercerita tabungan itu didapatkan tidak hanya dari menyisihkan gaji dan juga hasil dari investasi.

"Saya juga berinvestasi di logam mulia karena menurut saya logam mulia harganya selalu lebih kurang stabil dan tidak butuh modal besar untuk membelinya," ujar Cahyu.

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Kepada milenial lain yang juga memiliki mimpi yang sama untuk studi S2 di luar, Cahyu berpesan agar sedari awal menyiapkan segala kebutuhan dan informasi seputar beasiswa dan universitas. Terpenting, jangan ragu untuk menyisihkan uang sesedikit apapun karena manfaat yang bisa dirasakan nanti akan jauh lebih besar.

"Sangat disayangkan jika sudah dapat beasiswa dan lulus tes universitas, tapi gak jadi berangkat gara-gara masih kurang biaya kuliah dan hidup," ujarnya.

Setelah itu, pilih investasi yang paling sesuai dengan kemampuan dan minat kamu, sekaligus bisa memberikan banyak keuntungan.

"Tabungan dan investasi bisa jadi cadangan saat menghadapi situasi darurat. Tabungan dan investasi juga bisa digunakan untuk menyambut masa depan karena kebiasaan konsumtif saat ini bisa membuat millennial lupa untuk menyiapkan bekal di masa depan," tambahnya.

Milenial gemar menabung

Dari dulu menabung memang sangat penting untuk mempersiapkan masa depan dan mewujudkan mimpi. Namun, di masa sekarang menabung saja tentu tak cukup perlu ada pengelolaan keuangan yang tepat untuk bisa menambah simpanan.

 

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Berdasarkan hasil survei bertajuk "The Future of Money" yang dilakukan perusahaan Luno bekerjasama dengan Dalia Research memaparkan sekitar 69 persen dari generasi milenial Indonesia tidak memiliki strategi investasi. Mereka masih sibuk menabung ketimbang investasi.

Sebanyak 44 persen milenial Indonesia hanya berinvestasi sekali dalam satu atau dua tahun. Sebanyak 20 persen di antaranya bahkan tidak berinvestasi. Hasil survei ini juga menemukan bahwa 79 persen kaum milenial telah menetapkan anggaran bulanan dan 70 persen dari mereka cenderung mengikuti rencana anggaran tersebut.

Survei ini dilakukan terhadap 7.000 responden yang tersebar di benua Eropa, Afrika, dan Asia Tenggara. Sebanyak 15 persen dari angka itu atau sebanyak lebih dari 1.000 responden merupakan milenial Indonesia dengan rentang usia 23-28 tahun.

Menabung di bank menjadi bagian dari perencanaan keuangan paling mudah dilakukan untuk menghadapi kebutuhan keuangan pada masa mendatang. Kamu bisa memilih produk tabungan yang ditawarkan pihak bank. Semakin besar simpanan kamu, maka bunga dan bagi hasil yang kamu dapatkan juga bisa semakin menguntungkan.

Selain bisa menyimpan uang, kamu juga memiliki kesempatan untuk melakukan transaksi finansial. Seperti transaksi transfer, penarikan uang hingga membayar tagihan melalui ATM, SMS Banking, ataupun internet banking. Keberadaan fitur-fitur tersebut memberi kemudahan bagi para nasabah untuk melakukan transaksi selama 24 jam. Menabung di bank juga menjadi sangat menarik karena bank akan memberikan hadiah bagi nasabahnya.

Lebih dari itu, keamanan adalah salah satu faktor penting dalam menabung di bank. Bank memiliki sistem keamanan berlapis, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Bila bank tempat anda menabung dicabut izin usahanya, simpanan Anda tetap aman karena adanya LPS.

LPS adalah lembaga yang didirikan berdasarkan Undang-Undang yang menjamin keamanan uang Anda di Bank. Setiap bank yang beroperasi di Indonesia wajib menjadi peserta program penjaminan LPS. Simpanan nasabah dijamin aman, selama simpanan anda memenuhi syarat 3T dari LPS.

Jadi, jangan khawatir menyimpan uang di bank dan jangan ragu menambah nilai tabungan kamu. 

Itulah tadi cerita milenial dari Cahyu Cantika dan manfaat dari menabung di bank, untuk informasi mengenai tips-tips seputar dunia keuangan dan perbankan, kamu juga bisa kunjungi www.nabungdibank.id

  

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya