4 Tips Agar Baju Kesayangan Tak Mudah Jadi Sampah

Salah satu faktor yang membuat orang Indonesia sering terjebak dengan dilema tumpukan baju adalah rasa sayang melepaskan.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 26 Nov 2019, 04:01 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2019, 04:01 WIB
Warna Baju yang Dipakai Punya Makna Tersendiri
ilustrasi warna baju (sumber: pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Tahukah Anda bila sampah tekstil, termasuk baju, merupakan penyumbang polutan nomor dua di dunia? Jumlahnya kira-kira 30 persen dari total polusi di dunia.

Salah satu faktor yang mendorong tekstil alias busana gampang berubah menjadi sampah adalah kebiasaan membeli tanpa pikir panjang. Asal ikuti tren, semua dibeli. Begitu tren berlalu, ditumpuk begitu saja di lemari pakaian.

Penyanyi Andien Aisyah sekaligus pendiri Setali Indonesia, lembaga nirlaba yang fokus dalam pengolahan baju bekas, berpendapat kebanyakan orang Indonesia enggan mengeluarkan koleksi bajunya dari dalam lemari lantaran sayang. Padahal, baju tersebut tidak terpakai juga.

Baju tersebut baru keluar bila sudah rusak. Saat itu terjadi, barulah orang berniat menyumbangkannya pada yang lain. Padahal, orang yang memperoleh baju bekas berhak mendapatkannya dalam kondisi layak pakai.

"Bajunya banyak yang lapuk, lusuh, atau robek sehingga ketika mau didonasikan, tentu tidak layak. Padahal ketika mau kasih ke korban bencana alam, kita ingin berikan yang terbaik, kan?" ujar Andien saat ditemui di Jakarta, pekan lalu.

Bila menumpuk baju bukan solusi, lalu apa yang harus dilakukan agar kita gampang memproduksi sampah baju? Desainer Didiet Maulana memiliki tips untuk Anda.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

1. Beli Baju Ketika Perlu

Ilustrasi
Ilustrasi baju bekas. (dok. pexels.com/Artem Beliaikin)

Pola pikir ini perlu ditanamkan sejak awal karena bila sekadar ingin, minat pada baju yang dibeli bisa segera menguap. Akhirnya, baju yang sudah dibeli ditumpuk di sudut lemari saja.

Saat memutuskan membeli, pilih yang modelnya timeless alias tahan lama. Model-model basic lebih bisa diandalkan dan bahkan bisa dipadupadankan untuk menghasilkan beragam gaya.

Pilih busana berkualitas tinggi. Jangan menganggap harga yang dibayar adalah pengeluaran, tetapi investasi untuk jangka panjang. Bila dikalkulasi, Anda sebenarnya sedang berhemat.

2. Cek Koleksi Lama

Sebelum membeli baju baru, biasakan untuk mengecek dulu tumpukan busana-busana lama di dalam lemari. Seandainya model serupa sudah dimiliki, Anda bisa menghemat isi kantong untuk membeli hal lain yang lebih diperlukan.

Anda juga bisa mencari alternatif dengan meminjam atau menyewa busana yang tidak dimiliki. Cara ini lebih baik terutama bila Anda hanya akan mengenakannya sesekali saja di kemudian hari.

3. Jangan Biasakan Menumpuk

Saat membeli satu baju baru, itu tandanya Anda harus mengeluarkan satu baju lama dari dalam lemari. Dengan demikian, selalu tersedia tempat dan tak membuat lemari penuh sesak.

Belajarlah untuk merelakan yang lama agar bisa dipakai orang lain. Rawatlah agar pakaian yang akan disumbangkan tetap layak dikenakan. Jangan biarkan Anda memberikan pakaian yang bahkan Anda sendiri tak mau memakainya. Bahkan, Anda bisa menjualnya kembali bila memang kondisinya masih bagus sekali.

4. Daur Ulang alias Upcycle

Bila bosan tetapi masih sayang diberikan kepada orang lain, Anda bisa menyelamatkan koleksi baju Anda dengan mendaur ulang alias upcycle. Anda hubungi penjahit langganan untuk bisa memodifikasi pakaian agar bisa tampil baru kembali.

Bila tak punya ide mengubahnya, Anda bisa mencari inspirasi dari banyak tempat. Media sosial bisa diandalkan untuk masalah semacam itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya