Selain China, Traveler Hindari Singapura dan Jepang Terkait Virus Corona

Wabah virus corona, apa alasan traveler hindari Singapura dan Jepang?

oleh Putu Elmira diperbarui 10 Feb 2020, 03:00 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2020, 03:00 WIB
Penerbangan dari Kota Pusat Wabah Virus Corona Ditutup
Penerbangan dari Wuhan Ditutup: Pelancong berjalan melintasi papan informasi tentang penerbangan dari Wuhan telah dibatalkan di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing pada Kamis (23/1/2020). China menangguhkan semua transportasi dari dan ke kota pusat penyebaran virus corona. (AP/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Jakarta - Kekhawatiran terhadap penyebaran wabah virus corona masih menyelimuti dunia. Salah satu kisahnya hadir dari seorang bankir Inggris bernama Jamie Wong.

Dilansir South China Morning Post, Minggu, 9 Februari 2020, pria berusia 34 tahun itu berencana menghabiskan waktu di kantor perusahaannya di Singapura pekan depan, ketika ia menuju negara kota untuk menghadiri pernikahan saudara iparnya.

Namun Jamie diberitahu ia harus bekerja dari rumah karena pelabuhan terakhirnya adalah Hong Kong. Ia harus membatalkan perjalanan ke Taiwan karena pemerintah di sana akan mengkarantinanya selama 14 hari.

Sedangkan Jepang tidak memiliki pesanan untuk traveler dari Hong Kong, Jamie membatalkan perjalanan ke Tokyo yang dijadwalkan awal Maret karena meningkatnya kasus infeksi virus corona di sana. "Saya benar-benar tidak ingin terinfeksi," katanya.

Meski begitu, ia menambahkan akan menuju Malaysia pada April sesuai rencana. "Mudah-mudahan wabah akan mereda saat itu," lanjutnya.

Jamie adalah salah satu dari sekian banyak traveler yang menghentikan liburan dan perjalanan kerja ke Singapura dan beberapa negara Asia lainnya karena virus corona yang berasal dari Wuhan.

Pada Jumat, 7 Februari 2020, Singapura menaikkan tingkat waspada dari kuning ke oranye karena transmisi komunitas sedang terjadi. Negara kota itu menemukan empat kasus orang yang didiagnosisi dengan virus yang tidak memiliki hubungan dengan dengan pasien lain dan yang belum lama bepergian ke China.

Sejak infeksi diumumkan pada 31 Desember 2019, virus corona telah menginfeksi lebih dari 34 ribu orang di seluruh dunia dan menelan korban lebih dari 700 orang. Setidaknya 1.500 pasien telah pulih, kasus meningkat secara global, dengan Jepang, Singapura dan Thailand mencatat jumlah kasus tertinggi di luar China.

Lebih dari 50 maskapai telah membatalkan atau menunda penerbangan ke China daratan, dan beberapa di antaranya juga melewatkan Hong Kong.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Riuh di Twitter

Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)

Di Twitter, beberapa pengguna bertanya kepada maskapai dan hotel apakah mereka dapat membatalkan penerbangan ke Singapura. Chemical engineer India, Ankita Sarkar, mengunggah pada Jumat untuk menanyakan situs pemesanan perjalanan Goibibo jika ia dapat refund untuk pemesanan Hotel Bugis yang tersisa pada Maret.

Aydin Ilhan, yang menjalankan sebuah perusahaan konsultan di Singapura, mengatakan ia mempekerjakan seorang pria Brasil dan sudah memproses dokumen visanya, tetapi pekerja itu sekarang tinggal di Amerika Selatan karena istrinya takut terkena virus di Singapura.

Aydin juga dapat menunda perjalanan bisnis pada April ke Hong Kong, di mana setidaknya 26 kasus telah dilaporkan. Seorang ahli mikrobiologi terkemuka yakin sudah ada penyebaran virus corona di Hong Kong. Orang China daratan juga memasuki kota dan dikarantina di hotel atau fasilitas umum.

Inggris pada Jumat memperluas daftar negara-negara di mana wisatawan yang kembali mengalami gejala virus corona harus mengisolasi diri. Singapura dan tujuh wilayah Asia lainnya masuk dalam daftar baru, ketika sebelumnya peringatannya hanya untuk mereka yang kembali dari China daratan, tempat sebagian besar infeksi terjadi.

Perubahan terjadi setelah pasien ketiga Inggris, seorang pria paruh baya, ditemukan telah tertular virus setelah kembali dari pertemuan bisnis di Singapura yang diadakan di hotel mewah Grand Hyatt.

Konferensi ini dihadiri oleh lebih dari 90 peserta asing, termasuk pengunjung dari provinsi Hubei, pusat penyebaran penyakit menular. Dalam beberapa hari terakhir, beberapa peserta di Korea Selatan, Malaysia dan Singapura telah dites positif terkena virus.

Turis juga menghindari Jepang, di mana setidaknya 64 orang infeksi telah dilaporkan di atas kapal pesiar yang dikarantina di Yokohama. Para pasien termasuk sekitar 21 warga negara Jepang, 10 warga Amerika, serta warga negara dari Kanada, Australia, Argentina, China dan Inggris.

Mereka dibawa ke rumah sakit untuk perawatan. Jepang secara terpisah telah melihat setidaknya 25 kasus virus corona. Beberapa pengguna Twitter juga menekan Lufthansa Airlines hingga Cruise Norwegian untuk refund penerbangan dan kapal pesiar mereka ke Jepang.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya