Liputan6.com, Jakarta - Maskapai penerbangan Inggris, EasyJet, telah meluncurkan penjualan penerbangan untuk musim dingin lebih awal ke Eropa, meski saat ini dunia tengah dilanda pandemi corona COVID-19.
Penerbangan dengan EasyJet yang dapat dipesan terhitung hari ini, Kamis (19/3/2020), tersedia untuk jadwal antara 25 Oktober 2020 sampai 28 Februari 2021.
Advertisement
Baca Juga
"Kami telah mengambil keputusan menjual penerbangan kami untuk musim dingin mulai hari ini demi mendukung pelanggan sebanyak mungkin saat ini," ujar Robert Carey, Chief Commercial Officer easyJet, dikutip dari The Sun, Kamis , 19 Maret 2020.
Penerbangan baru itu tersedia untuk semua penumpang, termasuk mereka yang memiliki jadwal penerbangan saat ini, tapi mengalami larangan perjalanan. Rute baru menyediakan lebih banyak opsi bagi orang-orang yang perlu memindahkan penerbangan mereka ke tanggal lain.
Pelancong punya lebih banyak opsi untuk memindahkan penerbangan mereka yang dibatalkan saat ini untuk liburan berikutnya karena tak ada perubahan biaya. Ini juga pertama kalinya EasyJet mengenakan biaya tetap sebesar 29,99 pound sterling atau Rp551 ribu, termasuk pajak.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hindari Perjalanan Tak Penting
Saat ini, pemerintah Inggris memperingatkan untuk menghindari perjalanan tidak penting ke luar negeri karena pandemi corona COVID-19. Meski peringatan perjalanan hanya berlangsung selama 30 hari, melihat kondisi sekarang, periode ini kemungkinan akan diperpaniang.
Bandara-bandara Inggris cenderung tutup dan penerbangan repatriasi 'tidak realistis' bagi orang-orang Inggris yang terdampar di luar negeri. Negara-negara lain juga telah melarang turis Inggris masuk ke wilayah mereka.
Di Eropa, Italia dan Spanyol saat ini dikunci, semua perjalanan dilarang dan hanya perjalanan penting di dalam negeri yang diizinkan, seperti untuk makanan dan obat-obatan. Norwegia, Denmark, dan Polandia menghentikan kunjungan wisatawan, bersama dengan Siprus, Estonia, serta Bulgaria.
AS telah melarang pelancong dari Eropa, sementara banyak pulau dan negara lain menghentikan perjalanan masuk maupun keluar untuk mencegah virus menyebar lebih jauh. Banyak larangan diberlakukan sampai April atau Mei 2020.
Advertisement