Makna Nyepi bagi Founder Tulola, Label Perhiasan Lokal Asal Bali

Kendati, Nyepi 2020 tak lebih dulu diawali dengan pawai ogoh-ogoh sebagai upaya menekan penyebaran corona COVID-19.

oleh Asnida Riani diperbarui 25 Mar 2020, 16:01 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2020, 16:01 WIB
Sri Luce Rusna
Sri Luce Rusna, Founder sekaligus Creative Director Tulola, label perhiasan lokal asal Bali. (dok. Instagram @srilucerusna/https://www.instagram.com/p/B3lDVezAe7M/)

Liputan6.com, Jakarta - Adalah Sri Luce Rusna, Founder sekaligus Creative Director Tulola, label perhiasan lokal asal Bali yang mengucapkan sembari membagikan makna perayaan Nyepi. Hal ini sebagaimana tertulis pada unggahan Instagram-nya, Selasa, 24 Maret 2020.

Tampak di sana bahwa Nyepi diartikan, dalam caranya alam mencari keseimbangan, ia mampu menyembuhkan segala yang tampak maupun tidak. "Menepi, betapa sederhananya hidup ini," begitu keterangan yang tertulis di potret unggahan tersebut.

Masih dalam rangka Nyepi, Sri juga mengumumkan bahwa offline store Tulola di Bali, Plaza Indonesia, dan Kemang sementara tutup demi memperingati perayaan Nyepi, sedangkan pembelian tetap bisa dilakukan secara online.

"Tulola yang diintinya merupakan keluarga kreatif dan kami harus berkarya, walau mesti terus berjuang. Kami memanfaatkan waktu ini untuk kembali ke akar, kembali ke studio, dan kembali ke seni kami," bunyi keterangan pada unggahan yang dimaksud.

Pihaknya juga mengajak publik untuk turut serta dalam merefleksi semangat Nyepi. "Demi terus menemukan inspirasi dan keindahan," tandas keterangan tersebut.

Perayaan Nyepi Tanpa Ogoh-ogoh

Kenakan Baju Adat, Jokowi Ikuti Pawai Pesta Kesenian Bali
Patung ogoh-ogoh diarak saat pawai pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-40 yang dihadiri Presiden Jokowi di Bali (23/6). Acara ini dilaksanakan di depan Monumen Bajra Sandi, Lapangan Puputan Niti Mandala. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Berbicara soal perayaan Nyepi, penyelenggaraannya tahun ini berlangsung tanpa lebih dulu diawali pawai ogoh-ogoh. Keputusan ini diambil Gubernur Bali Wayan Koster untuk menekan penyebaran corona COVID-19.

"Mohon kerja sama masyarakarat dengan gotong-royong, bersatu-padu dengan pemerintah menghindari polemik yang bisa memperkeruh suasana," ucap Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra dilansir dari Antara, Rabu, 25 Maret 2020.

Karenanya, founder lain Tulola, Happy Salma, tampak membakar ogoh-ogoh berukuran lebih kecil dari biasanya. Lewat Instgram Story, Selasa, 24 Maret 2020, momen ini dibagikan Happy.

"Bye, ogoh-ogoh. Simbol sifat binatang liar tak terkontrol, manusialah yang harusnya bisa dan mampu mengendalikan. Ogoh-ogoh dibakar sebagai simbol musnahnya yang buruk, dan setelah ini menepi. Nyepi," tulisnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya