Islam di Vietnam Kini, Masih Minoritas tapi Bebas Beribadah

Islam di Vietnam saat ini bukan hanya dari etnis Champa saja. Ada juga muslim pendatang dari Arab Saudi, Pakistan, India, Malaysia dan Indonesia.

oleh Henry diperbarui 15 Mei 2020, 03:31 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2020, 03:31 WIB
Vietnam
Menurut catatan, terdapat beberapa masjid di Ho Chi Minh City Vietnam. Salah satunya adalah The Central Mosque yang terletak di Jalan Dong Du. (Foto: Liputan6.com/ Ana Fauziah)

Liputan6.com, Jakarta - Islam di Vietnam memang sudah ada sejak berabad-abad lalu, yaitu sekitar abad ke-14, namun perkembangannya tidak seperti di negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia dan Indonesia. Negara yang bertetangga dengan China ini mayoritas adalah pemeluk agama Buddha.

Jatuhnya Kerajaan Champa ke tangan Dinasti Nguyen pada 1832 mendorong terjadinya eksodus pertama muslim Champa ke selatan. Hal serupa terjadi pada 1975 saat Vietnam dikuasai komunis. Dua peristiwa besar itu diyakini membuat eksistensi muslim di Vietnam tidak berkembang dengan baik.

Hal itu diungkapkan oleh Lamijo, M. Phil, dalam acara Bincang Ramadhan bertajuk ‘Kaum Minoritas Islam di Asia Tenggara’ secara virtual pada Senin, 11 Mei 2020.

Menurut Peneliti Kewilayahan LIPI yang mengangkat tema Bulan Sabit di Atas Mekong: Sejarah dan Perkembangan Islam di Vietnam, tidak semua etnis Champa beragama Islam. Menurut sensus 2019, jumlahnya sekitar 80 persen, sedangkan sisanya beragama Hindu, Buddha dan menganut kepercayaan leluhur yaitu Cham Balamon.

"Islam di Vietnam saat ini bukan hanya dari etnis Champa saja. Ada juga muslim pendatang dari berbagai negara seperti Arab Saudi, Pakistan, India, Malaysia dan Indonesia," terang Lamijo.

"Saat ini ada sekitar puluhan masjid di seluruh Vietnam, sebagian besar di selatan. Di ibu kota Hanoi ada satu masjid, Masjid An Noor yang sudah berdiri sejak 1890. Kalau di Ho Chi Minh City ada dua masjid yang didirikan orang keturunan Indonesia, yaitu Al Rahim dan Musulman," sambungnya.

Ia menambahkan, komunitas muslim di Vietnam saat bisa dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, komunitas muslim imigran yang berkembang di kota-kota besar seperti Ho Chi Minh, Tay Ninh, dan An Giang.

Kedua, komunitas muslim Champa, yang merupakan komunitas muslim lokal paling awal di Vietnam dan mendiami dataran pantai Vietnam Tengah di Annam Lama.

Sulit Dapat Pekerjaan

Potret Tertibnya Warga Vietnam Antre Tes Covid-19
Penduduk memakai masker mengantre dengan tertib saat akan mengikuti pengujian Covid-19 di pusat pengujian dekat rumah sakit Bach Ma, Hanoi, Vietnam (31/3/2020). Warga Vietnam antusias mengikuti tes Covid-19 dengan tertib di tengah masifnya penyebaran Covid-19 di dunia. (AFP/Manan Vatsyayana)

Saat Vietnam memasuki era baru dan politik terbuka, muslim Vietnam juga mulai mengalami perubahan baik secara internal maupun eksternal.

"Secara internal, aktivitas keagamaan secara terbuka makin meningkat. Secara eksternal, terhubung dengan dunia internasional dan pust-pusat Islam dunia, termasuk dana dari negara-negara Islam untuk membangun masjid dan pesantren," terang Lamijo.

Muslim Melayu, terutama dari Malaysia, punya pengaruh sangat besar dalam perkembangan Islam di Vietnam. Mereka mengirim penceramah dalam bahasa Melayu, mendirikah madrasah, dan sebagainya.

"Secara konstitusional, pemerintah Vietnam membebaskan orang Islam beribadah dan bekerja di berbagai bidang. Tapi faktanya, tidak ada orang Islam yang bekerja menjadi tentara atau polisi. Hanya sedikit muslim Champa yang bekerja sebagai ASN, terutama di wilayah yang mayoritas penduduknya Islam," ucap Lamijo.

Tak mudah bagi muslim Cham di Vietnam untuk mencari kerja. Banyak lulusan pesantren dan perguruan tinggi dari Timur Tengah yang akhirnya mencari kerja di Malaysia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya