Pasangan di Singapura Cerai Akibat Istri Terobsesi dengan Kucing

Seorang suami di Singapura terpaksa bercerai karena istrinya lebih terobsesi memilihara kucing peliharaannya.

oleh Komarudin diperbarui 09 Jun 2020, 06:05 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2020, 02:04 WIB
Ilustrasi Kucing
Ilustrasi Kucing (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar mengejutkan datang dari Singapura, seorang suami rela bercerai dari istrinya karena sang istri lebih terobsesi dengan kucing peliharaannya.

Hakim Sheik Mustafa Abu Hassan mengungkapkan, pasangan yang telah menikah selama 45 tahun tersebut terpaksa harus berakhir, seperti dilansir dari Oddity Central, Senin, 8 Juni 2020.

Pasangan yang identitasnya tak disebutkan itu menikah pada 1975. Dari pernikahan itu mereka dikaruniai tiga orang anak, tapi harus berakhir dengan perceraian.

Hakim Abu Hasan mengatakan masalah itu muncul pada 1997 ketika sang istri bermimpi bertemu almarhumah ibunya yang meminta untuk bersikap baik pada kucing peliharaannya.

Usai bermimpi, sang istri mulai percaya dan merawat hewan yang memiliki kebiasaan mendengkur tersebut agar  bisa membuat ibunya senang di surga. Ketika obsesi terhadap kucing muncul, sang istri sering memberi makan dan membawa pulang beberapa kucing yang ia temukan di jalan, hingga kesabaran sang suami pun sudah tak terbendung lagi.

"Polisi sempat menghentikan dan memeringati sang istri, namun ia tetap tak menghentikan kebiasaan memelihara kucing tersebut," kata hakim dalam persidangan. 

Saksikan video pilihan di bawah ini :

Tidur di Tikar

Ilustrasi
Ilustrasi kucing peliharaan. (dok. pexels.com/Buenosia Carol)

Ketika banyak kucing tinggal di dalam rumahnya, sang suami terpaksa tidur di atas tikar karena ranjang tidur mereka dipenuh kotoran kucing. Sang suami pun menghindari sang istri usai salah satu kucing peliharaan istrinya mengencingi dia dan memaksanya untuk segera keluar dari ruumah.

"Aku mempertimbangkan kemungkinan rekonsiliasi. Aku menemukan bahwa tidak ada sesuatu. Sikap para pihak sama sekali tidak berkompromi; si suami bersikeras untuk mengakhiri pernikahan, sedangkan istri dengan keras menolak untuk mengakhiri pernikahan," ujar hakim.

“Pasangan itu secara sadar terasing satu sama lain selama 15 tahun. Itu adalah periode waktu yang panjang dengan ukuran apa pun. Tidak ada bara cinta atau kasih sayang yang tersisa untuk menyala kembali," imbuh sang hakim.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya