Destinasi Super Prioritas Danau Toba Harus Didukung SDM Berkualitas Juara

Ekosistem pariwisata di Danau Toba harus menciptakan pengalaman otentik yang menjadi kekuatan utama.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Okt 2020, 19:37 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2020, 00:08 WIB
Destinasi Super Prioritas Danau Toba Harus Didukung SDM Berkualitas Juara
Destinasi Super Prioritas Danau Toba Harus Didukung SDM Berkualitas Juara. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta – Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin sudah memutuskan "10 destinasi wisata baru", dan salah satu yang menjadi super prioritas adalah Danau Toba di Sumatra Utara. Hal ini disampaikan Sahala Panggabean MBA, Founder Yayasan SAPARI, saat membuka acara webinar FGD Virtual Akademi Pariwisata ULCLA Tarutung, pada hari Sabtu, (10/10).

"Kawasan Danau Toba sebagai satu dari Destinasi Super Prioritas serta telah ditetapkan sebagai Unesco Global Geopark pada sidang Eksekutif UNESCO menambah nilai lebih, popularitas dan daya tarik pariwisata," ucap Sahala Panggabean.

Ia menambahkan, kami bersama pemerintah daerah dan pusat, bersamaan dengan terus dibangunnya infrastuktur di era Jokowi, yang paling penting adalah menyiapkan infrastruktur Sumber Daya Manusia (SDM).

"Kita harus siapkan SDM yang telah mengalami transformasi karakter dengan cara pendidikan, serta dukungan beberapa pihak dari baik perorangan, putra putri daerah, maupun diaspora agar bagaimana Danau Toba bisa mendunia dan menyiapkan SDM yang memiliki mutu unggul melalui pendidikan pariwisata yang berkualitas," ujar Sahala Panggabean.

Di kesempatan yang sama keynote speaker Odo R.M. Manuhutu, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Maritim dan Investasi mengatakan, "Salah satu yang saya lihat menjadi kesempatan bagi kawasan Danau Toba adalah desa wisata sebagai pendukung utama penunjang destinasi prioritas,” terang Odo Manuhutu.

Maka pemerintah terus berupaya untuk menjamin agar seluruh pembangunan di kawasan Danau Toba menjadi prioritas, tidak hanya sebatas infrastruktur fisik tapi juga Sumber Daya Masyarakat agar berjalan dengan maksimal, serta manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat setempat.

Odo Manuhutu juga menekankan justru di masa pandemi ini juga mengajak perlunya gerakan nasional bangga Indonesia, dimana mendorong aktivitas ekonomi UMKM setempat untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan adanya pariwisata Danau Toba.

Sementara itu narasumber berikutnya, Staf Ahli Bidang Pengembangan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf, Dr. Frans Teguh MA menjelaskan, hal terpenting yang harus digaris bawahi yaitu peranan SDM untuk aktif bergerak menyesuaikan perilaku wisatawan domestik dan mancanegara, hal ini diperlukan aspek skill, knowledge dan attitude.

"Ini adalah konstruksi yang diterjemahkan dalam pembelajaran melalui modul-modul yang pasti Akademi Pariwisata ULCLA sudah cukup advance dalam kurikulum pendidikannya," ujar Frans Teguh.

Frans juga mengatakan,terkait menyiapkan SDM, menjadi hal yang sangat penting bagi pengelola, dan semua pelaku pariwisata untuk bersatu padu agar ekosistem pariwisata di Danau Toba harus menciptakan pengalaman otentik yang menjadi kekuatan utama.

"Pariwisata itu rohnya adalah hospitality yang didukung dengan SDM berkualitas “Champion” sehingga akan mendatangkan kepuasan bagi wisatawan. Selanjutnya niscaya mereka akan berkunjung kembali serta bahkan memberikan referensi," ungkap Frans Teguh.

Frans Meroga Panggabean
Frans Meroga Panggabean. foto: istimewa

Agrowisata dan Koperasi

Sementara itu Arie Prasetyo, Direktur Utama Badan Pelaksanan Otorita Danau Toba memjawab pertanyaan dari awak media mengenai kesiapan BPODT terkait destinasi wisata ramah muslim, yang akan berkunjung ke Danau Toba.

"Dilihat dari statistik wisatawan yang datang ke Danau Toba berdasarkan data BPS di tahun lalu Sumatera Utara sekitar 260 ribu wisatawan (sebelum Covid-19). Di Januari 2020 masih cukup bagus dan target psikologis tahun ini diangka 300 ribu wisatawan. Nah, 50 % wisatawan yang datang ke Sumatera Utara dari survey yang kita lakukan itu sekurangnya 60% wisatawan yang datang ke Danau Toba. Lalu 50% dari mereka berasal dari Malaysia, biarpun memang tidak keseluruhannya muslim," ujar Arie Prasetyo.

"Kami sudah berkoordinasi dengan pemilik hotel melakukan hal-hal kecil yang bermanfaat bagi wisatawan muslim seperti contohnya menyediakan petunjuk kiblat dan menyediakan fasilitas sejadah dan pelengkapan ibadah lainnya di kamar," kata Arie Prasetyo.

"Terkait dengan makanan halal kita bekerjasama dengan MUI, untuk melakukan sertifikasi restoran yang menyediakan makanan halal, agar menambah confident level wisatawan muslim. Harapan kita agar wisatawan bisa tinggal lebih lama," lanjutnya.

Adapun Prof. Dr. Ir. Santum. R. P. Sitorus, Pakar Agro Bisnis dan Guru Besar IPB membicarakan peluang agrowisata dan ecowisata menjadi destinasi pendukung sekaligus menjadi meningkatkan kesejahreraan masyarakat.

Ia menjelaskan, kalau dilihat dari pengembangan agrowisata jika dikaitkan dengan kawasan wisata Danau Toba, secara garis besar mencangkup beberapa aspek. Pertama, pengembangan sumber daya manusia. Kedua, Sumber daya alam. Ketiga, promosi. Keempat, dukungan sarana.dan Kelima, kelembagaan.

Agrowisata perlu direncanakan dan dirancang sesuai dengan keunikan pertanian, keunikan kehidupan masyarakat/petani dan potensi spesifik lokasi.

Selain itu Dr. Ir. Johnny Walker Situmorang, M.S., Ketua Komunitas Samosir Maju serta Peneliti Ahli Utama Kemenkop & UKM menerangkan bagaimana mengelola potensi yang bisa mensejahterakan masyarakat melalui budaya, agro maupun rekreasional yang berbasis koperasi. Pembangunan pariwisata berbasis koperasi menjadi kekuatan pariwisata Indonesia

“Koperasi merupakan wadah yang bertujuan untuk memajukan secara bersama-sama perekonomian masyarakat setempat,” tutup Frans Meroga Panggabean, Pembina Akademi Pariwisata ULCLA yang bertindak sebagai moderator dalam FGD tersebut.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya