Liputan6.com, Jakarta - Hubungan Pangeran Charles dan Putri Diana adalah kisah sedih. Pernikahan bangsawan Inggris ini kontroversial dan perceraian keduanya berantakan. Mawar Inggris itu pun meninggal hanya setahun setelah surat perpisahan keduanya resmi ditandatangani.
Hampir setiap detail dramatis dimainkan oleh pers global. Beberapa di tabloid mengutip, sementara sisanya melalui wawancara yang diberikan baik oleh Putri Diana maupun Pangeran Charles. "Kami bertiga dalam pernikahan ini, jadi agak ramai," kata Diana pada BBC, mengacu pada Camilla Parker Bowles, pada 1995, melansir laman Vogue US, Selasa (1/12/2020).
Meski lebih dari dua dekade telah berlalu sejak perceraian mereka, memori ini kembali jadi sorotan dalam musim ke empat The Crown. Dimulai dengan masa pacaran mereka di pedesaan Inggris, kisah berlanjut ke pernikahan di London pada 1981, di mana retakan mulai terlihat.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa minggu sebelumnya, Diana menemukan gelang yang akan diberikan Charles pada Camilla. Karena itu, Diana mengungkap keraguannya sebelum mengikat janji dengan putra Ratu Elizabeth II tersebut. Tapi, saudara perempuannya mengatakan sudah terlambat untuk membatalkan pernikahan tersebut.
Ia pun meneruskannya. Diperkirakan 750 juta orang menonton pernikahan Westminster Abbey pada 29 Juli 1981, di mana Diana mengenakan gaun Elizabeth dan David Emanuel.
Pada Juni 1982, pasangan itu menyambut anak pertama mereka, Pangeran William. Setelah itu, Diana menderita depresi pascapersalinan. "Anda akan bangun di pagi hari dengan perasaan tak ingin bangun dari tempat tidur, Anda merasa disalahpahami, dan diri Anda sendiri sangat, sangat rendah," katanya.
Kemudian pada September 1984, pasangan itu memiliki anak kedua mereka, Pangeran Harry. Pada 1986, keduanya dilaporkan sangat tak bahagia dengan pernikahan mereka, baik Charles maupun Diana memiliki hubungan di luar nikah.
Charles mengatakan pada penulis biografi resminya, Jonathan Dimbleby, pada 1994 bahwa ia memungut semua memori dengan Camilla Parker Bowles pada tahun ini. Sementara itu, Diana dengan kapten militer James Hewitt diduga mulai berselingkuh pada waktu yang hampir sama.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Monarki Kacau Balau
Beberapa tahun berikutnya, yakni pada 1987--1992, Pangeran Charles dan Putri Diana dirundung rumor masalah pernikahan. Pada 1987, Diana tak bergabung dengan Charles dalam perjalanan musim panas tahunan keluarga ke Balmoral.
Selama beberapa penampilan publik, mereka tampak jauh dan tak bahagia. Dalam cerita Vanity Fair 1988, reporter Georgina Howell menemukan, "Ia adalah objek cinta semua orang di dunia, kecuali suaminya. Ia dihadapkan pada usia pertengahan dua puluhan dengan sesuatu yang menurutnya mengerikan untuk direnungkan."
Pada Mei 1992, Andrew Morton menerbitkan Diana: Her True Story, kisah terik tentang runtuhnya pernikahan Wales, perselingkuhan Charles dengan Parker Bowles, dan masalah kesehatan mental Diana. Diam-diam, sang putri telah bekerja sama dengan buku itu, memberi rekaman audio pada Morton.
Lalu, pada November 1992, Pangeran Charles dan Putri Diana melakukan perjalanan resmi ke Korea Selatan. Mereka tampak begitu sengsara sehingga pers Inggris menyebut mereka The Glums.
Desember 1992, Perdana Menteri John Major mengumumkan pada House of Commons bahwa Pangeran dan Putri Wales akan berpisah. "Keputusan ini telah dicapai secara damai dan mereka berdua akan terus berpartisipasi penuh dalam mendidik anak-anak mereka," ia membaca dari pernyataan Istana Buckingham.
Istana memberi tahu wartawan bahwa tak ada pihak ketiga yang terlibat dalam keputusan tersebut, semua terlepas dari laporan tabloid dan buku Morton. Drama ini membuat monarki kacau balau.
"Berita perpisahan datang pada saat kredibilitas monarki berada pada titik terendah modern sebagai akibat dari laporan terus-menerus yang menyinggung skandal perkawinan dan gaya hidup kaya dari beberapa anggota keluarga kerajaan," New York Times mengomentari pengumuman itu.
Hingga pada Agustus 1996, setelah mencapai kesepakatan di bulan Juli, perceraian Pangeran Charles dan Putri Diana diselesaikan. Diana menerima penyelesaian keuangan yang signifikan, tapi status Yang Mulia dicabut.
Advertisement