Liputan6.com, Jakarta - Jelang libur Natal dan Tahun Baru 2020-2021, pemerintah mengumumkan bagi wisatawan yang hendak pergi ke Bali wajib melakukan tes PCR (Polymerase Chain Reaction). Tes ini untuk meminimalisir meluasnya virus corona Covid-19.
Tak hanya di Bali, daerah lainnya seperti Jawa Barat juga dikabarkan akan menerapkan syarat serupa untuk para wisatawan yang datang ke Bandung dan beberapa daerah lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Hariyadi Sukamdani mengatakan, pemerintah diharapkan bisa mengajak para pelaku usaha termasuk PHRI bisa diajak dalam merumuskan kebijakan. Ia menyebut jika diperlukan pemerintah, maka PHRI akan memberikan masukan yang objektif dengan disertai data-data yang disiapkan.
Advertisement
Baca Juga
"Itu yang kita harap nanti kami harap nanti kami berharap sebagai pelaku usaha diajak bicara. Kami akan berikan pendapat objektif dan fakta dan data yang kami siapkan," ucap Haryadi dalam acara penandatanganan MoU untuk Pemulihan dan Peningkatan Pariwisata Domestik antara PHRI dan AirAsia Indonesia, Rabu, 16 Desember 2020.
Hariyadi menambahkan, Kewajiban tes PCR ini ternyata disambut negatif oleh para wisatawan yang sudah merencanakan untuk pergi ke Bali. Bahkan, tak sedikit yang meminta pengembalian tiket atau refund akibat imbauan tersebut.
Menurut data yang dihimpunnya, sampai dengan Selasa, 15 Desember 2020, sudah ada permintaan refund sebanyak 133 ribu pax. Hariyadi menyebutkan, refund ini meningkat 10 kali lipat dibandingkan permintaan refund pada situasi normal. Sementara kerugian dari refund tersebut mencapai Rp 317 miliar. Serta imbasnya ke perekonomian Bali secara keseluruhan mencapai Rp 967 miliar.
Meski begitu lanjut Hariyadi, pihaknya akan mengikuti semua arahan dari pemerintah, terutama yang berkaitan dengan untuk memutus rantai penyebaran virus corona Covid-19. "Kami sangat mendukung upaya untuk memutus mata rantai Covid dengan protokol kesehatan," ucapnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kolaborasi dengan AirAsia
Untuk itu, PHRI akan menempuh beragam cara lainnya untuk meningkatkan kembali dunia pariwisata Indonesia. Salah satunya adalah berkolaborasi dengan AirAsia.
Kerjasama tersebut diresmikan lewat penandatanganan MoU yang dilakukan oleh Hariyadi Sukamdani dan Veranita Yosephine Sinaga selaku Direktur Utama AirAsia Indonesia dengan disaksikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Wishnutama Kusubandio.
Kerjasama ini secara umum berisi upaya peningkatan pergerakan wisatawan domestik melalui bundling package hotel dan tiket pesawat. PHRI akan menyertakan harga-harga terbaik dari anggotanya untuk di-bundling dengan harga tiket pesawat AirAsia.
Paket-paket ini akan didistribusikan melalui jejaring masing-masing pihak agar bisa diakses oleh masyarakat yang ingin kembali traveling di Indonesia. Paket ini realisasinya akan dapat diakses pada kuartal I tahun 2021 di mana periode ini dianggap low season.
Advertisement