Liputan6.com, Jakarta - Sebelum pandemi, industri fesyen muslim Indonesia begitu berkembang. Namun saat pandemi melanda sejak tahun lalu, sebagian brand fesyen muslim tidak dapat bertahan dan banyak yang menutup beberapa toko mereka, termasuk Elzatta. Produsen hijab ini memang sudah dikenal luas, tapi mereka juga sempat merasakan dampak pandemi.
Menurut pendirinya, Elidawati Ali Oemar, sejumlah gerai offline Elzatta ada yang terpaksa harus ditutup karena tak mampu melawan beratnya dampak pandemi Covid-19, terutama untuk sejumlah gerai yang berada di pusat perbelanjaan.
"Ini memang terasa berat, apalagi sejumlah karyawan terpaksa dirumahkan padahal mereka sudah banyak berjasa bagi kami selama ini. Meskipun berat, tapi kami harus terus putar otak agar brand ini bisa terus ada dan menjadi harapan bagi banyak orang," ucap Elidawati selaku founder dan CEO Elzatta dalam webinar yang digelar pada Kamis, 25 Februari 2021.
Advertisement
Baca Juga
"Kami pikir kami tidak bisa diam saja menunggu pandemi usai, kami akhirnya memutuskan terus meluaskan usaha. Sebab, bagaimanapun Elzatta telah menjadi tumpuan hidup banyak orang mulai dari mitra, agen, reseller, hingga para supplier," lanjutnya,
Untuk memperluas usaha, Elzatta berusaha mempertahankan usaha mereka dengan dua cara, yakni online dan offline. Beragam promosi seperti program diskon juga diluncurkan untuk lebih menarik minat pembeli.
Mereka juga membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin menjadi reseller produk-produk mereka tanpa harus punya modal asalkan bisa memenuhi berbagai syarat dan ketentuan yang ditetapkan pihak Elzatta. Selain itu, mereka juga membuka dan membuka kembali sejumlah toko fisik yang dianggap potensial untuk kembali mendatangkan banyak pengunjung.
Seperti pada 14 Februari lalu, mereka membuka Galeri Elzatta di Medan, sebagai penanda kembalinya semangat belanja offline. Pembukaan ini akan diikuti oleh re-opening beberapa toko di kota lain termasuk di Bandung.
"Kami memperbarui tampilan toko Elzatta dengan tampilan lebih segar. Kami ingin membuat konsumen kembali bersemangat berbelanja offline," terang Elidawati. Kegiatan ini diiringi dengan kegiatan sosial donasi busana dari Elzatta dengan total target donasi senilai Rp1 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Scarf 38 Kota di Indonesia
Memasuki 2021, Elidawati berharap dunia bisnis menjadi lebih baik, terutama setelah adanya vaksinasi sehingga ikut mendongkrak penjualan brand fesyen. Elzatta pun telah menyediakan sejumlah koleksi terbaru menjelang Ramadan dan Lebaran.
Menurut Vice President Elzatta Tika Mulya, untuk edisi Ramadan dan Lebaran Elzatta sudah menyiapkan koleksi sarimbit dengan motif apik yang terinspirasi dari kekayaan motif lokal. Selain itu, pihaknya juga mengeluarkan koleksi khusus bernama Scarf Nusantara.
Sesuai judulnya, scarf ini mengangkat tema 38 kota di Indonesia. Tiap scarf menggambarkan tempat-tempat terkenal di satu kota. Ada desain Masjid Raya di Sumatra Barat, Ondel-ondel untuk DKI Jakarta, Jalan Braga yang terkenal di Bandung, atau Jalan Malioboro di Yogyakarta.
Tika mengatakan bahwa scarf ini hadir karena pihaknya ingin lebih mengapresiasi kekayaan kota-kota di Indonesia. Apalagi di masa pandemi ini, masyarakat tidak bisa melakukan travelling seperti biasa, sehingga diharapkan kehadiran scarf tersebut dapat mengobati kerinduan masyarakat akan kota-kota wisata yang ada di Indonesia.
"Kemunculan scarf ini diharapkan bisa menjadi penghibur kerinduan akan traveling. Setelah ini, kami akan mengeluarkan batch kedua yang mengangkat kota-kota lainnya. Scarf ini dijual bersama dengan masker bermotif senada," terang Tika Mulya.
Advertisement