Liputan6.com, Jakarta - Di bagian tengah Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdapat sebuah kabupaten dengan wilayah berbukit bernama Kabupaten Ngada. Kabupaten ini memiliki luas wilayah sebesar 1.621km persegi. Kabupaten Ngada terbentuk pada 1958 melalui Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Sebutan "Ngada" diperkenalkan sebagai wilayah administratif oleh pemerintah kolonial Belanda] pada 1907. Sebelumnya, Ngada lebih dikenal dengan nama De Rokka yang berpusat di sekitar Rokkas Piek atau sekitaran Gunung Inerie. Mayoritas penduduk De Rokka berada di tengah dan selatan Kabupaten Ngada saat ini.
Seorang antropolog bernama Paul Arndt pernah menelusuri asal mula nama Ngada pada 1929. Menurut Paul, nama tersebut berasal dari nama suku atau klan Kepala Swapraja Ngadha pertama yang berubah menjadi "Nga da" karena lebih mudah diucapkan oleh lidah.
Advertisement
Mayoritas penduduk Ngada berasal dari tiga suku besar, yakni Suku Nagekeo, Suku Bajawa dan Suku Riung. Tiga suku tersebut masih mempertahankan kebudayaan masing-masing, seperti rumah adat, bahasa, tarian, pakaian adat, dan lainnya. Dalam kebudayaan Ngada, rumah adat berperan sangat penting dalam pola kemasyarakatan. Bagi setiap warga dengan rumah adat yang sama, berarti orang tersebut memiliki marga yang sama. Lambang dari marga tersebut berupa sebuah ukiran.
Baca Juga
Bukan hanya itu, terdapat beberapa hal menarik lainnya dari Kabupaten Ngada. Berikut enam fakta menarik tentang Ngada yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Gunung Api Terbesar di Pulau Flores
Gunung Inerie merupakan salah satu wisata alam yang berlokasi di selatan Pulau Flores, Aimere, Ngada. Gunung dengan ketinggian 2.245m diatas permukaan laut ini menjadi gunung api terbesar di NTT yang pernah meletus pada 1882 dan 1970.
Puncak dari gunung ini menyajikan pemandangan elok yang dapat melihat segala arah. Bahkan, sepanjang perjalanan menuju puncak mulai dari kaki gunung juga telah disajikan pemandangan yang begitu unik. Terdapat bentangan alam, peninggalan sejarah, hingga kehidupan sosial masyarakat yang bisa kita temukan ketika mengunjungi tempat ini.
2. Negeri di Atas Awan
Bukit Wolobobo di Ngada merupakan sebuah bukit dengan pemandangan alam yang indah di atas ketinggian 1700 mdpl. Ketika kita berada di puncak bukit ini, kita dapat melihat puncak Gunung Inerie yang lancip.
Bukit Wolobobo juga menjadi salah satu tempat dengan julukan negeri di atas awan. Kita dapat menikmati gumpalan awan atau kabut yang sangat banyak ketika berada di atas bukit sehingga seolah-olah berada di atas awan.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
3. Taman Laut 17 Pulau Riung
Taman Laut 17 Pulau Riung memiliki kekayaan flora dan fauna yang sangat beragam dengan kondisi laut biru dan suasana yang tenang. Taman ini sebenarnya memiliki 24 pulau-pulau kecil. Namun, penyematan angka 17 itu diambil dari tanggal Kemerdekaan Indonesia.
Pulau Rutong dan Pulau Ontole menjadi pulau yang paling terkenal di taman ini. Biasanya, wisatawan mendirikan tenda di Pulau Rutong untuk menikmati keindahan daratan di pulau lain. Selain itu, di Pulau Ontole atau yang biasa disebut Pulau Kelelawar, wisatawan dapat menikmati pemandangan kelelawar yang keluar dari sarangnya saat senja.
Tidak hanya lautannya yang kaya keindahan. Daratannya pun kaya akan fauna yang eksotis seperti rusa timor, biawak mbou, dan berbagai spesies unggas seperti bangau hitam, parkit dada kuning, cuckoos, dan burung beo.
4. Patung Bunda Maria
Bukit Wolowio menjadi salah satu destinasi wisata bagi umat Katolik di Flores. Puncak dari bukit ini berdiri patung Bunda Maria yang agung dan megah. Patung tersebut diletakan di ketinggian 1.400 mdpl dengan tinggi patung 17 meter dan terbuat dari beton.
Patung Bunda Maria dikelilingi dengan pepohonan kayu putih dan perkebunan kopi. Selain itu, terdapat Tugu Salib dan dibawahnya terdapat patung Bunda Maria sedang memangku Yesus serta terlihat pula patung Yesus di bukit lain. Pengunjung tempat ini dapat menikmati pemandangan hamparan kebun kopi arabika serta perbukitan, gunung, dan juga lembah di sekitarnya.
Advertisement
5. Kampung Tertua
Kampung Adat Bena menjadi kampung tertua di NTT yang hingga saat ini masih mempertahankan rumah adat setempat. Kampung ini terletak di kaki Gunung Inerie yang terkenal dengan rumah adat Bena dan tradisi nenek moyang mereka.
Selain itu, Kampung Bena juga menjadi salah satu desa tradisional Flores yang masih meninggalkan jejak-jejak budaya Megalitikum. Kebudayaan masyarakat di kampung tersebut juga masih dipertahankan sejak zaman batu, sekitar 1.200 tahun yang lalu.
Kampung ini dihuni oleh sembilan suku dengan 45 unit rumah. Tingkat ketinggian rumah menjadi pembeda antar satu dengan suku lainnya. Khusus rumah Suku Bena, posisinya berada ditengah-tengah karena dianggap sebagai suku yang paling tua.
6. Lambang Kemakmuran di Ngada
Upacara Reba adalah salah satu prosesi yang ada di Ngada. Pada upacara ini ubi yang menjadi salah satu makanan pokok bagi masyarakat Ngada harus disajikan untuk leluhur. Masyarakat menganggap ubi adalah berkah bagi mereka yang harus dihormati.
Berdasarkan kepercayaan mereka, ubi merupakan personifikasi seorang tokoh mitologis perempuan yang dikirim Tuhan dan mengorbankan dirinya demi kesejahteraan bersama. Upacara ini diadakan setahun sekali. Saking pentingnya, seluruh perantau biasanya akan pulang demi upacara ini.
Prosesi upacara ini dihiasi dengan tarian masyarakat yang menggunakan baju khas Ngada. Mereka menganggap, ubi, tuak, makan bersama, tarian dan nyanyian yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dari masyarakat terhadap rezeki yang berlimpah kepada leluhur. (Dinda Rizky Amalia Siregar)
5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi
Advertisement