Liputan6.com, Jakarta - Jaringan supermarket Inggris, Waitrose, akan mengubah nama salah satu produknya untuk menghilangkan "hinaan rasial" yang digunakan di Afrika Selatan selama apartheid. Produk daun jeruk yang sebelumnya dikenal dengan nama "Kaffir Lime Leaves" ini akan diubah jadi "Makrut Lime Leaves," lapor CNN, Jumat (18/6/2021).
Keputusan ini diambil "sebagai tanggapan atas komentar pelanggan yang diterima." Kata yang dihapus adalah cercaan etnis yang digunakan untuk merendahkan orang kulit hitam di Afrika Selatan.
Penggunaan istilah yang sangat ofensif sekarang dilarang di bawah hukum Afrika Selatan, terutama soal bahasa yang menyinggung ras. Manajer perdagangan bahan makanan Waitrose, Helena Dennis, mengatakan perubahan nama tersebut menjadi langkah penting bagi perusahaannya.
Advertisement
Baca Juga
Hal tersebut juga bukti bahwa perusahaan mendengarkan pelanggan dan mendidik diri sendiri agar berhati-hati dalam penggunaan kata. "Sementara beberapa pelanggan kami mungkin tidak menyadari konotasi dari kata khusus ini, penting bagi kami untuk menghindari menyinggung siapa pun yang berbelanja pada kami. Perubahan seperti inilah yang memastikan kami bergerak maju," tambah Dennis.
"Kami membutuhkan dukungan seluruh industri dalam hal ini. Juga, mendorong peritel lain melakukan hal serupa untuk membuat perbedaan dalam skala yang luas," kata Dennis.
Supermarket Inggris itu mengklaim akan menjelaskan perubahan nama melalui label di rak, resep, dan di sekolah memasaknya. Kemasan baru daun jeruk yang menghilangkan tendensi rasial itu akan diluncurkan ke semua toko dan laman resminya pada awal tahun 2022.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tudingan Rasisme
Pada April 2019, Waitrose pernah meminta maaf setelah dituduh rasis akibat nama produk tiga bebek cokelat. "Trio Waitrose of Chocolate Easter Ducklings" berisi versi putih, susu, dan cokelat gelap.
Masing-masingnya dinamai "Fluffy," "Renyah," dan "Ugly." Seorang pengguna Twitter mempertanyakan alasan Waitrose memilih menyebut bebek paling gelap sebagai "Ugly."
"Kami sangat menyesal atas segala kekecewaan yang disebabkan nama produk ini. Sama sekali bukan niat kami untuk menimbulkan pelanggaran," kata Waitrose dalam pernyataan resminya saat itu.
Advertisement
Bukan Satu-Satunya Merek
Ini bukan kali pertama produk pangan berganti nama karena dianggap rasis. Sebelumnya telah ada sejumlah kasus serupa. Salah satunya, menurut laporan New York Post, melibatkan perusahaan makanan Knorr yang akhirnya mengubah nama "Zigeuersauce," atau "Saus Gipsi" jadi "Saus Paprika Gaya Hungaria."
"Karena 'saus gipsi' dapat diartikan secara negatif, kami telah memutuskan untuk memberikan nama baru pada saus Knorr kami," kata Unilever, grup barang konsumen internasional yang menaungi Knorr. Langkah serupa juga diambil perusahaan raksasa lain, Nestle.
Juni tahun lalu, pihaknya mengumumkan rencana mengubah nama dua produk permen di bawah label Allen's Lollies, Red Skins dan Chicos. "Nama-nama itu tidak sejalan dengan nilai-nilai yang dianut Nestle yang berakar pada rasa hormat," tutur pihaknya.
Infografis Tampilan Kekinian Camilan Tradisional
Advertisement