Liputan6.com, Jakarta - Persepsi apa yang Anda adopsi dalam peringatan Hari Batik Nasional tahun ini? Di antara banyak, menarik untuk memikirkan bagaimana pilihan publik berkontribusi dalam eksistensi salah satu wastra sarat makna ini.
Menandai selebrasinya tahun ini, Mitra Seni Indonesia mengajak untuk memakai "batik asli." Karena dengan begitu, konsumen secara kolektif tidak hanya memastikan lestarinya motif batik, namun juga memperpanjang napas pembatik.
Desainer Galeri Batik Jawa Nita Kenzo menjelaskan, hanya ada tiga jenis batik asli: batik tulis, batik cap, dan batik yang mengombinasikan dua teknik itu. "Kalau yang print, itu bukan batik. Itu hanya printing textile bermotif batik," katanya dalam virtual gathering, Sabtu (2/10/2021).Â
Advertisement
Baca Juga
Nita menyambung, publik harus memahami bahwa produksi batik adalah proses padat karya. Sesuai SNI 0239:2014 Batik, ia menjelaskan, batik adalah kerajinan tangan sebagai hasil pewarnaan secara perintangan menggunakan malam sebagai perintang warna dengan alat utama pelekat lilin batik berupa canting tulis dan/atau canting cap untuk memberi motif tertentu yang memiliki makna.
Di samping, masyarakat disebut harus terus diedukasi untuk bisa membedakan mana batik asli dan yang bukan. "Batik asli itu pasti punya aroma malam. Lalu, kainnya lembut karena dibuat dari katun berkualitas," tuturnya.
Kemudian, batik cap biasanya bertekstur lebih kasar dari batik tulis. Motif batik menggunakan tiga teknik itu ada di kedua sisi kain. "Sama jelasnya (motif batik secara bolak-balik) karena melalui proses pewarnaan berkali-kali," Nita menjelaskan.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dikawinkan dengan Teknologi
Lebih lanjut Nita mengatakan, upaya mengidentifikasi batik asli ini juga dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Dalam hal ini, aplikasi Batik Analyzer yang merupakan inisiasi Balai Besar Kerajinan dan Batik di Yogyakarta.
"Aplikasi ini bisa membedakan kain batik dari kain tiruan dengan menganaliasa hasil foto hasil jepretan ponsel," kata Nita.
Mengutip laman Kementerian Perindustrian, sekarang akurasi aplikasi ini rata-rata 75 persen. Masih dalam versi beta, aplikasi ini disebut terus dikembangkan hingga nilai akurasinya di atas 90 persen. "Setelahnya, aplikasi ini baru dapat digunakan secara umum oleh masyarakat luas," terang pihaknya.
Advertisement
Mengoleksi Kain Batik
Bila Anda berminat mengoleksi ragam kain batik, murid maestro batik Indonesia Go Tik Swan Panembahan Hadjonagaro, Neneng Iskandar, punya beberapa tips. Ini harus dimulai, kata Neneng, dengan pola pikir bahwa kain-kain batik ini akan dimiliki dalam waktu lama, bahkan dianggap sebagai investasi.
"Mudahnya bisa dimulai dari kain batik apa yang belum dimiliki," katanya di kesempatan yang sama.
Kendati kain batik berwarna cerah juga menarik, dalam mengoleksi, Neneng merekomendasikan memilih yang berwarna soga. Palet warna ini menurutnya memberi kesan tidak lekang oleh waktu. "Warnanya juga harus bersih, rata, dan bagus," imbuhnya.
Yang tidak kalah penting adalah tahu pada siapa membeli kain baik. Dengan memilih penjual yang kredibel, konsumen akan mendapat penjelasan yang benar. Pasalnya, penting untuk memahami filosofi kain tersebut, sehingga paham nilai dan betapa berharganya wastra itu.
"Lalu, tidak dilipat dalam keadaan kecil. Secara berkala, lipatan kain juga harus diubah," tutupnya.
Infografis Motif-Motif Batik Indonesia
Advertisement