Seruan untuk Bebaskan Paus Kesepian dari Tangki Beton Selama 10 Tahun

Tertekan karena kesepian yang dirasakannya, paus itu membentur-benturkan kepalanya ke kaca di tembok kaca.

oleh Komarudin diperbarui 06 Okt 2021, 22:03 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2021, 22:03 WIB
Kiska
Kiska hidup sendirian selama 10 tahun setelah kelima anaknya mati (dok.YouTube/ Marineland CA)

Liputan6.com, Jakarta - Nasib nahas dialami seekor paus yang tinggal di tangki beton sempit di sebuah taman hiburan bernama Niagara Falls. Letaknya di sebuah kota di negara bagian Ontario, Kanada.

Melansir laman Independent, Rabu (6/10/2021), paus pembunuh tersebut hidup sendirian. Paus bernama Kiska itu tak melihat satu pun dari spesiesnya dalam 10 tahun sejak kelima anaknya meninggal.

Para aktivis memfilmkan Kiska membenturkan kepalanya ke kaca tangki beton. Perilaku stereotip hewan itu disebabkan oleh tekanan penahanan dan kesepiannya. "Hentikan kekejaman ini," bunyi pesan yang menyertai video tersebut.

Karena kesendiriannya itu, Kiska dijuluki sebagai orca yang paling kesepian di dunia. Hewan itu adalah makhluk sosial yang membutuhkan banyak interaksi dan stimulasi. Namun, alasan itu tidak cukup diterima oleh mereka yang dibesarkan di penangkaran.

Dalam satu kasus ekstrem, orca kesepian yang telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di penangkaran dan dekade terakhir. Binayang tersebut telah menunjukkan tanda-tanda kesusahan yang ekstrem, seperti mengambang lesu dan membenturkan kepalanya ke sisi kandangnya. Padahal, orca, lumba-lumba, dan paus adalah salah satu hewan paling cerdas di dunia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kisah Kiska

Kiska
Kiska hidup sendirian selama 10 tahun setelah kelima anaknya mati (dok.YouTube/ Marineland CA)

Kiska ditangkap pada 1979, ketika dia masih kecil di dekat pantai Islandia, dan telah menghabiskan 42 tahun sejak di penangkaran. Dia baru berusia tiga tahun ketika Marineland membelinya, tapi setidaknya dia berbagi tangki di sana dengan sesama jenisnya, melansir dari laman Oddity Central.

Pada satu titik, hewan itu melahirkan lima anak paus, tetapi mereka semua mati muda. Satu per satu, paus lain di taman itu juga mati. Dia menjadi satu-satunya yang tersisa.

Sejak 2011, Kiska tidak memiliki orc, atau paus jenis apa pun untuk berinteraksi dan kesepian ekstrem ini telah memengaruhinya. Rekaman menyedihkan yang difilmkan di Marineland menunjukkan orca malang itu mengambang tak bernyawa di tangkinya dan mengerang pelan.

Video lain menunjukkan dia tanpa berpikir membenturkan kepalanya ke sisi kandangnya, sebuah perilaku yang menurut para aktivis hewan terkait dengan kebosanan dan kurangnya interaksi.

“Video ini diambil pada 4 September 2021. Aktivis anti penangkaran memasuki MarineLand dan mengamati Kiska, orca terakhir mereka yang masih hidup membenturkan kepalanya ke dinding. Silakan tonton dan bagikan. Kekejaman ini harus diakhiri. #FreeKiska,” tulis aktivis antipenawanan dan whistleblower Phil Demers di Twitter. 

Butuh Bantuan

Kiska
Kiska hidup sendirian selama 10 tahun setelah kelima anaknya mati (dok.YouTube/ Marineland CA)

Camille Labchuk, direktur eksekutif organisasi advokasi hukum hewan nasional, Animal Justice, mengatakan kepada CTV bahwa Kiska adalah salah satu dari sedikit mamalia laut yang tersisa di Marineland dan sudah saatnya sesuatu dilakukan untuk membantunya.

"Dia mungkin orca paling kesepian di dunia dan itu sangat menyedihkan," kata Labchuk. "Sulit untuk tidak merasakan simpati atas apa yang dia alami. Kami pikir sangat penting bagi lembaga penegak untuk menangani masalah ini dengan serius, dan perlu dan tepat untuk melakukan apa yang mereka bisa untuk membantu Kiska."

Setelah melihat rekaman Kiska yang menyedihkan, Dr. Naomi Rose, seorang ilmuwan di Animal Welfare Institute, mengonfirmasi bahwa kondisi orca itu serius dan dia membutuhkan bantuan segera.

"Setidaknya, dia seharusnya sudah lama dipindahkan ke fasilitas dengan orca lain atau diberikan individu spesies Cetacea lain sebagai pendamping," kata Rose. "Dalam keadaan apa pun tidak memungkinkan keadaannya yang benar-benar menyendiri untuk melanjutkan - terutama mengingat responsnya yang praktis tidak aktif - pilihan yang tepat."

Di masa lalu, PETA menyebut Marineland “salah satu tempat terburuk bagi hewan laut di dunia.” Tercatat puluhan lumba-lumba dan paus telah mati di sana selama satu dekade terakhir saja. Taman laut selalu menyangkal bahwa salah satu hewannya dalam kesulitan, tetapi video terbaru Kiska ini melukiskan gambaran yang berbeda.

Infografis Imbauan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Pandemi Covid-19

Infografis Imbauan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Imbauan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya