Liputan6.com, Jakarta - Memasuki bagian kedua, karya budaya yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2021 asal Sumatra Barat masih didominasi oleh seni pertunjukan serta keterampilan dan kemahiran kerajinan tradisional.
Apa saja karya budaya asal Sumatera Barat di bagian kedua ini? Simak rangkuman selengkapnya seperti dikutip dari laman Warisan Budaya Kemdikbud, Rabu, 24 November 2021, berikut ini.
Advertisement
Baca Juga
1. Batik Tanah Liek Dharmasraya
Batik Tanah Liek jadi batik yang menjadi ciri khas Minangkabau. Batik ini menggunakan pewarna alam dari tanah liat dan proses pembuatannya sama dengan batik pada umumnya, namun pewarnaannya memakai tanah liat.
Motif batik ini banyak terinspirasi dari hewan, seperti kuda laut dan burung hong yang merupakan motif kuno batik Minangkabau ini. Asal batik tanah liek diduga berasal dari China yang masuk ke Indonesia sekitar abad ke-16 pada zaman Kerajaan Minangkabau yang berpusat di Pagaruyung.
2. Saluang
Alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang. Instrumen ini termasuk dari golongan alat musik suling, tapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat lubang.
Pemain memainkan saluang dengan meniup dan menarik napas bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik itu dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Teknik ini dinamakan juga sebagai teknik manyisiahkan angok (menyisihkan napas).
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
3. Dadiah Nagari Aia Dingin
Dadiah adalah makanan olahan dari proses fermentasi yang berasal dari susu kerbau. Pembuatan dadiah memerlukan waktu yang cukup lama yaitu dengan fermentasi.
Dadiah mengandung bakteri baik, yakni asam lakfat yang pontensial sebagai probiotik yang berkhasiat menurunkan kadar kolesterol, mencegah kanker usus, meningkatkan daya tahan tubuh dan khasiat lainnya. Manfaat dadiah untuak kesehatan seperti pengobatan sakit kulit, asma dan menurut maestro dadiah ada juga orang yang stroke dan rutin mengkonsumsi dadiah dengan rutin bisa sembuh.
4. Bansi
Alat musik tradisional Minangkabau ini terbuat dari bambu, baik bambu betung, poriang, soriak, dan tolang. Bansi berbentuk instrumen musik tiup recorder dengan 6--8 lubang
Bansi awalnya berkembang di daerah Pesisir Selatan, yakni Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dan lmenyebar ke berbagai wilayah Sumatera Barat, seperti Tanah Datar, Agam, Lima Puluh Kota dan lain sebagainya kecuali Mentawai. Bansi berfungsi sebagai alat musik yang digunakan untuk upacara, ritual dan hiburan atau pelipur lara.
Advertisement
5. Gandang Tasa
Alat musik asal Minangkabau ini biasa dimainkan dalam prosesi upacara adat yang di ruang terbuka, seperti prosesi mengarak pengantin dan upacara Tabuik. Upacara Tabuik digelar 1 Muharram, semua usia dilibatkan untuk menabuh Tabuinya.
Gandang Tasa dijumpai di beberapa daerah di Minangkabau, seperti Pariaman, Maninjau, Tiku, Lubuk Basung. Beberapa daerah di kabupaten Agam yang berbatasan dengan kabupaten Padang Pariaman juga mengenal alat ini. Permainan musik ini tidak disertai oleh penyanyi, melainkan hanya dengan tempo musik dengan sifat dinamis dan energik.
Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO
Advertisement