Liputan6.com, Jakarta - Desa Wisata Dewi Sambi menawarkan beragam kekayaan budaya dan alam yang cantik. Desa wisata ini berada di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dikutip dari laman Jejaring Desa Wisata (Jadesta) Kemenparekraf, Senin (21/2/2022), Desa Wisata Dewi Sambi berada berada di ketinggian 350 mdpl. Desa wisata ini berjarak sekitar 17 kilometer dari Kota Yogyakarta.
Advertisement
Baca Juga
Desa ini menawarkan wisata budaya untuk mengenal seni dan budaya, outbound, agro, membatik, wisata kuliner, hingga jelajah wisata. Wisatawan juga akan diajak menikmati matahari terbit dan terbenam, wisata edukasi dengan mengunjungi geoheritage serta belajar sejarah dan arkeologi.
Selain itu, ada wisata ke candi-candi seperti Candi Ijo dan Candi Barong. Candi Ijo adalah candi tertinggi di Yogyakarta.
Candi tersebut adalah salah satu candi Hindu peninggalan Kerajaan Mataram. Pemandangan yang banyak dikejar saat berwisata ke candi ini adalah menikmati matahari terbenam jika cuaca sedang cerah.
Penamaan Candi Barong oleh penduduk setempat karena adanya ukiran kala pada setiap sisi candi. Ukiran itu menyerupai singa atau barong yang kemungkinan dahulunya candi ini adalah candi Hindu sebagai tempat pemujaan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Arca
Wisata edukasi lain di Desa Wisata Dewi Sambi adalah Arca Ganesha yang terletak di Dusun Dawangsari. Posisi situs arca tidak terlalu jauh dari pemukiman warga, tetapi letaknya tersembunyi di balik rerimbunan pohon dan semak belukar.
Ada pula Arca Gupolo yang terletak di dusun Gunungsari yang posisinya jauh dari pemukiman warga. Penamaan Gupolo sendiri karena terdapat patung Agastya. Biasanya, gupolo adalah sebutan untuk arca raksasa penjaga pintu.
Bentuk arca ini sudah tidak lengkap, tetapi senjata trisula sebagai lambang dari Dewa Siwa masih terlihat jelas. Di sekitar arca Agastya terdapat tujuh arca Dewa Hindu dalam posisi duduk yang sudah tidak berkepala.
Advertisement
Taman Tebing Breksi
Sejak 1980-an, menambang jadi pekerjaan turun-temurun di desa ini. Lalu pada 2014, Pemerintah Provinsi DIY mensosialisasikan pelarangan penambangan Tebing Breksi.
Pelarangan penambangan Tebing Breksi muncul setelah Oktober 2014 Gubernur DIY menerima Surat Keputusan Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral tentang Penentuan 9 Kawasan Cagar Alam Geologi DIY per 2 Oktober 2014. Kala itu penambang bingung mencari pekerjaan sehingga mereka harus reposisi dari penambang batu menjadi pengelola wisata.
Setelah penutupan aktivitas tambang, masyarakat juga mendekorasi lokasi bekas pertambangan ini menjadi tempat wisata yang layak untuk dikunjungi. Tepatnya pada 30 Mei 2015, Tebing Breksi ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai tempat wisata baru di Jogja.
UMKM
Desa Wisata Dewi Sambil juga memiliki UMKM dari pembuatan batik tulis, batik jumputan, keripik sayur, hingga minuman empon-empon. Menariknya, ada banyak varian keripik, mulai dari keripik wortel, terong, pare, daung singkong, tempe, kemangi, kenikir, debog, dan masih banyak lagi.
Begitu pula untuk minuman yang juga aneka ragam, yakni kunir asem, beras kencur, wedang uwuh, wedang jahe, hingga wedang telang. Sementara ada pula hasil kerajinan tangan dari batik, ukiran kayu hingga batu.
Desa wisata ini juga memiliki Balkondes Sambirejo, resto dan penginapan berdesain semi tradisional. Selain fasilitas akomodasi, di sini juga ada ruang rapat yang memuat maksimal 30 orang.
Ada dua jenis pilihan penginapan, family room dan couple room. Family room bisa memuat 10 orang, dengan fasilitas sarapan, toilet, AC, TV, dan wifi. Couple room memuat dua orang dengan fasilitas serupa.
Destinasi lainnya adalah Kopi Breksi yang cocok untuk nongkrong bersama orang terkasih. Tempat ini juga cocok untuk menikmati senja. Dari Kopi Breksi wisatawan dapat melihat view wisata Tebing Breksi yang sangat menarik.
Advertisement