Liputan6.com, Jakarta - Sosok Simon Leviev jadi sorotan setelah penayangan film Netflix The Tinder Swindler. Pria yang diketahui bernama asli Shimon Hayut itu mengaku-ngaku anak dari miliuner pebisnis berlian dari Israel, Lev Leviev, dan diduga menipu beberapa perempuan yang ditemuinya di aplikasi kencan.
Dilansir dari South China Morning Post, Selasa (22/2/2022), Shimon tidak memiliki hubungan dengan miliuner itu. Namun, keluarga Leviev dan bisnis berlian adalah hal nyata dan bisnis mereka telah menjangkau seluruh dunia.
Cabang Lev Leviev Diamonds di Amerika saat ini dipimpin oleh putrinya, Chagit Leviev-Sofiev. Chagit adalah salah satu dari sembilan anak Lev dan Olga Leviev.
Advertisement
Baca Juga
Ayahnya dikenal sebagai "Raja Berlian" dan dilaporkan memiliki kekayaan bersih 1 miliar dolar AS (Rp14,3 triliun). Ia memiliki "outfit berlian terintegrasi" dengan tambang di Afrika Selatan dan butik perhiasan di New York, menurut Forbes.
Perusahaannya Lev Leviev Diamonds (LLD) adalah salah satu produsen dan distributor berlian terbesar di dunia. Leviev-Sofiev saat ini tinggal di New York City.
Ia mengepalai Leviev Group USA, di antara bisnis sampingan dan aksi filantropi lainnya. Leviev-Sofiev dibesarkan di Israel dan Belgia sebelum pindah New York City pada 2012.
Ia merintis kariernya sebagai penasihat keuangan di Deloitte Brightman Almagor di Israel. Ia juga memiliki tugas di dewan direksi Fox-Wisel.
"Saya tahu bahwa saya pada akhirnya akan bergabung dengan ayah saya, tetapi saya tidak ingin langsung masuk dan orang-orang memberi tahu saya, 'Perempuan ini datang dari perguruan tinggi. Dia tidak tahu apa-apa. Dia mengharapkan segalanya'. Saya ingin menghindari itu," katanya saat wawancara podcast dengan PTex Group pada 2020.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penyesuaian
Sebelum pindah, Leviev-Sofiev telah bekerja untuk ayahnya sebagai CFO untuk perusahaan induk lainnya. Ia lalu diminta untuk mengembangkan bisnis keluarga di Amerika Serikat.
Perjalanannya tidak dimulai dengan mulus karena dia membutuhkan waktu untuk penyesuaian. "Sayangnya, saya tidak diterima di bisnis dan saat itulah saya mengerti bahwa mereka tidak dijalankan dengan cara tertentu seperti yang kami duga," katanya kepada PTex.
Ia berkata bahwa dirinya belajar pasar bisnis saat memutuskan pergi. "Tidak ada sekolah di dunia ini yang dapat melatih Anda menjalankan kerajaan atau menjalankan perusahaan kecil atau menjadi pengusaha sejati."
Keluarga konglomerat ini tidak hanya berurusan dengan berlian karena Grup Leviev juga menangani real estate, pertambangan, energi, dan perhiasan. "Kami memiliki operasi besar-besaran di sini berlian di AS. Kami mengendalikan enam perusahaan berlian, grosir dan eceran," katanya dalam podcast.
Advertisement
Real Estate
Selain itu, Leviev-Sofiev juga telah mengelola perusahaan real estate terkemuka milik ayahnya, Africa Israel USA sejak 2013. "Saya tidak tahu apa yang saya hadapi. Saya pikir saya tidak ingin mengambil terlalu banyak pada diri saya sendiri karena saya sudah berada di bawah banyak tekanan di sisi berlian bisnis, tetapi saya melakukannya," katanya kepada podcast.
Setelah mengambil alih, ia mengawasi pengelolaan dan pelepasan aset perusahaan senilai 1 miliar dolar AS di Negeri Paman Sam dan bertanggung jawab untuk menjual sebagian dari Gedung Times Square 18 lantai, di 229 West 43rd Street, kepada Kushner Companies seharga 300 juta dolar AS pada 2015.
Leviev-Sofiev menikah dengan Greg Sofiev dan dikaruniai empat buah hati. Suaminya saat ini bekerja dengannya, menjabat sebagai CEO LLD Diamonds USA. Sofiev pernah menjadi presiden GSD Diamonds menurut profil LinkedIn pribadinya.
Kegiatan Amal
Di luar pekerjaan, Leviev-Sofiev juga terlibat dalam beberapa organisasi nirlaba yang fokus pada pendidikan dan pemberdayaan perempuan Yahudi. Ketika ditanya soal beramal, dia memuji ayahnya karena membuka matanya untuk memberi sesama.
"Mereka telah membangun ratusan sekolah, pusat komunitas, dan mikvah dan panti asuhan di seluruh Eropa," katanya dalam sebuah wawancara dan menambahkan bahwa amal tidak hanya untuk orang kaya.
"Amal adalah Anda memberikan 10 persen dari apa yang Anda hasilkan. Ini bukan milik Anda. 10 persen bukan milik Anda," tambahnya.
Advertisement