Liputan6.com, Jakarta - Bryan Peh tak ragu mengakui dirinya sebagai karung guni. Bagi warga Singapura, itu merupakan julukan bagi pria maupun perempuan paruh baya yang berdagang rongsokan.
Mereka biasanya berjalan melalui koridor apartemen sambil membawa klakson dan troli. "Karung guni, buay bor zua gu sa kor, ray-dio-dian-see-kee" jadi teriakan khasnya saat berkeliling di area perumahan sambil membunyikan klakson. Dalam bahasa Hokkien, itu berarti "karung goni, koran dan pakaian lama, radio rusak, televisi."
Advertisement
Baca Juga
Tidak banyak yang percaya bahwa ia bekerja sebagai karung guni. "Ketika saya keluar dan bertemu teman atau temannya teman saya, mereka menanyakan profesi saya, saya akan menyebut diri saya karung guni," ujar Peh, dikutip dari laman CNA Lifestyle, Kamis, 25 Agustus 2022.
"Mereka berucap, 'mengapa kamu mengolok-olok mereka? Ini bukan lelucon, kau tahu'," sambung Peh.
Peh pun berkeras, "Saya seorang karung guni."
Namun, Peh jelas bukan karung guni kebanyakan. Pria berusia 29 tahun itu jelas lebih muda, cerewet dan senang mengobrol. Ia bersemangat sejak pagi saat kebanyakan orang masih berjuang untuk tidak tidur saat bekerja.
Ia telah menggeluti usaha daur ulang selama lebih dari delapan tahun. Perjalanan Peh di industri itu dimulai ketika lulus dari Singapore Institute of Management – Royal Melbourne Institute of Technology (SIM-RMIT) dengan gelar di bidang manajemen bisnis.
Lepas dari Bisnis Keluarga
Satu tahun setelah lulus, Peh masih mengganggur. Sang ayah lalu menyarankannya untuk membantu di toko keluarga, Ace Recycle Trading. Begitulah Peh memulainya.
Keterampilan dan pengetahuan yang Peh dapatkan di kampus membantunya dalam industri daur ulang. Peh kemudian mendirikan Earth Recycling Service pada Januari 2022 setelah meninggalkan bisnis sang ayah.
Peh termotivasi untuk membuat usahanya sendiri karena ingin keluar dari terjebak di dalam bisnis keluarga. Menurutnya, mendirikan usaha sendiri akan membantu dirinya tumbuh dan berpotensi menjangkau lebih banyak klien.
"Ini juga tentang kemampuan memisahkan diri dari bisnis keluarga saya untuk membuat sesuatu dari diri saya sendiri," ujarnya.
Dia mengakui awalnya tidak ada faktor “tertarik” baginya. Namun, dia akhirnya memilih bertahan di sektor tersebut.
"Ada banyak penolakan sebelum saya mencapai tahap penerimaan karena saya memiliki mimpi besar, seperti bagaimana semua orang berbicara tentang bekerja di kantor dan menaiki tangga perusahaan," ucap Peh.
"Setelah beberapa saat, saya beralih ke gaya hidup, dan saya menyukai kebebasan bekerja di sekitar bisnis keluarga. Itu juga membuat lebih mudah mendapatkan hari libur," sambungnya.
Advertisement
Rutinitas Tiap Hari
Walau mengaku bebas menentukan hari libur, sebenarnya Peh bekerja keras. Dia dan keluarga biasanya bekerja setiap hari, termasuk di akhir pekan dan tanggal merah. Peh bekerja mulai dari pukul 9 pagi sampai pukul 7 malam.
"Akan ada hari-hari yang mudah, tetapi sebagian besar itu menguras fisik dengan banyak bahan untuk dibongkar dan/atau disortir. Lalu jam kerja yang panjang bisa berulang, ini adalah siklus pembongkaran dan penyortiran," tuturnya.
Etalase tokonya terletak tepat di sebelah toko ayahnya di sebuah bangunan industri di Kaki Bukit, Singapura. Kedua toko itu berbagi ruang untuk mengumpulkan material.
"Ketika kami mengunjungi toko-toko, kami melihat kantong-kantong kawat tembaga dan tumpukan mesin yang dibongkar di samping seikat kertas dan bahkan patung kuningan atau tembaga yang aneh," kata dia.
"Kami mengumpulkan hampir semuanya kecuali kayu, plastik, kaca, yang berbahaya untuk ditangani dan mahal untuk dibuang. Segala sesuatu lain yang kami kumpulkan dapat diperdagangkan sebagai bahan baku," ujar Peh.
"Kami kebanyakan mendapatkan banyak barang antik. Beberapa di antaranya kami bersihkan dan kami rumahkan kembali," sambungnya.
Aktor Lepas
Peh mengatakan, tidak ada pekerjaan yang buruk jika orang bersedia berkomitmen dan menerimanya. Sangat menarik untuk melihat perbedaan antara orang-orang istimewa dan orang-orang dengan kesulitan. Apa yang telah dilakukan membantunya untuk tetap sederhana atau apa adanya.
"Saya akan mendorong semua orang untuk membeli lebih sedikit barang," ujar Peh, sambil menunjuk ke arah bagaimana pekerjaannya terkait dengan hubungan orang dengan barang material dan lingkungan.
Peh menyebutkan, bekerja dengan keluarga memberinya tingkat kebebasan yang dapat digunakannya untuk mengejar hasrat lain, yaitu akting. Sebagai aktor lepas, dia muncul dalam serial web Uncanny Valley berperan sebagai peran pendukung pertamanya yang berlangsung lebih dari satu episode.
Dia juga mendapat peran kecil – serial berbahasa Mandarin pertamanya – dalam serial drama Channel 8 My Guardian Angels, yang dibintangi oleh Zoe Tay dan Kym Ng. "Sepanjang jalan, saya memiliki peluang bagus untuk bekerja dan begitulah cara saya berakting," ungkapnya seraya menyebut akting sebagai pekerjaan sampingannya.
Advertisement