Penguatan Literasi Digital Melalui Kampanye Serunya Belajar

Kemendikbudristek dan TikTok menandatangani nota kesepahaman sebagai wujud dukungan kampanye edukasi Serunya Belajar.

oleh Putu Elmira diperbarui 25 Okt 2022, 06:30 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2022, 06:30 WIB
Ilustrasi Belajar
Ilustrasi serunya belajar. (dok. Unsplash.com/Corinne Kutz @corinnekutz)

Liputan6.com, Jakarta - Metode pembelajaran kian berkembang seiring dengan kemajuan teknologi yang pesat. Terlebih saat masa pandemi Covid-19 melanda, belajar tak lagi terhalang oleh jarak karena dapat dilakukan secara daring.

Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Anang Ristanto menyampaikan sebelumnya belajar identik dengan kegiatan yang berpusat pada sekolah atau institusi pendidikan formal semata. Namun kini, belajar jadi suatu yang biasa dilakukan di mana dan kapan saja.

"Salah satunya adalah dukungan adanya teknologi ini. Di kementerian pun saat ini sedang melakukan transformasi teknologi banyak sekali yang sudah diluncurkan baik dari Merdeka Belajar 1 sampai Merdeka Belajar 22, ini rata-rata semuanya menggunakan teknologi untuk mendukung kebijakan program Merdeka Belajar ini," kata Anang dalam konferensi pers virtual "Peluncuran Kampanye #SerunyaBelajar Terbaru Dalam Rangka Memperingati Hari Sumpah Pemuda", Senin, 24 Oktober 2022.

Anang mengungkapkan pihaknya menyadari kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan TikTok dan pemangku kepentingan menjadi suatu kolaborasi yang harus dilakukan. Kemendikbudristek dan TikTok menandatangani nota kesepahaman sebagai wujud dukungan kampanye edukasi Serunya Belajar.

"Ada tiga kerja sama yang kita tetapkan dengan menandatangani MoU bersama dengan ruang lingkup, yaitu penguatan literasi digital, penyelenggaraan kampanye atau kampanye tematik, dan peningkatanan kualitas komunikasi publik melalui platform digital," lanjut Anang.

Ia turut mengajak para pelajar dan mahasiswa tidak hanya belajar di bidang akademik saja. "Tapi juga perlu memanfaatkan media-media lain, termasuk media sosial dan media digital lainnya, yang perlu kita juga kembangkan inovasi untuk pemanfaatan media yang ada," tambahnya.

Serunya Belajar

Kampanye Serunya Belajar
Kampanye Serunya Belajar dari TikTok. (Tangkapan Layar Zoom)

Public Policy and Government Relations TikTok Indonesia Faris Mufid mengungkapkan kampanye Serunya Belajar telah memiliki lebih dari 13 miliar total views. Faris menyebut, itu menunjukkan diterimanya konten-konten edukasi di TikTok.

"Juga peluang bagi kita bersama untuk terus mengamplifikasi konten-konten edukasi yang positif kepada pengguna-pengguna kita di Indonesia," kata Faris.

Ia menyebut ada beragam konten edukasi yang kini tersedia di platform media sosial itu, mulai dari belajar bahasa, teknologi, hingga kecantikan. Ada pula fitur-fitur di TikTok juga dapat dimanfaatkan lainnya, seperti fitur live atau siaran langsung.

"Kampanye Serunya Belajar yang kita luncurkan merupakan tindak lanjut dari kampanye yang sudah mencapai 13 miliar views, dengan memanfaatkan momentum dari Sumpah Pemuda," tambahnya.

Momen Sumpah Pemuda sendiri dipilih karena berhubungan dengan semangat anak-anak muda dengan values yang dibawa oleh TikTok. "Semangat progresivitas, semangat keingintahuan yang tinggi sehingga kami sebagai platform digital di Indonesia ingin menjadi wadah untuk menampung kreativitas pengguna-pengguna kita di Indonesia," tutur Anang.

Ragam Acara

Kampanye Serunya Belajar
Kampanye Serunya Belajar dari TikTok. (Tangkapan Layar Zoom)

TikTok turut menggandeng Mikha Tambayong sebagai brand ambassador untuk kampanye Serunya Belajar sekaligus sekolah dengan sistem blended learning, Sekolah.mu. "Untuk membawa kampanye ini menjadi lebih masif sehingga tidak terbatas di kota-kota besar, tapi bisa menyasar ke seluruh lapisan masyarakat di Indonesia," katanya.

Serunya Belajar terdiri dari empat kegiatan utama, yaitu Hashtag Challenge, Bootcamp Serunya Belajar, Festival Serunya Belajar, dan TikTok Live. Hashtag Challenge adalah kompetisi bagi pengguna TikTok berusia minimal 18 tahun untuk berbagi konten edukasi.

"Start 24 Oktober sampai 7 November 2022, kita mengundang pengguna-pengguna di Indonesia untuk bisa membuat konten edukatif sekreatif mungkin," ungkap Anang.

Nantinya, pemenang akan dipilih untuk mengikuti kegiatan pelatihan melalui Bootcamp. Ini adalah kegiatan pelatihan intensif untuk 100 kreatir terbaik pemenang kompetisi Serunya Belajar pada 19 November 2022.

Festival Serunya Belajar diisi dengan beragam kegiatan, mulai dari eksperimen, sains dan DIY, sesi sharing dan diskusi bersama top kreator TikTok. Nantinya, ada pula penampilan musik dari musisi-musisi yang akan digelar secara luring pada 19 November 2022 dan terbuka untuk umum. Terakhir adalah TikTok Live yang berisi diskusi bersama para pakar, acara memasak, hingga diskusi terkait fesyen dan kecantikan dari kreator TikTok.

Kiat Belajar Menyenangkan

ilustrasi belajar
Ilustrasi belajar (dok.unsplash/ Marten Bjork)

Chief Operating Officer Sekolah.mu Radinka Qiera membagikan tips belajar untuk anak muda agar tetap menyenangkan. Terkait dengan pembelajaran masa kini, ia membagikan dua poin utama.

"Pertama, learn how to learn, karena sebenarnya cara belajar itu banyak banget. Kalau dulu kesannya cuma dari buku padahal sekarang banyak banget media, TikTok salah satunya, kita bisa belajar dan salah satu cara untuk mendemokratisasi pendidikan yang dulu tidak terbayang bisa belajar dari para ahli sekarang bisa," terang Inka.

Kendati demikian, Inka menyebut seseorang harus mampu mengkurasi dari segala hal. Menurutnya, perlu untuk membekali anak-anak soal learn how to learn. "Banyak metodenya dan harus memotivasi anak-anak bahwa harus kasih tahu cara belajar ada berbagai macam, bisa dari mana saja," tambahnya.

Memaknai Sumpah Pemuda, zaman juga telah banyak berubah. "Kalau dulu mungkin harus orasi dan musyawarah yang heboh, ini medianya sudah beda kalau sekarang. Yang pasti adalah perubahannya, jadi kita harus membekali anak-anak, remaja, terhadap perubahan ini, mereka continuously harus jadi pembelajar sepanjang hayat, kalau sudah paham maknanya belajar, sudah senang," lanjutnya.

Berlanjut dengan poin kedua, yakni belajar untuk unlearn. Ia menyebut terkadang di kelas banyak anak yang datang dengan idenya masing-masing.

"Kalau di Sekolah.mu selalu memulai dengan coba dipecahkan atau lupakan dulu karena kadang-kadang yang kita anggap benar belum tentu benar, curiositynya harus ditingkatkan, semakin banyak pertanyaan semakin diskusi semakin menyenangkan," terang Inka.

Ia mengungkapkan, "Pastinya dengan adanya banyaknya konten, informasi jadi semakin terbuka jadi bakal lebih seru belajarnya, class room enggak sebatas dinding ini saja, future of education itu class room without walls."

Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya