Liputan6.com, Jakarta - Pernikahan kerajaan akan kembali berlangsung di Luksemburg pada tahun depan. Hal ini menyusul berita pertunangan Putri Alexandra dengan kekasihnya, Nicolas Bagory.
Pengumuman pertunangan disampaikan secara resmi oleh Grand Ducal Court of Luxembourg, pihak istana kerajaan, pada Senin, 7 November 2022. Putri kerajaan berusia 31 tahun itu merupakan satu-satunya putri dari Grand Duke Henri dan Grand Duchess Maria Teresa, pasangan kepala negara Luksemburg.
Advertisement
"Yang Mulia Grand Duke dan Grand Duchess dengan senang hati mengumumkan pertunangan putri mereka, Yang Mulia Putri Alexandra, dengan Tuan Nicolas Bagory," demikian pernyataan resmi kerajaan, dikutip dari People, Selasa (8/11/2022).
Pihak kerajaan juga mengungkap sekilas latar belakang calon menantu raja tersebut dengan menyebut pria berusia 33 tahun itu dibesarkan di Brittany, Prancis. Dia mempelajari ilmu politik dan klasik, dan saat ini, bekerja di beragam proyek sosial dan budaya.
"Pernikahan akan dilangsungkan di musim semi (2023)," sambung pihak kerajaan. "Kedua keluarga bergabung dalam kebahagiaan pasangan yang bertunangan, mengelilingi mereka dengan kasih sayang."
Sebuah potret resmi Putri Alexandra dan Nicolas dirilis bersamaan dengan pernyataan itu, menunjukkan pasangan bahagia itu berpose bersama. Tak lupa, sang putri juga mengenakan cincin pertunangan yang desainnya terlihat rumit, berbahan emas dengan mata seperti berlian dan batu permata lainnya.
Pernikahan Putri Alexandra yang akan datang akan menjadi yang pertama di keluarganya dalam satu dekade. Terakhir kali pernikahan kerajaan Luksemburg digelar adalah ketika Pangeran Félix menikahi Claire Lademacher di Basilique Sainte Marie-Madeleine di Prancis pada September 2013.
Garis Suksesi
Putri Alexandra adalah anak keempat dari Grand Duke Henri dan Grand Duchess Maria Teresa, pasangan Kerajaan Luksemburg. Dia saat ini berada di urutan keenam dalam garis suksesi takhta.
Putra mahkota adalah kakak laki-lakinya Grand Duke Guillame, disusul putranya, Pangeran Charles yang berusia 2 tahun, kakak laki-lakinya Pangeran Félix, dua anaknya, yakni Putri Amalia (8) dan Pangeran Liam (6). Di belakang Alexandra adalah adik laki-laki-nya, Pangeran Sébastien.
Putra ketiga Grand Duke dan Grand Duchess, Pangeran Louis, secara khusus tidak masuk dalam suksesi takhta. Louis, 36, melepaskan klaimnya atas mahkota sebelum menikahi Tessy Antony, seorang rakyat jelata, pada 2006. Mereka memiliki dua anak bersama, yakni Pangeran Gabriel (16) dan Pangeran Noah (15), sebelum bercerai pada 2019.
Luksemburg adalah negara Monarki Konstitusional dengan sistem pemerintahan parlementer. Berdasarkan konstitusi 1868, kekuasaan eksekutif Luksemburg dikelola oleh Haryapatih dan Dewan Pemerintahan (Kabinet), yang mencakup Perdana Menteri yang merupakan Kepala Pemerintahan.
Luksemburg memiliki tiga bahasa resmi (Luksemburg, Prancis, dan Jerman). Budayanya merupakan perpaduan antara Eropa Jerman dan Romawi.
Advertisement
Kecil tapi Kaya
Luksemburg merupakan anggota Uni Eropa. Lokasinya berada di sebelah barat laut daratan Eropa yang tak memiliki wilayah maritim.
Ibu kota negara itu berada di Luksemburg. Luas wilayahnya 2.586 kilometer persegi, hanya setengah dari luas wilayah Pulau Madura. Negara ini berbatasan dengan Belgia dan Jerman di sebelah Utara, Perancis di sebelah Selatan, Belgia di sebelah Barat, dan Jerman di sebelah Timur.
Walau termasuk negara kecil, Luksemburg adalah negara yang makmur. Sumber ekonomi mereka pada awalnya bertumpu pada industri besi dan baja yang kontribusinya mencapai 80 persen dari total nilai ekspor pada 1960an. Namun pada akhir abad 20, kekuatan utama ekonomi negara itu berasal dari keterlibatannya dalam perbankan internasional dan jasa keuangan, serta dalam kegiatan nonkomersial seperti menjadi tuan rumah kegiatan politik intra-Eropa.
Pada abad ke-21, teknologi informasi dan perdagangan elektronik juga menjadi komponen penting ekonomi Luksemburg. Orang Luksemburg berada di antara para pemimpin dunia dalam standar hidup dan pendapatan per kapita.
Transportasi Gratis
Luksemburg juga menarik perhatian dengan menjadi negara pertama di dunia yang menggratiskan transportasi umum. Sistem transportasi umum gratis ini diterapkan karena pemerintah berusaha mengurangi lalu lintas mobil yang pada.
Melansir dari CNA, beberapa kota selain Luksemburg telah mengambil tindakan sebagian yang serupa, tetapi kementerian transportasi mengatakan itu adalah pertama kalinya keputusan serupa akan mencakup untuk seluruh negara. Dikutip dari BBC, pemerintah Luksemburg memperkirakan bahwa jumlah pengguna transportasi akan meningkat sebesar 20 persen dalam lima tahun ke depan dan bahwa perluasan jaringan trem dan bus akan dapat mengatasinya.
Transportasi gratis yang ditandai sebagai langkah sosial yang penting, akan mempengaruhi sekitar 40 persen rumah tangga dan kemungkinan akan menghemat masing-masing sekitar Rp 1 juta per tahun. Mobil pribadi adalah alat transportasi yang paling sering digunakan di Grand Duchy. Menurut survei 2018 oleh TNS Ilres, mobil menyumbang 47 persen dari perjalanan bisnis dan 71 persen dari transportasi waktu luang.
Advertisement