Liputan6.com, Jakarta - Mempunyai rumah mungil di dalam gang sempit bukan berarti tidak nyaman atau kurang menarik. Sebaliknya, sebuah rumah kecil di kawasan Jakarta Selatan justru terlihat menarik meski serba minimalis.
Di kota besar seperti Jakarta memiliki rumah yang luas memang tidak mudah dan pastinya tidak murah. Untuk itu perlu disiasati dengan cara lain agar tetap bisa punya rumah yang layak dihuni.
Salah satu inspirasi datang dari rumah milik seorang wanita bermama Fay. Ia tinggal di rumah mungil di sebuah gang sempit di Jakarta Selatan bersama suaminya. Meski di dalam gang, bagian dalam rumah tersebut bisa bikin kita terkagum-kagum karena desainnya yang menarik.
Advertisement
Baca Juga
Dalam unggahan di kanal Youtube ‘Rizki Abadi’, Rabu, 28 Desember 2022, diketahui rumah mungil ini, memiliki total lahan seluas 44 meter persegi dan luas bangunan 72 meter persegi. "Di lahan yang mungil serta lokasi yang terbatas, menurut saya pemilik rumah mampu membuat hunian yang nyaman sekaligus elegan," ucap Rizki Abadi.
Rumah mungil ini mengusung konsep rumah modern, dengan desain rumah split level yang membuat rumah mungil selebar 5 meter ini tampil mengesankan sekaligus fungsional. Bangunannya cukup tinggi hingga Fay menyebut rumahnya berkonsep Tiny House Living High.
"Maksud konsepnya, ini rumah kecil tapi tinggi keatas supaya penggunaannuya maksimal, semua ruangan dimanfaatkan dengan baik," jelas Fay. Rumah itu terdiri dari tiga lantai, termasuk rooftop. Pemanfaatan ruang sudah terlihat mulai dari area teras yang menggunakan lantai batu andesit.Â
Batu andesit itu bukan sekadar untuk mempercantik, tetapi juga mencegah air masuk ke dalam rumah saat terjadi banjir. Itu karena lokasinya termasuk rawan banjir. Area depan dibuat tinggi dengan menempatkan tangga sekitar 1,5 meter untuk mencapai pintu rumah utama. Lagi-lagi alasannya untuk mengantisipasi banjir.Â
Banyak Ruang Penyimpanan
Di halaman depan di bawah jendela paling kiri juga terdapat gudang untuk menyimpan berbagai barang. Meski ukurannya kecil, bagi Fay tetap penting karena harus bisa memaksimalkan lahan yang ada di rumahnya.
Begitu memasuki rumah, tamu akan berada di area foyer yaitu ruang peralihan antara teras dan ruang tamu atau teras dengan ruang keluarga. Area ini berfungsi sebagai ruang penerima. Sesuai fungsinya, di area foyer tidak terdapat perabotan besar. Begitu juga di rumah Fay, terlihat hanya ada tempat duduk dan tempat sepatu serta beberapa perabotan kecil di area foyer.
Antara area foyer dengan ruang tamu atau ruang keluarga ada railing atau pegangan tangga untuk menambah kesan minimalis sekaligus sebagai safety. Itu karena untuk menuju ruang keluarga kita harus turun tangga setinggi 1,5 meter, ukurannya sama seperti di halaman depan.
Lantai tangganya memakai bahan acian yang dipoles sehingga terlihat lebih halus. Perawatannya juga cukup mudah. "Jadi ini perawatannya nggak perlu pakai bahan-bahan pembersih, cukup dengan air. Tapi nggak boleh becek banget jadi kalau ada yang tumpah harus langsung dibersihin," terang Fay.
Di ruang tamu yang juga bergfungsi sebagai keluarga, hanya ada satu sofa di pinggir ruangan, sedangkan di bagian tengah hanya ada karpet besar. Uniknya lagi, di bagian dinding digunakan untuk menggantung sepeda.
Di bagian belakang ada dapur sekaligus ruang makan yang didominasi kayu jati. Yang cukup menarik di bagian dapur, bagian wastafel bisa ditutup jadi bisa digunakan untuk memotong bahan makanan seperti daging atau sayuran. Menurut Fay, konsep itu terinspirasi dari dapur ala Jepang.
Advertisement
Tetap Ada Ruang Terbuka
Untuk lemari penyimpanan menggunakan custom karena posisi rumah yang agak miring sehingga harus dibuat khusus. "Iya kalau costum kita bisa menentukan sendiri ukurannya," kata timpal Rizki.
Di lantai pertama ini juga terdapat kamar mandi kecil yang berada di bawah area tangga. Lalu di bagian paling belakang ada ruang terbuka yang diisi berbagai macam tanaman. "Dari awal kita memang sudah pesan sama arsiteknya supaya ada ruang terbuka, yaitu backyard sama rooftop, supaya ada sirkulasi udara dan lebih segar,"Â ungkap Fay.
Di lantai pertama ini juga terdapat kamar mandi kecil yang berada di bawah area tangga. Di sebelah kamar mandi juga ada gudang kecil untuk menyimpan barang seperti galon air.
Lalu di lantai 2 ada ruang kerja yang terletak di ujung tangga dan menghadap ke jendela luar. Kalau bekerja di siang hari yang cerah, tidak perlu memakai lampu karena sudah mendapat sinar matahari yang cukup terang. Selain itu ada dua kamar tidur dan kamar mandi utama serta ruang kecil untuk menyimpan barang.
Kamar utama yang berukuran sekitar 3x4 meter juga menggunakan perabotan custom, termasuk lemari pakaian dan sandaran tempat tidur. Sedangkan, kamar mandi utama selain lebih besar dibandingkan di lantai 1, lantainya terbagi dua yaitu memakai granit dan kayu.
Lantai dari granit untuk area basah dan kayu untuk area kering. Sama seperti di lantai 1, di lantai 2 juga memakai ubin vinyl yang merupakan bahan lantai sintetis yang dikenal tahan lama, terjangkau dan mudah dipasang.
Melepas Penat di Rooftop
Terakhir di lantai 3 jadi tempat penyimpanan barang, area menuci dan menjemur pakaian. Area ini juga memakai kanopi seperti di halaman rumah dan ada beberapa krei di pinggir dinding.
"Dari area cuci pakaian ini kita tinggal naik beberapa anak tangga kita sampai di rooftop," kata Fay.Â
Di area rooftop ada tempat duduk yang dibuat khusus di dekat dinding. Yang tak kalah unik, di samping area rooftop, ada noren yaitu semacam tirai kain untuk menutupi tempat toren air. Selain itu ada beberapa pot tanaman di dekat toren air.
"Rooftop di rumah ini jadi oase bagi pemilik rumah kalau lagi melepas penat di sore hari," kata Rizki. "Iya dari rooftop ini kita bisa melihat pemandangan Jakarta, ya Jakarta Selatan lah. Lumayan ada pemandangan yang bisa kita nikmatin. Sambil ngopi-ngopi di sore hari bisa ngelita sunset juga," terang Fay.
Di area rooftop ada tempat duduk yang dibuat khusus di dekat dinding. Yang tak kalah unik, di samping area rooftop, ada noren yaitu semacam tirai kain untuk menutupi tempat toren air. Selain itu ada beberapa pot tanaman di dekat toren air.
Untuk membangun rumah mungilnya, Fay dan suami mengaku mengeluarkan bujet sekitar Rp300 juta termasuk untuk jasa arsitek. "Itu sudah termasuk sebagian interior dan beberapa build-in furniture. Ya lumayan affordable, karena memang rumahnya mungil. Kita juga nggak pakai kontraktor tapi memang pembuatannya jadi agak lama. Tapi kita cukup puas sama hasilnya," pungkas Fay.
Advertisement