Liputan6.com, Jakarta - Orang terkaya di dunia, Bernard Arnault, sedang menyusun rencana pembagian warisan guna mencegah kelima anaknya berebut harta. Kekayaan Arnault tercatat senilai 196 miliar dolar AS (sekitar hampir Rp3 kuadriliun), menurut sebuah laporan.
Melansir New York Post, Selasa, 7 Februari 2023, CEO LVMH ini telah menciptakan perusahaan induk baru yang membagi kekayaannya secara merata di antara anak-anaknya, lapor Bloomberg News. Perusahaan baru ini adalah kunci visi Arnault untuk membuat LVMH tetap berada di bawah kendali keluarga.
Advertisement
Baca Juga
Kendati, para pengamat tidak tahu yang mana dari kelima anaknya, yang semuanya bekerja di bisnis ini, yang akan mengambil peran kepala eksekutif LVMH. Arnault jadi ayah dari dua anak: Delphine (47) dan Antoine (45) dengan istri pertamanya dan memiliki tiga anak dari pernikahannya saat ini: Alexandre (30), Frederic (28), dan Jean (24).
Pada Desember 2022, Antoine diangkat sebagai CEO Christian Dior SE, dan di sekitar waktu yang sama, saudara perempuannya, Delphine, ditunjuk untuk mengepalai merek Christian Dior Couture. Ia sebelumnya bertugas mengawasi produk di divisi Louis Vuitton.
Promosi tersebut memicu spekulasi di kalangan pebisnis Eropa tentang rencana suksesi Arnault. Tidak sampai di situ, Alexandre tercatat menjalankan produk dan komunikasi di properti keluarga lain, peritel perhiasan Tiffany & Co., sementara Frederic bertanggung jawab atas pembuat jam tangan Swiss, Tag Heuer.
Jean telah ditempatkan sebagai penanggung jawab divisi baru di Louis Vuitton yang akan memproduksi jam tangan. Keluarga Arnault mengendalikan sekitar 48 persen saham LVMH, memberikannya 64 persen hak suara, menurut pengajuan sekuritas.
Dominasi Pasar Barang Mewah
Sebagian besar kepemilikan saham tercatat melalui perusahaan induk Christian Dior SE. Raksasa merek mewah yang berbasis di Paris, yang sahamnya diperdagangkan di indeks CAC 40 Euronext Paris, bernilai 454,29 miliar dolar AS, menjadikannya perusahaan paling bernilai di Eropa.
Itu membawahi beberapa merek terkenal, termasuk Sephora, Fendi, Givenchy, Stella McCartney, Marc Jacobs, dan Bulgari. Sementara pengecer lain telah berjuang dalam beberapa tahun terakhir, LVMH terus mendominasi pasar barang mewah.
Pada kuartal keempat tahun lalu, penjualan LVMH naik sembilan persen. Total pada 2022, perusahaan meningkatkan penjualannya sebesar 23 persen ke rekor 86 miliar dolar AS. Angka penjualan yang kuat telah melambungkan Arnault ke puncak daftar orang terkaya di dunia, menggulingkan nama-nama, seperti bos Tesla Elon Musk dan pendiri Amazon Jeff Bezos.
Arnault membentuk kerajaan bisnisnya dengan berhasil menggabungkan Moët Hennessy dan Louis Vuitton untuk membentuk LVMH. Sementara pengamat bertanya-tanya tentang masa depan perusahaan, ia tampaknya tidak menunjukkan tanda-tanda melambat dalam waktu dekat.
Advertisement
Mengubah Usia Pensiun
Baru-baru ini, Bernard Arnault, mengubah peraturan perusahaan yang sebelumnya mengharuskan siapa pun yang berusia 75 tahun untuk pensiun. Batas usia pensiun yang baru adalah 80 tahun.
Ia dilaporkan mempertahankan gaya hidup sehat yang ketat, mendorong pengamat untuk memprediksi bahwa ia akan menaikkan usia pensiun lagi, bahkan meninggal saat bekerja, menurut Bloomberg News.
Mengutip CNN, Arnault lulus dari École Polytechnique yang bergengsi, sebuah sekolah teknik di Paris. Ia memulai kariernya di perusahaan konstruksi milik keluarga, Ferret-Savinel, jadi bos pada 1978 setelah promosi berturut-turut.
Enam tahun kemudian, ia mendapat kabar bahwa pemerintah Prancis sedang mencari investor baru untuk mengambil alih Boussac Saint-Freres. Grup tekstil yang bangkrut memiliki aset utama, yakni Christian Dior, rumah mode Prancis yang terkenal.
Arnault membeli kendali grup, mengembalikannya ke profitabilitas dan memulai strategi mengembangkan perusahaan barang mewah terkemuka dunia. "Dalam prosesnya, ia menghidupkan kembali Christian Dior sebagai landasan organisasi baru," menurut biografi di situs web LVMH.
Tidak Setenar Elon Musk
Arnault membeli saham pengendali di LVMH pada 1989, dua tahun setelah grup tersebut dibentuk oleh penggabungan Louis Vuitton dan Moët Hennessy. Ia telah jadi ketua dan CEO perusahaan sejak itu. Meski namanya sendiri mungkin tidak langsung dikenali banyak orang, merek-merek yang telah dikembangkan oleh Arnault, dari Louis Vuitton, Christian Dior hingga Dom Pérignon, telah jadi perusahaan global ternama.
Selama tiga dekade terakhir, Arnault telah mengubah LVMH jadi pusat kekuatan barang mewah dengan 75 label yang menjual anggur, minuman keras, fesyen, barang kulit, parfum, kosmetik, jam tangan, perhiasan, perjalanan mewah, dan hotel. Ia membuka toko Louis Vuitton pertama di Beijing, China pada 1992.
Pada Januari 2021, grup ini menyelesaikan pengambilalihan perhiasan ikonis AS Tiffany & Co senilai 15,8 miliar dolar AS, akuisisi terbesar industri mewah yang pernah ada.
Upaya filantropi Arnault dilakukan terutama melalui LVMH, yang memfokuskan perlindungannya pada seni dan budaya. Pada 2019, grup tersebut menyumbangkan 200 juta euro (sekitar Rp3,3 triliun) untuk membantu membangun kembali Notre Dame setelah kebakaran besar melanda katedral Paris.
Arnault telah lama memegang gelar orang terkaya di Eropa, tapi pria berusia 73 tahun itu tidak setenar Musk. Ia pun tidak aktif secara pribadi di media sosial utama mana pun, berbeda dengan Musk yang acap kali bikin riuh di jagat maya.
Advertisement