6 Fakta Menarik Masjid Raya Sumatera Barat dengan Arsitektur Unik Berbentuk Gonjong

Masjid Raya Sumatera Barat merupakan salah satu masjid terbesar di Indonesia dengan arsitektur unik berbentuk gonjong yang terletak di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 12 Apr 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2023, 18:00 WIB
Masjid Mahligai Minang, salah satu masjid megah dengan arsitektur unik di Indonesia
Masjid Raya Sumatera Barat menampilkan arsitektur modern yang tak identik dengan kubah.

Liputan6.com, Jakarta - Masjid Raya Sumatera Barat merupakan salah satu masjid kebanggaan warga Padang. Dikenal juga sebagai Masjid Mahligai Minang, masjid ini merupakan salah satu masjid terbesar di Indonesia yang terletak di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. 

Mengutip dari laman resmi Pemerintah Kota Padang, Rabu (12/4/2023), Masjid Mahligai Minang termasuk salah satu masjid terbesar di Sumatera Barat. Pembangunan masjid yang berlokasi di Jl. Khatib Sulaiman, Alai Parak Kopi, Kec. Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat dilakukan beberapa tahap lantaran terkendala dana. 

Diketahui pembangunan Masjid Mahligai Minang hanya mengandalkan dana APBD Sumatera Barat. Peletakan batu pertama pembangunan masjid dilakukan pada 21 Desember 2007 oleh Gamawan Fauzi, Gubernur Sumatera Barat yang menjabat saat itu.

Masih banyak hal tentang Masjid Raya Sumatera Barat tersebut yang menarik untuk diketahui. Berikut enam fakta menarik Masjid Raya Sumatera Barat yang dirangkum Liputan6.com pada Rabu (12/4/2023). 

1. Arsitektur Unik Masjid Khas Berbentuk Gonjong

Arsitektur masjid ini adalah hasil rancangan Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain Masjid Raya Sumatera Barat yang diikuti 323 arsitek dari berbagai negara pada 2007. Arsitektur masjid ini mengikuti tipologi arsitektur Minangkabau dengan ciri bangunan berbentuk gonjong yaitu seoerti tanduk kerbau yang merupakan lambang rumah khas Minangkabau.

Terdapat pula penggunaan ukiran Minang sekaligus kaligrafi pada dinding bagian luar. Di samping itu, arsitektur masjid juga menggambarkan kejadian peletakan batu Hajar Aswad dengan menggunakan kain yang dibawa oleh empat orang perwakilan suku di Kota Mekah di setiap sudutnya.

 

2. Bangunan Masjid Tahan Gempa

Masjid Raya Sumatera Barat, Padang.
Menjadi landmark terbaru dari Sumatera Barat.

Berkaca dari kejadian gempa dahsyat yang menimpa Sumatera Barat pada tahun 2009, maka Masjid Raya Sumatera Barat terancang khusus untuk tahan terhadap gempa bumi hingga 10 magnitudo. Masjid Raya Sumatera Barat juga bisa digunakan untuk shelter atau lokasi evakuasi bila sewaktu-waktu terjadi bencana. Luar biasa sekali bukan?

3. Bisa Menampung 20 Ribu Jemaah

Mengutip dari laman Khazanah Masjid, Rabu (12/4/2023), Masjid Raya Sumatera Barat sudah mulai terbuka sejak 2012, hanya saja penggunaanya masih terbatas. Saat itu masjid ini hanya digunakan untuk pelaksanaan sholat jumat, sholat ied, dan dijadikan tempat pertemuan keagamaan tingkat Provinsi Sumbar.

Peresmian dan pembukaan masjid ini untuk umum terlaksana pada 7 Februari 2014. Meskipun demikian pembangunan masjid ini masih terus berjalan hingga pada akhirnya pembangunan masjid ini selesai tahun 2019.

Masjid menampung sekitar 20.000 jamaah, yakni sekitar 15.000 jamaah di lantai dasar dan selebihnya di lantai dua dan tiga. Masjid tersebut dibangun di lahan seluas sekitar 40.000 meter persegi dengan luas bangunan utama kurang dari setengah luas lahan, yakni sekitar 18.000 meter persegi, sehingga menyisakan halaman yang cukup luas. 

 

4. Biaya Pembangunan Masjid Sekitar Rp500 Miliar

Masjid Raya Sumatera Barat
Masjid Raya Sumatera Barat di Padang. (dok.Instagram @pegi_pegi/https://www.instagram.com/p/BxG2OvHhzG1/Henry

Di halaman masjid dibuat pelataran, tempat parkir, taman, dan tempat evakuasi jika terjadi tsunami. Pengerjaan pembangunan masjid ini dilakukan oleh PT. Total Bangun Persada dalam beberapa tahap.

Tiga tahap pertama mulai dari pekerjaan persiapan, pengurukan tanah, dan pemasangan struktur bangunan, lalu dilanjutkan pengerjaan ruang salat dan tempat wudu, hingga pemasangan keramik pada lantai dan ukiran sekaligus kaligrafi pada dinding bagian luar atau fasad. Tiga tahap pembangunan tersebut masing-masing menghabiskan biaya Rp103,871 miliar (2008 dan 2009), Rp15,288 miliar (2010), dan Rp31 miliar (2011).

Pada pertengahan 2012, pengerjaan pembangunan telah memasuki tahap keempat yang menghabiskan angaran Rp25,5 miliar. Pada 2013 dilanjutkan dengan pembangunan lanskap dan pemasangan kubah, lalu pada 2014  dibangun empat menara masing-masing setinggi 100 meter.

Sementara itu, biaya pengerjaan pembangunan masjid yang diperkirakan membutuhkan biaya mencapai Rp500 miliar lebih ini seluruhnya diambil dari APBD provinsi Sumatera Barat. Kerajaan Arab Saudi pernah mengirim bantuan sebesar Rp500 miliar, lantaran terjadi gempa bumi pada 2009 bantuan itu kemudian dipergunakan untuk keperluan rehabilitasi dan rekonstruksi di Sumatera Barat. 

 

5. Interior Masjid Raya Sumatera Barat

Masjid Raya Sumatera Barat
Masjid Raya Sumatera Barat didesain khusus sehingga bisa tahan terhadap gunjangan gempa bumi

Adapun interior masjid, di bagian mihrabnya dibuat menyerupai bentuk Hajar Aswad dengan atapnya yang dihiasi ukiran Asmaul Husna berwarna keemasan di sebuah latar berwarna putih. Lalu pada bagian lantai dilengkapi karpet permadani berwarna merah yang digunakan sebagai sajadah dan merupakan hadiah dari Pemerintah Turki, sehingga kaki akan dimanjakan oleh karpet yang nyaman.

Di bagian luar, terdapat taman dengan hamparan rumput hijau. Tak hanya itu Masjid ini juga menyediakan fasilitas parkir yang bisa menampung sekitar 600 mobil, karena itu pengunjung tidak akan kesulitan saat membawa kendaraan ke masjid ini.

6. Menara Masjid Menyuguhkan Pemandangan Kota Padang

Masjid  ini juga memiliki menara yang menjulang dengan ketinggian 85 meter. Menara dapat dinaiki hingga ketinggian 44 meter menggunakan lift, sehingga pengunjung bisa menikmati pemandangan kota Padang dari ketinggian. Ditambah lagi pada malam hari, Masjid ini tampak bercahaya dengan lampu yang menghiasi sekeliling masjid.

Keberadaan Masjid Mahligai Minang ini tidak lepas dari kebudayan Minangkabau. Budaya Minangkabau pada mulanya bercorakkan budaya animisme dan Hindu Budha. Kemudian sejak kedatangan para reformis Islam dari Timur Tengah pada akhir abad ke-18, adat dan budaya Minangkabau yang tidak sesuai dengan hukum Islam dihapuskan hingga hadir masjid di setiap kampung. 

 

Infografis: Masjid-Masjid Besar di Indonesia
Infografis: Masjid-Masjid Besar di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya