5 Tips Lindungi Diri dari Polusi Udara Jakarta yang Memburuk

Polusi udara Jakarta yang kian memburuk terjadi didominasi dari sektor transportasi. Polusi udara adalah campuran partikel dan gas berbahaya di udara.

oleh Putu Elmira diperbarui 15 Agu 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2023, 15:00 WIB
Polusi Udara Jakarta
Polusi Udara Jakarta (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Polusi udara Jakarta yang kian memburuk terjadi didominasi dari sektor transportasi. Polusi udara adalah campuran partikel dan gas berbahaya di udara.

Dikutip dari Airly, Selasa (15/8/2023), polusi udara berasal dari berbagai sumber, baik alami maupun buatan manusia. Beberapa polusi udara dipancarkan langsung ke udara, sementara yang lain terbentuk ketika berbagai polutan bercampur.

Sumber polusi udara alami termasuk kebakaran hutan, gunung berapi, dan badai debu. Di sisi lain, sumber polusi udara buatan manusia termasuk emisi dari pabrik, mobil, dan pembangkit listrik.

Ada beberapa alasan paparan jangka panjang terhadap kualitas udara yang tidak sehat itu berbahaya. Akibat terpenting dan gejala kualitas udara yang tidak sehat meliputi:

  • Masalah pernapasan
  • Masalah kardiovaskular
  • Bersin, tenggorokan gatal dan alergi
  • Batuk
  • Asma
  • Masalah dengan konsentrasi
  • Sesak napas
  • Kelelahan
  • Mual
  • Kanker.

Lantas, bagaimana cara melindungi diri dari udara dan polusi yang tidak sehat? Ada beberapa tips sederhana yang dapat Anda lakukan untuk melindungi diri sendiri, yakni:

1. Tutup Jendela

Jika Anda tahu bahwa kualitas udara buruk pada hari tertentu, berhentilah membuka pintu dan jendela untuk ventilasi rumah. Ini juga merupakan ide bagus untuk berinvestasi pada kipas dan filter khusus yang akan membantu Anda mengedarkan udara di dalam ruangan.

2. Pakai Masker

Belilah masker N95 dan kenakan jika Anda harus pergi ke luar. Langkah ini akan memungkinkan Anda melindungi diri dari partikel halus.

3. Mandi Setelah dari Luar Ruangan

Jakarta Juara Dunia Polusi Udara saat Diguyur Hujan Lebat
Kota lain yang mencapai kategori Tidak Sehat adalah Semarang dengan angka PM2.5 69,6 µg/m³ per pukul 08.00 WIB. Wilayah pengukuran lainnya masih masuk kategori hijau. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Cara ini akan membantu menghilangkan polutan yang mungkin ada di kulit atau rambut Anda.

4. Berada di Dalam Ruangan Sebisa Mungkin

Pada hari-hari ketika kualitas udara tidak sehat, cobalah untuk tetap berada di dalam ruangan sebanyak mungkin. Jika Anda harus keluar, batasi waktu Anda di luar dan istirahatlah di tempat yang berventilasi baik.

5. Tetap Gali Informasi dan Pantau Kualitas Udara

Ada banyak alat untuk memantau kualitas udara dan beberapa di antaranya bahkan tersedia secara gratis. Pastikan untuk memeriksa peta, aplikasi, dan filter kualitas udara khusus yang akan membantu Anda tetap waspada dan membuat keputusan yang tepat.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK memastikan upaya pemerintah menekan angka polusi udara di Indonesia, termasuk DKI Jakarta dan sekitarnya terus dilakukan. Ada beberapa solusi mitigasi mengurangi munculnya emisi ini, yakni melalui peningkatan kesadaran uji emisi kendaraan hingga mendorong penggunaan kendaran listrik.

Dikutip dari siaran pers KLHK pada Senin, 14 Agustus 2023, upaya mengurangi polusi udara tersebut disampaikan Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Sigit Reliantoro. Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil inventarisasi dari beberapa kajian, sumber pencemar udara Jakarta didominasi oleh sumber pencemar lokal.

Solusi Tekan Polusi Udara Jakarta

Polusi Udara Jakarta
Kendaraan melintas saat kabut polusi menyelimuti Jakarta, Kamis (27/7/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selain itu, penyebab pencemaran udara Jakarta berasal dari kendaraan bermotor dengan bahan bakar fosil. "Untuk DKI Jakarta, berdasarkan beberapa kajian, maka peluang terbesar untuk memperbaiki kualitas udara adalah kalau kita menyentuh dari sektor transportasi," kata Sigit.

Sigit menjelaskan sektor transportasi menjadi penyumbang 44 persen sumber pencemar, diikuti sektor industri 31 persen, manufaktur 10 persen, perumahan 14 persem dan komersial 1 persen. Karena sektor transportasi mendominasi, maka keterlibatan, dan partisipasi masyarakat dalam perbaikan kualitas udara merupakan hal yang mutlak.

Sigit menerangkan, menurut kajian ahli Prof. Puji Lestari Ph.D, ada beberapa rekomendasi untuk memperbaiki kualitas udara. Studi tersebut dilakukan untuk seluruh wilayah Indonesia, namun fokus utamanya adalah di Jawa karena berpotensi tinggi untuk pencemaran udara.

"Kebijakan yang paling direkomendasikan adalah utamanya di bidang transportasi, disusul kemudian mengawasi industri dengan memasang alat kontrol emisi yang lebih baik, dan juga mendorong efisiensi energi," jelasnya.

Khusus untuk Jakarta, ada studi lebih detail dilakukan oleh lembaga Vital Strategies yang menghasilkan delapan rekomendasi, yakni:

  1. Pengadaan kendaraan operasional listrik
  2. Pengetatan standar emisi transportasi umum menjadi EURO4
  3. Pengadaan bus listrik untuk Transjakarta non-mikro
  4. Uji emisi berkala (target EURO2)
  5. Peralihan ke angkutan umum
  6. Konversi ke kompor listrik
  7. Pengendalian debu konstruksi
  8. Pelarangan pembakaran sampah terbuka.

Framing Jakarta Kota Terpolusi di Dunia

Pembatasan Kendaraan Pribadi Perlu Diintensifkan
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Tol Jagorawi, Jakarta, Sabtu (6/7/2019). Direktur Eksekutif KPPB Ahmad Safruddin menilai pembatasan kendaraan pribadi melintas di ruas-ruas tertentu perlu diintensifkan untuk membantu mengurangi polusi udara. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Terkait framing bahwa Jakarta adalah kota terpolusi di dunia, Sigit menegaskan bahwa hal tersebut tidak valid dan perlu diluruskan. Ia mengatakan bahwa diperlukan data pembanding dengan sistem pemantauan kualitas udara yang lainnya.

"Sistem IQ Air adalah data yang sering dikutip, tapi juga ada pembanding yang menurut saya juga perlu dilihat karena, sekali lagi kita terima kasih dengan sistem pemantauan yang ada seperti ini untuk memberikan peringatan. Tetapi kalau kita di-framing bahwa kita itu terkotor di seluruh dunia nomor satu, itu yang barang kali kita perlu melihat sumber informasi lain seperti yang Index Visual Map," terang Sigit.

Ia melanjutkan, data pada waktu itu di Jakarta itu 119, ada di Copenhagen itu 500, di Alaska terjadi kebakaran hutan 200, dan juga China 262, ada 208 di India, dan bahkan di Eropa ada satu kota di Spanyol 272. "Jadi artinya framing Jakarta terpolusi nomor satu di dunia perlu diluruskan sehingga sebetulnya kalau dicek seperti ini. Jadi sebetulnya kalau ingin lebih fair kita juga harus mengecek ke sumber serupa yang punya data yang sejenis," lanjutnya.

Infografis 10 Kota Dunia dengan Kualitas Udara yang Buruk akibat Polusi
Infografis 10 Kota Dunia dengan Kualitas Udara yang Buruk akibat Polusi
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya