Liputan6.com, Jakarta - Para dokter di Gaza merekam pesan untuk para dokter Israel setelah mereka menulis surat yang menyerukan pemboman semua rumah sakit di daerah kantong Palestina itu. Rekaman ini jadi viral setelah dibagikan di dunia maya.
"Kami sebagai dokter adalah duta perdamaian. Kami menyelamatkan nyawa. Para dokter Israel yang menandatangani surat yang mempromosikan pemboman rumah sakit yang berisi pasien telah melakukan pengkhianatan terhadap profesi mulia mereka dan memikul tanggung jawab," kata para dokter di Gaza, dirangkum Dawn, Rabu (8/11/2023).
Para dokter meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan kelompok hak asasi manusia yang bekerja di bidang layanan kesehatan untuk membantu meminta pertanggungjawaban pihak yang menandatangani surat tersebut. Surat menyerukan pengeboman, yang beredar luas pada akhir pekan kemarin, dilaporkan ditandatangani sekitar 100 anggota kelompok yang disebut Dokter untuk Hak-Hak Tentara Israel.
Advertisement
Keberadaannya pertama kali dilaporkan publikasi Israel HaMedash, Minggu, 5 November 2023. Para dokter mengklaim pemboman Rumah Sakit al-Shifa, fasilitas medis terbesar di Gaza, adalah "hak sah" Israel karena itu berfungsi sebagai basis bagi "kelompok bersenjata Palestina."
"Penduduk Gaza menganggap perlu mengubah rumah sakit jadi sarang teroris untuk mengambil keuntungan dari moralitas barat, merekalah yang membawa kehancuran pada diri mereka sendiri; terorisme harus dihilangkan di mana-mana," bunyi surat tersebut. "Menyerang markas teroris adalah hak dan kewajiban tentara Israel."
Â
Bom Jatuh di Rumah Sakit di Gaza
Konvoi ambulans di luar rumah sakit dibom Jumat lalu, 3 November 2023, dan Israel mengklaim ambulans membawa pejuang Hamas. Para pejabat di al-Shifa mengatakan konvoi tersebut membawa warga sipil yang terluka ke Mesir melalui perbatasan Rafah untuk mendapat perawatan, karena pasokan medis sangat sedikit di Gaza.
Setidaknya 15 warga Palestina tewas dan 60 lainnya luka-luka dalam pemboman tersebut. Para penandatangan surat Israel, kata para dokter di Gaza, "bertanggung jawab penuh jika, amit-amit, terjadi sesuatu pada rumah sakit."
Suara Yahudi untuk Perdamaian (JVP), yang memimpin protes terhadap pemboman Israel di Gaza dan telah lama menyerukan diakhirinya kebijakan apartheid di wilayah pendudukan Palestina, mengatakan para dokter yang menandatangani surat tersebut "lalai dalam tugas mereka" untuk melindungi nyawa manusia.
"Kami ingin membangun dunia yang menjunjung kesucian hidup, secara setara, bagi semua orang, bukan dunia yang mendukung pemusnahan warga Palestina," kata JVP. "Kami tidak akan berhenti berjuang sampai kami mendapatkan keadilan, bagi rakyat Palestina dan seluruh rakyat."
Advertisement
Bantahan Klaim Israel
Jurnalis Al Jazeera, Sana Saeed, mengatakan pemboman Israel dan klaim bahwa rumah sakit adalah sarang teroris sangat tidak memanusiakan para pekerja medis karena mereka telah "mempertaruhkan nyawa mereka" bagi lebih dari 2 juta orang, yang mana setengahnya adalah anak-anak, yang tinggal di Gaza.
"Kami bersumpah untuk melindungi nyawa manusia," kata para dokter di Gaza. "Karena itu, (kami) tidak boleh mengkhianati sumpah dan profesi."
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia membantah tuduhan militer Israel, yang menyebut bahwa Rumah Sakit Indonesia di Gaza merupakan tempat kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangannya.
"RS Indonesia di Gaza adalah fasilitas yang dibangun masyarakat Indonesia, sepenuhnya untuk tujuan kemanusiaan dan melayani kebutuhan medis masyarakat Palestina di Gaza," ujar Juru Bicara Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal melalui pesan singkat, 7 November 2023, lapor kanai Global Liputan6.com.
Iqbal menjelaskan rumah sakit tersebut saat ini dikelola sepenuhnya oleh otoritas Palestina di Gaza, meski dalam beberapa kesempatan, selalu ada relawan Indonesia yang bertugas di sana.
Merawat Pasien Melampaui Kapasitas
Iqbal menambahkan, rumah sakit tersebut merupakan salah satu fasilitas medis di Gaza yang masih berfungsi di tengah banyaknya korban jiwa maupun luka akibat serangan Israel. "Rumah sakit ini saat ini merawat pasien dalam jumlah jauh melampaui kapasitasnya," kata dia.
Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Dr Atef al-Kahlout, merasa sedih ketika rumah sakit tempat ia bekerja berada di ambang kehancuran di tengah aksi pemboman Israel yang tiada henti. "Organisasi Hak Asasi Manusia menyelamatkan rakyat Palestina dari mesin penghancur Zionis," demikian keterangan unggahan yang dibagikan akun Instagram-nya @almajd_free, baru-baru ini.
"Sumpah, ini air mata tidak berdaya, keluh kesah ke Allah. Kami mengeluh pada Allah tentang negara-negara Arab dan umat Muslim. Kami mengadu pada Allah soal dunia yang tidak adil dan apa yang terjadi pada warga sipil kami," imbuhnya.
Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammad Shtayyeh menangis saat sesi pembukaan rapat kabinet di Ramallah, Tepi Barat pada 6 November 2023. "Anak-anak menulis nama mereka di tubuhnya, sehingga jenazah mereka bisa teridentifikasi," kata Mohammad Shtayyeh, dikutip dari Washington Post, 7 November 2023.
"Ibu tiga anak yang tertimbun reruntuhan menceritakan pada anak-anaknya. Biarkan aku melihatmu, meski ... (jeda menangis) ... ampunilah jiwa para syuhada dan aib para penjahat," kata Mohammad Shtayyeh.
Advertisement